Seorang suci bernama Joneyed pergi ke Mekah dengan berpakaian pengemis. Di sana ia melihat seorang tukang sedang mencukur seorang kaya. Ketika ia minta supaya dicukur juga, tukang cukur itu segera meninggalkan orang kaya dan mencukur Joneyed. Ia tidak memungut biaya dari Joneyed. Malah sebaliknya, Joneyed diberinya uang sedekah.
Joneyed begitu terharu sehingga ia berniat untuk memberikan semua sedekah yang akan diterimanya pada hari itu pada si tukang cukur.
Tidak disangka, seorang peziarah yang kaya memberi Joneyed sekarung emas. Joneyed pergi ke kios tukang cukur pada malam itu juga dan menyerahkan sekarung emas itu kepadanya.
Tukang cukur itu mengejeknya:
'Anda ini orang suci macam apa? Tidak malukah Anda membayar sebuah pengabdian cinta?'
Kadang-kadang terdengar orang berkata: 'Tuhan, kami ini sudah berbuat begitu banyak bagimu. Apa ganjaran kami sekarang?'
Kalau ganjaran ditawarkan atau dicari; cinta menjadi barang dagangan.
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
Joneyed begitu terharu sehingga ia berniat untuk memberikan semua sedekah yang akan diterimanya pada hari itu pada si tukang cukur.
Tidak disangka, seorang peziarah yang kaya memberi Joneyed sekarung emas. Joneyed pergi ke kios tukang cukur pada malam itu juga dan menyerahkan sekarung emas itu kepadanya.
Tukang cukur itu mengejeknya:
'Anda ini orang suci macam apa? Tidak malukah Anda membayar sebuah pengabdian cinta?'
Kadang-kadang terdengar orang berkata: 'Tuhan, kami ini sudah berbuat begitu banyak bagimu. Apa ganjaran kami sekarang?'
Kalau ganjaran ditawarkan atau dicari; cinta menjadi barang dagangan.
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar