Rabu, 24 Agustus 2011

Dokter belajar Zen

Seorang dokter muda di Tokyo yang bernama Kusuda bertemu
dengan teman sekolahnya yang telah mempelajari Zen. Dokter
muda itu menanyakan apakah Zen itu.

"Saya tidak bisa mengatakan kepada anda apakah Zen itu,"
temannya menjawab, "Tetapi satu hal yang pasti. Jika anda
memahami Zen, anda tidak akan takut untuk mati."

"Baiklah, " kata Kusuda. "Saya akan mencobanya. Dimanakah
saya bisa mendapatkan seorang guru?"

"Pergilah ke Guru Nan-in," temannya memberitahukan
kepadanya.

Oleh sebab itu Kusuda pergi menjumpai Nan-in. Ia membawa
sebuah pisau belati yang panjangnya sembilan setengah inci
untuk mengetahui apakah guru itu takut akan kematian atau
tidak.

Ketika Nan-in melihat Kusuda, ia berseru, "Hai, teman. Apa
kabar? Sudah lama kita tidak berjumpa!" Ini membuat Kusuda
bingung, lalu ia menjawab, "Kita belum pernah bertemu
sebelumnya."

"Benar," Nan-in menjawab, "Saya kira anda adalah seorang
dokter yang belajar di sini."

Dengan sikap pembuka yang seperti ini, Kusuda kehilangan
kesempatan untuk menguji si guru, sehingga dengan malu ia
memohon untuk diberikan instruksi Zen.

Nan-in mengatakan, "Zen bukanlah tugas yang berat. Jika anda
adalah seorang dokter, perlakukanlah pasien anda dengan
kebaikan. Itulah Zen."

Kusuda mengundang Nan-in tiga kali. Setiap kali Nan-in
mengatakan hal yang sama, "Seorang dokter tidak boleh
memboroskan waktunya di sini. Pulanglah dan rawatlah pasien
anda."

Masih belum jelas bagi Kusuda bagaimana ajaran seperti itu
bisa menghapuskan ketakutan akan kematian. Oleh sebab itu,
pada kunjungan keempat ia mengeluh, "Teman saya mengatakan
bahwa jika mempelajari Zen, seseorang akan kehilangan
ketakutan akan kematian. Setiap kali saya datang ke sini,
anda menasihati saya untuk merawat pasien saya. Saya sudah
tahu hal itu. Jika inilah yang anda katakan sebagai Zen,
saya tidak akan mengunjungi anda lagi."

Nan-in tersenyum dan menepuk dokter itu, "Saya telah terlalu
ketat terhadap anda. Marilah saya berikan sebuah koan kepada
anda." Ia memberikan kepada Kusuda sebuah Mu dari Joshu
untuk dipikirkan, yang merupakan tugas pencerah-pikiran
pertama di dalam buku yang berjudul "The Gateless Guide"
(Pintu Gerbang yang tidak Berbatas).

Kusuda mengggeluti masalah Mu (Tiada Apa-Apa) selama dua
tahun. Akhirnya, ia merasa bahwa telah mencapai kemajuan
dalam pikiran. Akan tetapi, si guru berkomentar, "Anda masih
belum mencapai kemajuan."

Kusuda melanjutkan dengan penuh konsentrasi selama satu
setengah tahun lagi. Pikirannya menjadi tenang. Problem
terselesaikan. Tiada Apa-Apa menjadi kebenaran. Ia merawat
pasiennya dengan baik dan bahkan tanpa ia sadari, ia telah
bebas dari pemikiran tentang kehidupan dan kematian.

Lalu, ketika ia mengunjungi Nan-in, gurunya yang dulu ini
hanya tersenyum.
vasm is offline  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar