Jumat, 24 Desember 2010

The Luck Factor


the-luck-factor
Di posting ini aku mo cerita tentang sebuah buku…
Beberapa hari lalu ada seorang temen yang baru pulang piknik dari luar negeri. Ia memberiku oleh-oleh buku sebuah buku yang berjudul “The Luck Factor”, tulisan dari seorang psikolog Max Gunther. Aku coba baca, dan ternyata aku banyak nemu pemikiran-pemikiran keren penulisnya. Bukan hanya ‘pemikiran’ belaka, karena buku ini adalah hasil riset psikologi dia  selama beberapa tahun.
Dalam buku ini, Max Gunther memaparkan hasil penelitian-penelitiannya tentang keberuntungan. Tahukah keberuntungan itu apa? ‘beruntung’ itu berbeda dengan ‘sukses’. Tetapi keberuntungan adalah salah satu faktor utama yang bisa membawa seseorang menjadi sukses atau gagal.
Orang yang sudah giat bekerja, terus belajar, pantang menyerah – tetapi tidak beruntung – biasanya tetap sulit untuk sukses. orang yang memiliki keberuntungan biasanya lebih ‘dekat’ dengan kesuksesan.
Max Gunther mengartikan ‘beruntung’ adalah  sebuah kejadian mendadak – yang mampu merubah hidup kita menjadi lebih baik – dengan cara-cara yang tidak masuk akal.
Contohnya adalah ketika saat kita menemukan uang di jalan; saat tiba-tiba bertemu pejabat yang mau memberi pekerjaan; menang undian; tidak sengaja ‘menabrak’ cewek cantik, seksi, baik hati, kaya raya – yang kelak menjadi istri kita.. (wuih… pengeeen)  dan sebagainya.  Orang yang sering mengalami kejadian-kejadian seperti ini akan disebut sebagai ‘orang beruntung’.
Dalam penelitiannya, Max Gunther membandingkan dua kelompok orang, yaitu orang-orang yang ‘tidak beruntung’ dan orang-orang ‘beruntung’. Dia lalu meneliti cara hidup, cara pikir, kebiasaan, hingga sifat-sifat dari dua kelompok orang itu.
Dia menemukan kesimpulan yang fantastis, ternyata orang-orang yang ‘beruntung’ memiliki karakter yang sangat berbeda dengan orang-orang yang ‘tidak beruntung’. Orang yang beruntung biasanya :
  • Rajin
  • Melakukan sesuatu dan bekerja secara sungguh-sungguh demi kepuasan batin, bukan sekedar demi uang saja.
  • Suka menolong dan punya fokus yang besar terhadap kehidupan di sekitarnya.
  • Positive thinking
  • Selalu kelihatan bersemangat dan tidak mudah menyerah
  • Punya idealisme, tidak plin-plan, selalu mantap dengan keputusannya.
  • Percaya diri
  • Sabar, tahu betul bahwa tidak semua hal bisa dipersingkat, sadar bahwa ada tahap-tahap tertentu untuk dapat meraih sesuatu.
Sedangkan orang-orang yang kurang beruntung biasanya :
  • Suka menyepelekan.
  • Bekerja cenderung karena uang atau imbalan. Jika tidak ada uang atau imbalan dibalik sebuah pekerjaan/aktivitas , ia akan menghindarinya.
  • Mementingkan diri sendiri dan enggan berfokus pada orang lain.
  • Negative thinking atau malah terlalu positive thinking.
  • Bingung memutuskan sesuatu, dan lebih percaya keputusan orang lain dari pada keputusannya sendiri.
  • Mudah putus asa atau malah terlalu percaya diri (baca: nekat).
  • Tidak sabaran, mengharapkan semuanya segala praktis dan cepat saji.
Di buku ini sebenarnya masih banyak analisa dan kesimpulan-kesimpulan lain yang tidak mungkin ditulis semua di blog ini. Penelitian yang dia tulis di buku ini juga tidak cuma satu kali saja, melainkan melalui banyak eksperimen dengan sampel yang berbeda-beda, tetapi semua penelitian itu mengacu pada sebuah kesimpulan yang sama :
Keberuntungan bukan sekedar nasib, keberuntungan tidak hanya datang begitu saja, melainkan bisa ‘diciptakan’ oleh manusia itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar