Kamis, 23 Desember 2010

Juara olimpiade

Dengan kepala menunduk, anak muda yang mulai kelelahan itu berkata lirih, “Kau bisa, kau bisa, kau bisa..” Kata-kata ini diucapkan berulang-ulang untuk memberinya tenaga tambahan kepada kedua kakinya yang berderap menyentuh aspal bergantian. Sesaat ia menatap garis finish yang berada beberapa puluh meter di depannya. “Sudah dekat.. ayolah kamu bisa !” katanya pada diri sendiri.
Kilatan-kilatan cahaya dari kamera para wartawan akhirnya menghinggapinya saat Chris Burke memasuki finish. Mikrofon-mikrofon besar segera di arahkan oleh para kuli tinta itu untuk menangkap komentar sang juara baru.
Tapi jangan salah sangka, Chris hanyalah juara ketiga dari lomba lari di olimpiade khusus penderita cacat itu. Dengan tersenyum lebar, Chris merangkul sang juara pertama, seseorang yang memang tidak pernah ia kenal selama ini.
Setelah puas mewawancara juara pertama, wartawan pun segera mengerumuni Chris. Chris pun segera maju menerima salaman para wartawan dengan kegembiraannya yang meluap-luap, “Aku hanya ingin mengatakan betapa bahagianya aku menjadi juara ketiga.” Kata Chris kepada wartawan-wartawan itu.
“Ya.. ceritakan kepada kami” sahut salah seorang wartawan dengan aneh ketika melihat Chris sangat bangga dengan juara ke-tiganya.
“Wow..!” kata Chris. “Terima kasih karena telah mewawancarai aku. Luar Biasa ! Terima kasih, aku sangat bahagia karena dapat berada di sini dan dapat mengakhiri kompetisi ini dengan baik. Aku memang cuma juara ke-tiga, tetapi ini sungguh luar biasa, tidak jelek bukan ?”
Tanpa menunggu jawaban dari wartawan itu, Chris lalu menyodorkan wajahnya ke kamera-kamera video wartawan yang lain agar seluruh dunia dapat melihat kegembiraan yang ia rasakan saat ini.
“Terima kasih kepada semua yang telah mau bergembira dengan melihat peristiwa istimewa ini, mari kita rayakan..” Setelah berkata demikian, Chris lalu berbalik ke arah penonton, untuk menerima pelukan dari orang tua dan para penonton yang lain.
Chris Burke berusia 14 tahun saat itu. Ia adalah salah satu peserta dalam Olimpiade Khusus bagi Para Cacat.
Ups… ada yang lupa kutulis, peserta lomba lari ini cuma tiga orang..
(Diadaptasi dari “Gifts of the Heart”, oleh Bettie B. Youngs)
PS.
Chris Burke adalah penderita syndrom down, atau yang biasa disebut dengan Tuna Grahita. Penderita syndrom down biasanya memiliki ciri-ciri fisik yang khas, dan IQ yang tidak lebih dari 75 poin. Chris lahir pada tahun 1975.
Chris Burke akhir-akhir ini dikenal sebagai salah satu aktor serba bisa yang yang cukup kharismatik, salah satu serial televisi yang pernah dibintanginya ialah “Life Goes On”. Acara TV ini pernah mendapatkan rating yang cukup tinggi selama 4 tahun ! Chris juga sering diundang dalam berbagai acara Talk Show di berbagai stasiun TV, dan dunia selalu dibuat heran dengan bagaimana cara dia berbagi semangat kepada orang-orang. Lomba lari di atas adalah awal karir dia, sebuah tempat permulaan dimana dunia mengenal dan ‘banyak belajar’ dari dia.
- Klik disini untuk melihat biografi Chris Burke.
- Klik disini untuk melihat video wawancara motivatif Chris Burke.
- Klik disini untuk melihat Chris Burke nge-band.
- Klik disini untuk mengetahui apakah Syndrom Down itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar