Rabu, 24 Agustus 2011

Memecahkan patung Buddha

Di sebuah monastery Zen terdapat seorang master Zen dan seorang muridnya.
 Untuk mengajarkan kesunyataan, maka di depan murid, sang Guru mengangkat patung Buddha dari keramik dan kemudian menjatuhkannya hingga pecah.
 Murid terbengong sejenak dan kemudian merasa tercerahkan.
 Setelah peristiwa itu, si murid mohon diri untuk turun gunung. Sang Guru sedih dan hendak menahannya, tapi si murid bersikeras. Tak lama kemudian, sang guru meninggal dan ada peristiwa2 yang menunjukkan bahwa beliau telah menjadi Bodhisattva.

 Si murid mengajarkan hal itu kepada masyarakat desa di kaki gunung. Setiap ia menemukan pemilik rumah memiliki patung Buddha ia selalu membanting dan memecahkannya. Demikianlah seterusnya, penduduk2 desa itu mengajar ke desa-desa lain dimana orang2 semuanya mulai membanting dan memecahkan patung Buddha. Mereka berkata : patung is patung, buang ketahayulan!

 Sampai suatu ketika terjadi gempa bumi dahsyat dan semua dari mereka mati. Ternyata si murid dan mereka semua terlahir di neraka.

 Koan : Perbuatan yang sama, tapi terlahir di tempat yang berbeda. Mengapa???

 Hints:
 - Belajar Zen harus memahami esensinya, bukan sekedar meniru penampilan luarnya belaka.
 - Apa yang nampak diluarnya mungkin sama, tapi proses dalam batin adalah tanggung jawab masing2 pribadi.
 - Belajar memutuskan kemelekatan janganlah menjadi sebuah kemelekatan baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar