Kamis, 23 Desember 2010

Menjual sisir


SisirPada suatu hari, sebuah perusahaan sisir akan mengadakan ekspansi untuk area pemasaran yang baru. Perusahaan sisir tersebut lalu membuka lowongan pekerjaan. Karyawan baru itu akan ditempatkan di Divisi Marketing. Setelah lowongan dibuka, banyak sekali orang yang mendaftarkan diri untuk mengisinya. Lebih dari 100 orang pelamar datang ke perusahaan itu setiap harinya.
Setelah melalui berbagai proses seleksi yang cukup ketat, terpilihlah tiga kandidat utama. Sebut saja A, B, dan C. Perusahaan lalu melakukan seleksi final dengan memberi tugas kepada tiga orang terpilih. Seleksi finalnya ialah A, B, dan C diminta untuk menjual sisir kepada para biksu – yang tinggal pada sebuah komplek wihara – di area pemasaran baru tersebut – dalam jangka waktu 10 hari. Bagi sebagian orang, tugas ini sangat tidak masuk akal, mengingat biksu-biksu itu berkepala gundul dan tidak pernah memerlukan sisir.
Sepuluh hari pun berlalu, akhirnya tiba saat ketiga pelamar tersebut datang kembali pada perusahaan untuk melaporkan hasil penjualannya.
Pelamar A :
Saya hanya mampu menjual satu sisir. Saya sudah berusaha menawarkan sisir itu kepada para biksu di sana, tetapi mereka malah marah-marah karena saya dikira melecehkan. Tetapi untung, ketika saya berjalan menuruni tangga, ada seorang biksu muda yang mau membeli satu sisir saya. Sisir itu akan ia gunakan untuk menggaruk kepalanya yang ketombean.
Pelamar B:
Saya berhasil menjual sepuluh buah. Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan – karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya – dan membeli 10 sisir untuk para peziarah – agar mereka menunjukkan rasa hormat pada sang Buddha – saat bersembahyang.
Pelamar C:
Saya berhasil menjual seribu buah. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari di biara itu, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana . Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, “Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.”  Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir bagus dan murah.  Saya lalu meminta pimpinan biksu tersebut untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir – sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir.
Memang, akhirnya perusahaan sisir tersebut menerima ketiga orang tersebut sebagai karyawan-karyawan barunya. Tetapi tentu saja posisi mereka di perusahaan dibedakan. Pelamar C ditempatkan sebagai Marketing Manajer yang baru, pelamar B menjadi asisten manajernya, sedangkan pelamar A hanya menjadi sales marketing biasa.
REFLEKSI:
Cerita tersebut menggambarkan riset yang pernah Universitas Harvard. Riset tersebut menunjukkan bahwa 85% kesukesan adalah karena sikap dan 15% adalah karena kemampuan. Sikap ternyata lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus, dan keberuntungan. Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial, dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap dalam menghadapi masalah.
Sedangkan keputusan perusahaan untuk menyuruh ketiga pelamar tersebut menjual sisir pada biksu sangat mencerminkan kata-kata Dalai Lama, “Lingkungan yang keras sangat membantu untuk membentuk kepribadian, sehingga dimiliki nyali kuat untuk menyelesaikan semua masalah.”
sooo…  mungkin ini adalah salah satu jawaban kenapa saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru baru yang bermunculan. Jadi, dengan sepenuh hati terapkan sikap kerja yang benar, yaitu menitikberatkan pada pemberdayaan diri, hubungan sosial, dan adaptasi (85%) – tetapi tetap tidak melupakan skill (15%) – agar bisa mendapatkan kesuksesan yang 100%.

Pensil

Pada jaman dulu, pensil dibuat secara manual dalam arti tidak menggunakan mesin-mesin canggih seperti sekarang. Sebelum merakit pensil, seorang tukang pensil memilih kayu kecil yang benar-benar lurus dengan ukuran yang sesuai. Sesudah itu ia akan membelah kayu menjadi dua tepat di tengah. Di tengah-tengah belahan kayu tersebut dipasang batangan grafit. Sepasang kayu tersebut kemudian diolesi lem dan dikatupkan kembali.
Proses itu pulalah yang dilakukan oleh Charles. Charles adalah seorang tukang pensil yang cukup terkenal. Memang, tidak banyak orang yang bisa membaca dan menulis waktu itu. Hanya orang-orang tertentu saja yang membutuhkan jasa Charles. Biasanya kaum bangsawan maupun keluarga kerajaan. Sehingga, kedudukan pembuat pensil di mata masyarakat waktu itu pun juga cukup terpandang.
Tetapi ada yang unik dari Charles. Setelah selesai merakit pensil dan sebelum dimasukkan ke kotaknya, Charles selalu berkata-kata dulu pada pensil buatannya. Begini katanya:
“Ada lima hal yang wajib kamu ketahui untuk menjadi pensil yang sempurna.” Ia melanjutkan,
Pertama, ingatlah bahwa kalian hanya bisa menghasilkan tulisan yang indah jika ada sebuah tangan yang menuntun kalian.
Kedua
, setiap akan dipakai kalian akan diraut dan dikikir. Ini adalah proses yang sangat menyakitkan. Tapi hanya itulah satu-satunya cara agar kalian bisa selalu tajam, sempurna, dan layak digunakan.
Ketiga
, jangan takut untuk berbuat salah karena kalian bisa memperbaikinya sekalipun tidak bisa menghapusnya.
Keempat
, bagian terpenting pensil terletak di dalam diri kalian, yaitu batangan grafit untuk menulis.
Kelima
, mungkin kalian tidak digunakan untuk menulis di atas kertas melulu, adakalanya di tembok, di kanvas, atau di tempat-tempat lain yang tidak seharusnya. Tetapi, tetaplah setia untuk menggoreskan grafitmu. Karena tugasmu hanyalah menulis, tidak peduli dimanapun kamu akan ditugaskan.”
——————-

Jika cerita di atas direnungkan, apa yang dikatakan Charles kepada pensil buatannya sangat mirip dengan apa yang terjadi pada manusia:
Pertama, manusia akan hanya bisa menghasilkan karya yang indah jika manusia tersebut membiarkan Tangan Tuhan mengendalikannya.
Kedua, manusia akan selalu bertemu dengan berbagai masalah. Tetapi harus diakui bahwa masalah-masalah tersebut membuat manusia bisa makin bertumbuh dan makin sempurna.
Ketiga, setiap manusia bisa berbuat salah, tetapi setiap manusia juga bisa memperbaiki kesalahan sekalipun tidak mampu untuk menghapusnya.
Keempat, keindahan manusia justru terletak pada bagian dalamnya, bukan pada sisi luarnya.
Kelima, adakalanya manusia merasa berada di tempat-tempat yang tidak seharusnya. Tetapi manusia harus tetap setia dengan peran dan tugasnya di tempat-tempat tersebut, mungkin Sang Pencipta memiliki rencana tersendiri kenapa manusia dibiarkan berada di tempat-tempat yang tidak seharusnya.

Es krim 1/2 dollar


Es KrimPada suatu hari seorang anak kecil masuk ke sebuah restoran terkenal. Dengan langkah riang dan sedikit berlari, anak kecil itu duduk di salah satu bangku kosong di sana. “Sangat Ramai.” gumamnya. Anak kecil itu kemudian mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan restoran. Seorang pelayan perempuan pun segera datang menghampiri anak kecil itu dengan membawa buku menu makanan.
“Mau pesan apa, dik?” Tanya pelayan itu. “Berapa harga satu porsi es krim bertabur strawbery dan coklat itu?” Si anak balik bertanya sambil menunjuk salah satu gambar yang terpampang di tembok restoran.
“2 Dollar.” Jawab si pelayan dengan ramah. Anak itu kemudian memasukkan tangannya ke dalam saku dan mengeluarkan beberapa keping uang receh dan menghitungnya. “Kalau es krimnya tanpa strawberry dan coklat berapa?”. “1 Dollar.” jawab pelayan itu dengan sedikit aneh.
Anak itu kemudian memasukkan tangannya ke saku yang lain, dia mengeluarkan recehan lagi, dan mulai menghitungnya. “Kalau es krimnya tanpa strawberry dan coklat, serta cuma separuh porsi saja berapa?” “Setengah Dollar!” jawab pelayan itu agak ketus. “Baik, saya pesan itu saja.” Kata si anak lagi.
Pelayan itu segera kembali ke dapur. Beberapa saat kemudian pelayan kembali ke meja si anak sambil membawa pesanannya. Anak itu pun segera memakan es krim tersebut dengan lahap. Setelah es krim selesai dimakan, pelayan kembali menemui anak itu sambil membawa nota pembayaran.
“Semua setengah dollar.” Kata pelayan sambil menyodorkan nota kepada si anak. Si anak lalu mengeluarkan semua uang receh miliknya dan memberikannya pada pelayan. “Ini setengah dollar.” Katanya. Kemudian, tangan anak itu merogoh saku belakangnya dan mengeluarkan selembar uang 10 Dollar. “Dan ini tips untuk kamu.” Kata anak itu sambil menyerahkan 10 dollar itu.
(author unknown – ditulis ulang dan diterjemahkan dari buku “Six Great Lesson” oleh Mary Jane)
—————–
Memang, kadang manusia hanya melihat sesuatu dari luarnya. Bahkan saya sendiri pun sering mengalami hal itu. Kesibukan dan keruwetan kejadian sehari hari bisa membuat seseorang lupa untuk ‘melihat lebih dalam’ orang-orang di sekitarnya. Sangat wajar jika seseorang yang sudah pakai Jas mulai menganggap remeh orang-orang yang hanya menggunakan T-Shirt.
Tapi cerita di atas mengingatkan saya lagi, bahwa sesuatu yang berharga kadang muncul dari hal-hal yang biasa-biasa saja. Rejeki bisa datang dari arah yang tak terduga, bahwa mata manusia kadang terlalu sempit untuk dapat melihat spektrum kepribadian seseorang. Seperti halnya hujan yang tetap bisa turun saat matahari bersinar terik.. seperti siang tadi.
Semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran yang cukup berharga bagi mereka yang membacanya.. termasuk saya..  salam.

Hotel

Seorang anak muda yang sedang bermain di luar kota. Angkutan umum sudah habis dan ia kesulitan untuk pulang. Maka ia memutuskan untuk menginap di rumah yang ditemuinya. “Pak, bolehkah saya menginap di sini?” tanya anak muda itu kepada pemilik rumah. “Tidak boleh! memang kamu pikir rumah ini hotel?” jawab pemilik rumah itu dengan ketus.
“Memang rumah ini dulu dibangun oleh siapa?” balas anak muda. “Oleh kakek buyut saya!” jawab pemilik rumah itu. “Lalu kakek buyutmu sekarang dimana?” Anak muda itu tidak mau kalah. “Kakek buyut saya meninggal 40 tahun lalu, kemudian rumah ini ditinggali anaknya – yaitu kakek saya. Sesudah kakek saya meninggal, bapak dan ibu saya tinggal di sini. Tetapi tiga tahun yang lalu bapak saya meninggal, lalu saya dan istri saya memutuskan untuk pindah ke mari dan menemani Ibu. Mungkin kelak saya akan mewariskan rumah ini pada salah satu anak saya.” Pemilik rumah itu bercerita dengan cepat.
“Lalu kenapa kamu tidak mau menyebut rumah ini sebagai hotel?” Tanya si anak muda, “Penghuni rumah ini selalu berganti, selalu datang dan pergi, seperti sebuah penginapan.”

Kotak sepatu

Henry dan Marta sudah menikah lebih dari 40 tahun. Tentu, sepasang manusia itu kini telah renta. Umur Henry 72 tahun dan umur Marta 68 tahun. Ketika hidup berumah tangga, keduanya tidak pernah menyimpan rahasia. Kecuali, sebuah kotak sepatu yang di simpan Marta di lemari pakaiannya. Marta  berpesan kepada suaminya untuk tidak sekali-kali membukanya atau bahkan menanyakan tentang barang itu kepadanya.
Suatu ketika, Marta sakit keras. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Henry dan anak-anak mereka untuk menyembuhkan Marta. Tetapi, tak satu pun yang berhasil. Dokter sudah angkat tangan dengan penyakit Marta. Mengingat tuanya usia Marta, tidak mungkin bagi dokter untuk melakukan tindakan-tindakan medis seperti yang biasa dilakukan pada penderita biasa.
Saat berbaring di tempat tidur, Marta berkata lirih pada suaminya, “Tolong ambilkan kotak sepatu di lemari pakaianku.” Henry segera beranjak dari tempat duduknya dan mengambil kotak sepatu itu, lalu memberikannya pada istrinya. Rupanya Marta sadar, bahwa ini adalah saat yang tepat untuk membuka rahasia di dalam kotak sepatu itu.
“Bukalah.” Marta berkata lagi pada suaminya. Perlahan-lahan Henry membuka penutup kotak itu. Henry mendapati ada dua boneka rajut dan setumpuk uang senilai hampir sepuluh juta rupiah. Henry lalu menanyakan ada apa dengan dua boneka rajut dan uang itu pada istrinya.
“Ketika kita menikah, ada sebuah rahasia perkawinan yang dituturkan Nenekku.” Marta bercerita, “Nenekku berpesan bahwa jangan sekali-kali membentak atau berteriak pada suamimu. Nenek bilang jika suatu saat saya marah padamu, saya harus tetap diam dan merajut sebuah boneka.” Henry hanya bisa terdiam saat mendengar cerita istrinya. Dan, air mata pun mulai bercucuran di pipinya.
“Sayang, lalu bagaimana dengan uang sepuluh juta ini?” Tanya Henry pada Marta, “Darimana engkau mendapatkan sebanyak ini?” Isteri menyahut, “Oh, itu adalah uang hasil penjualan dari boneka-boneka yang pernah saya buat.”

Kisah sepatu

Seorang raja berjalan kaki melihat-lihat keadaan ibu kota. Di jalan depan istana, kakinya terluka karena menginjak batu tajam. “Jalan di depan istana ini sangat buruk. Aku harus memperbaikinya,” begitu pikirnya. Maka, Sang Raja segera merumuskan proyek untuk memperbaiki jalan di depan istana itu. Ia ingin jalan itu dilapisi dengan kulit sapi terbaik, agar siapapun yang melewatinya tidak terluka. Persiapan mengumpulkan sapi-sapi di seluruh negeri dilakukan.
Di tengah kesibukan luar biasa itu, seorang pertapa menghadap raja dan berkata, “Wahai Paduka. Mengapa Paduka mengorbankan sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan tersebut, padahal yang Paduka perlukan hanya dua potong kulit sapi untuk sepatu yang berfungsi melapisi telapak kaki Paduka?”
———
Ah, cerita klasik di atas mengingatkanku betapa seringnya aku menuntut dunia agar berubah sesuai dengan keinginanku, demi kenyamananku dan harapanku. Padahal, dengan sedikit perubahan pada diriku sendiri, aku sebenarnya sudah bisa mengatasi itu semua.
Aku ingat betul, bagaimana dulu aku sering berusaha membuat orang-orang di sekitarku agar mengagumi – atau setidaknya suka dengan aku. Aku berusaha keras untuk itu karena aku yakin semua itu bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi ada sebuah titik nadir yang membuat aku sadar, bahwa aku tidak bisa memaksa setiap orang untuk menyukai aku.
Kenapa aku harus berjuang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak dapat aku rubah?
Bukankah lebih baik menata diri dan komposisi tubuh ini agar selalu tumbuh dinamis – seiring dengan keadaan dan perubahan di sekitarku?
Seperti sulur-sulur tumbuhan rambat yang merayap mengikuti bentuk tembok.. tetapi mampu menghancurkannya.. Seperti lumut yang tumbuh naik turun mengikuti tekstur batu, tetapi sangat berpotensi untuk membuatnya rapuh.. Seperti awan yang selalu bergerak mengikuti angin, tetapi mampu menjadi hujan dan cuaca yang justru memutarbalikkan arah angin itu sendiri.. semoga.. ^^
.

Email

Cerita ini berawal ketika seorang pemuda melamar menjadi cleaning service di sebuah perusahaan. Perawakannya yang kecil sangat mirip dengan anak SMP walaupun usianya sudah dua puluh tahun. Tetapi bukan hanya penampilannya, pemuda itu benar-benar cuma lulusan SMP. Makanya, dia memilih melamar jadi cleaning service saja.
Hari itu adalah hari yang teramat berat bagi mantan anak SMP itu. Pertama-tama ia harus menjalani tes wawancara, kemudian tes penggunaan alat-alat pembersih modern yang tidak ia mengerti, belum lagi tatapan  mata para pengawas yang terlihat seperti sangat meremehkan perawakannya yang mirip anak SMP.
Akhirnya tes hari itu pun berakhir, seorang pegawai personalia menemuinya lalu berkata, “Oke, cukup untuk hari ini, tolong isi formulir ini. Jangan lupa untuk mengisi email, karena kami akan mengumumkan hasil tes ini lewat email.”
” Pak, maaf, saya tidak punya email.” Jawab pemuda itu.
“Ya sudah, maaf juga, berarti Anda belum layak untuk bekerja di perusahaan Teknologi Informasi ini.” Kata pegawai personalia itu.
Dengan kecewa, mantan anak SMP itu pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, tiba-tiba tetangganya menemuinya. Tetangga itu bercerita bahwa ia punya sebuah pohon mangga yang berbuah lebat, tetangga itu meminta tolong pemuda itu untuk menjualkannya di pasar. “Nanti hasilnya 60 persen buat kamu, 40 persen buat aku. Gak banyak kok, paling-paling cuma sekitar 10 kg.”
Pemuda itu pun menyetujuinya dan segera membawa mangga-mangga itu ke pasar lalu menjualnya. Setelah semuanya terjual, pemuda itu menemui tetangganya lagi dan mengambil 60% bagiannya. Dia malah dapat ide, dia menemui tetangga yang lain yang masih punya pohon mangga lalu membelanjakan semua uangnya untuk membeli mangga tersebut dan menjualnya lagi ke pasar. Dia sangat senang ketika melihat uang di tangannya menjadi berlipat ganda.
Hal ini akhirnya rutin ia lakukan. Bukan hanya mangga, mantan anak SMP itu mulai mencari alternatif lain. Rambutan dan buah-buahan lain juga turut masuk daftar dagangnya. Lambat laun, ia memiliki gerobak untuk membawa buah-buah itu. Kemudian ia bisa membeli mobil pickup pada tahun berikutnya. Lama-lama, bisnis dagangnya tumbuh besar. Ia akhirnya menjadi seorang distributor buah yang cukup kaya.
Pada suatu hari seorang sales website menemuinya dan menawarkan berbagai keuntungan jika membuat website. Di akhir perbincangannya, sales itu bertanya dengan sopan, “Kalau boleh tau, apa email bapak?”
“Saya tidak punya email.” Jawab pemuda mantan anak SMP itu.
“Wah, seharusnya pedagang sebesar bapak sudah punya email. apakah bapak tahu manfaat email?” tanya sales dengan sopan.
Jawab pemuda lulusan SMP itu, “Setahu saya, jika saya punya email, mungkin saat ini saya hanya menjadi seorang cleaning service di kantor Anda.”

apa itu cinta...?

Mereka yang tidak menyukainya
menyebutnya tanggung jawab...

Mereka yang bermain dengannya
menyebutnya sebuah permainan...

Mereka yang tidak memilikinya
menyebutnya sebuah impian ...

Mereka yang mencintai menyebutnya
takdir.
..

Kadang Tuhan yang mengetahui yang
terbaik... akan memberi kesusahan untuk
menguji kita...

Kadang Ia pun melukai hati...
supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam.
..

Jika kita kehilangan cinta... maka pasti ada
alasan di baliknya...
Alasan yang kadang sulit
untuk dimengerti...

Namun kita tetap harus
percaya bahwa ketika Ia mengambil
sesuatu... Ia telah siap memberi yang lebih
baik...

* Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil
keputusan... kita tidak ingin tergesa gesa.
.. Karena walaupun kita ingin cepat-cepat...

kita tidak ingin sembrono.
Karena walaupun kita ingin segera
menemukan orang yang kita cintai... kita
tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam
proses pencarian itu...

Jika ingin berlari... belajarlah berjalan
duhulu...

Jika ingin berenang... belajarlah mengapung
dahulu...

Jika ingin dicintai... belajarlah mencintai
dahulu.
..

Pada akhirnya... lebih baik menunggu orang
yang kita inginkan... ketimbang memilih apa
yang ada...

Tetap lebih baik menunggu orang yang kita
cintai... ketimbang memuaskan diri dengan
apa yang ada...

Tetap lebih baik menunggu orang yang
tepat... Karena hidup ini terlampau singkat
untuk dilewatkan bersama pilihan yang
salah...

karena menunggu mempunyai
tujuan yang mulia dan misterius...

Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak
mekar dalam waktu semalam...

Kota Roma tidak dibangun dalam sehari...

Kehidupan dirajut dalam rahim selama
sembilan bulan...

Cinta yang agung terus bertumbuh selama
kehidupan...

Kebanyakan hal yang indah dalam hidup
memerlukan waktu yang lama...

Dan
penantian kita tidaklah sia-sia.
..
Walaupun menunggu membutuhkan
banyak hal – iman... keberanian... dan
pengharapan – penantian menjanjikan satu
hal yang tidak dapat seorangpun
bayangkan...

Pada akhirnya... Tuhan dalam segala hikmat-
Nya...
meminta kita menunggu... karena
alasan yang penting.
..

Persahabatan

Cerita remaja ini berawal saat seorang anak SMU yang bernama Rafi sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Tiba-tiba ia melihat remaja sebaya sedang naik sepeda lalu jatuh tersungkur tepat di depan rumahnya. Isi tas plastik pemuda itu tumpah dan berhamburan ke luar. Tanpa berpikir panjang, Rafi segera menolongnya. Rafi membantunya berdiri dan mengumpulkan barang-barangnya yang berserakan di jalan. Semprotan serangga, tali, dan beberapa barang lain yang dibawa remaja itu akhirnya sudah masuk ke dalam tas plastiknya lagi. Rafi juga melihat kaki pemuda itu terluka, maka Rafi memintanya mampir sebentar agar lukanya bisa diobati. Anak ABG itu menyetujuinya dan mereka berdua masuk rumah.
Di dalam rumah, Rafi ngobrol dengan dengan anak SMU itu yang akhirnya diketahui bernama Ridwan. Lama sekali Rafi ngobrol dengan Ridwan, mereka menjadi akrab dalam sekejab, mungkin karena umur mereka yang hampir sama. Mereka berbicara tentang sekolah, hobi, guru, dan hal-hal lain yang biasa diceritakan remaja SMU. Semenjak peristiwa itu, mereka berdua menjadi akrab dan saling bersahabat.
Saat lulus SMU, cerita anak abg itu berlanjut. kedua pemuda itu diterima di universitas yang sama. Persahabatan mereka pun makin dekat. Hingga tak terasa, waktu kelulusan pun tiba. Beberapa hari sebelum wisuda Ridwan menemui Rafi, seperti biasa mereka lalu saling mengobrol.
“Hey, Rafi!” kata Ridwan, “Tahukah kamu bahwa jika kamu tidak menolongku dulu, mungkin selamanya aku tidak akan kenal denganmu. Kamu memang sahabat terbaikku.”
“Haha.. biasa ajalah. Lha emangnya kenapa, toh?” Rafi balas bertanya.
“Maaf, jika aku tidak pernah bercerita tentang ini. Masa-masa pertemuan awal kita dulu adalah masa-masa kritis dalam hidupku.” Ridwan mulai bercerita, “Waktu itu, usaha bapakku bangkrut, dia terlilit banyak hutang. Sedangkan ibuku malah lari dengan lelaki lain. Aku selalu jadi korban emosi bapak. Waktu itu saya kecewa sekali dengan mereka dan ingin bunuh diri.”
Ridwan melanjutkan ceritanya, “Tetapi, waktu sehabis membeli racun serangga dan juga tali untuk bunuh diri, sepedaku malah terpeleset di depan rumahmu dan kamu menolongku. Keakraban dan ketulusanmu waktu itu seolah-olah bercerita bahwa masih banyak orang baik di sekitarku. Aku merasa tidak sendiri lagi waktu itu. Aku melihat ada harapan. Canda dan sikapmu membuatku membatalkan niat bunuh diriku. Thanks, bro! entah sadar atau tidak, engkau sudah menyelamatkan nyawaku.”
(Diterjemahkan dan ditulis ulang dari ‘The Gesture’, Unknown Author)
——————–
Luangkan waktu untuk tersenyum pada salah satu orang yang tidak kau kenal..  mungkin senyum itu bisa menjadi satu-satunya sinar bagi mataharinya yang mulai gelap..

Kata Bijak dari Albert Einsten yang Sangat Inspiratif



Whooila!Meski ia mengatakan, "Aku tidak punya bakat khusus. Aku hanyalah orang yang penasaran." namun nama "Einstein" sangat identik dengan kata "Jenius". Hampir tidak ada seorangpun yang menolak jika Einstein dikatakan sebagai prototipe manusia jenius.

Berikut berbagai pemikiran dan pendapat sang maskot ilmuwan modern.

-Hakikatku adalah yang aku pikirkan, bukan apa yang aku rasakan

-Selagi ada cinta tidak perlu ada lagi pertanyaan

-Aku Berpikir terus menerus berbulan-bulan dan bertahun tahun, sembilan puluh sembilan kali dan kesimpulannya salah. Untuk yang keseratus aku benar.

-Kalau mereka ingin menemuiku, aku ada disini. Kalau mereka ingin bertemu dengan pakaianku, bukalah lemariku dan tunjukkan pada mereka. (Ketika istrinya memintanya berganti untuk menemui Duta Besar Jerman)

-Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya.

-Tanda kecerdasan sejati bukanlah pengetahuan tapi imajinasi.

-Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Logika akan membawa Anda dari A ke B. Imajinasi akan membawa Anda kemana-mana.

-Tidak ada eksperimen yang bisa membuktikan aku benar, namun sebaliknya sebuah eksperimen saja bisa membuktikan aku salah.

-Orang-orang seperti kita, yang percaya pada fisika, mengetahui bahwa perbedaan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan hanyalah sebuah ilusi yang terus menerus ada.

-Dunia ini adalah sebuah tempat yang berbahaya untuk didiami, bukan karena orang-orangnya jahat, tapi karena orang-orangnya tak perduli.

-Mencari kebenaran lebih bernilai dibandingkan menguasainya.

-Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.

-Sudah saatnya cita-cita kesuksesan diganti dengan cita-cita pengabdian.

-Lebih mudah mengubah plutonium dari pada mengubah sifat jahat manusia.

-Tidak ada yang lebih merusak martabat pemerintah dan hukum negeri dibanding meloloskan undang-undang yang tidak bisa ditegakkan.

-Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang terpenting adalah tidak berhenti bertanya.

-Generasi-generasi yang akan datang akan kehilangan keyakinan bahwa manusia akan berjalan di muka bumi dengan darah dan daging.

-Nilai manusia terletak pada apa yang bisa dia terima.

-Kalau nilai 9 itu kesuksesan dalam kehidupan, maka nilai 9 sama dengan x ditambah y ditambah z. Bekerja adalah x, y adalah bermain, dan z adalah untuk berdiam diri.

-Orang berjiwa besar akan selalu menghadapi perlawanan hebat dari orang-orang picik.

-Barangsiapa yang tidak pernah melakukan kesalahan, maka dia tidak pernah mencoba sesuatu yang baru

-Hal yang paling sukar dipahami di dunia ini adalah pajak penghasilan.

-Kecerdasan tidak banyak berperan dalam proses penemuan. Ada suatu lompatan dalam kesadaran, sebutlah itu intuisi atau apapun namanya, solusinya muncul begitu saja dan kita tidak tahu bagaimana atau mengapa.

-Kebahagiaan dalam melihat dan memahami merupakan anugerah terindah alam.

-Hanya ada dua cara menjalani kehidupan kita. Pertama adalah seolah tidak ada keajaiban. Kedua adalah seolah segala sesuatu adalah keajaiban.

-Usaha pencarian kebenaran dan keindahan merupakan kegiatan yang memberi peluang bagi kita untuk menjadi kanak-kanak sepanjang hayat.

-Hanya seseorang yang mengabdikan dirinya untuk suatu alasan dengan seluruh kekuatan dan jiwanya yang bisa menjadi seorang guru sejati. Dengan alasan ini penguasaan menuntut semuanya dari seseorang.

-Kalau kau tidak bisa menjelaskannya dengan gamblang/sederhana, maka kau belum cukup memahaminya.

-Di tengah-tengah kesulitan ada kesempatan.

-Kita tidak bisa memecahkan masalah kita dengan pemikiran yang sama pada saat kita menciptakannya.

-Ini sungguh mengejutkan bahwa teknologi telah melebihi kemanusiaan kita.

-Rahasia dari kreativitas adalah mengetahui cara menyembunyikan sumber kreativitas kita itu.

Sumber:
http://www.whooila.com/2010/08/kata-bijak-dari-albert-einsten-yang.html

Oprah Winfrey


“Nggak semua orang tak mampu adalah ‘tak mampu’… 
 
“Bermodal keberanian “Menjadi Diri Sendiri”, Oprah menjadi presenter paling populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi majalah Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara “The Oprah Winfrey Show” telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.
TAHUKAH ANDA?
Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumah tangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin. Luarbiasanya, di usia 3 tahun Oprah telah dapat membaca Injil dengan keras.
“Membaca adalah tirai untuk mengenal dunia” katanya dalam suatu wawancaranya.
Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan sexual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan.
Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah ayahnya di Nashville. Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin tinggi. Dia diwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap pekan. Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan berdisiplin tinggi.
Prestasinya sebagai siswi teladan di SMA membawanya terpilih menjadi wakil siswi yang diundang ke Gedung Putih. Beasiswa pun di dapat saat memasuki jenjang perguruan tinggi. Oprah pernah memenangkan kontes kecantikan, dan saat itulah pertama kali dia menjadi sorotan publik.
Karirnya dimulai sebagai penyiar radio lokal saat di bangku SMA. Karir di dunia TV di bangun diusia 19 tahun. Dia menjadi wanita negro pertama dan termuda sebagai pembaca berita stasiun TV lokal tersebut. Oprah memulai debut talkshow TVnya dalam acara People Are Talking. Dan keputusannya untuk pindah ke Chicago lah yang akhirnya membawa Oprah ke puncak karirnya. The Oprah Winfrey Show menjadi acara talkshow dengan rating tertinggi berskala nasional yang pernah ada dalam sejarah pertelevisian di Amerika. Sungguh luar biasa!
Latar belakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama. Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa mengajak seluruh pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan segala impiannya demi membantu mereka yang tertindas.
Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.
Dan yang terakhir, pada 2 januari 2007 lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan 20 juta pounsterling ( 1 pons kira2 rp. 17.000,- )atau 340 milyiar rupiah dari kekayaannya. “Dengan memberi pendidikan yang baik bagi anak2 perempuan ini, kita akan memulai mengubah bangsa ini” ujarnya berharap.
Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang punya karakter. Semangat perjuangannya pantas kita teladani!

Barack Obama – The History


obama“Tokoh ini adalah Presiden Amerika Serikat ke-44. Barack menjabat sejak 20 Januari 2009 menggantikan George Walker Bush. Sebelumnya ia merupakan Senator Junior dari Illinois dan kemudian menang dalam Pemilu Presiden 2008 pada 4 November 2008.
“Barack Obama lahir di Honolulu, Hawaii, dari pasangan Barack Hussein Obama, Sr., seorang Kenya – dan Ann Dunham, seorang Amerika Serikat. Keduanya berpisah ketika Obama berusia dua tahun dan akhirnya bercerai. Ayah Obama kembali ke Kenya dan meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas tahun 1982.
“Setelah bercerai, Dunham (Ibu Obama) menikahi Lolo Soetoro, dan keluarganya pindah ke Indonesia tahun 1967. Obama kemudian bersekolah di sekolah lokal di Jakarta hingga ia berusia 10 tahun. Hingga saat ini Obama masih dapat berbicara bahasa Indonesia dengan tingkat dasar.
Obama kembali ke Honolulu untuk tinggal bersama kakek dan neneknya dan belajar di Sekolah Punahou sejak kelas lima (1971) hingga lulus SMA pada 1979.Ibu Obama kembali ke Hawaii tahun 1972 selama beberapa tahun dan kemudian kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan kerja lapangan untuk disertasi doktoral.
Ibu Obama meninggal karena kanker rahim tahun 1995. Sebagai seorang dewasa, Obama mengakui bahwa ketika SMA ia menggunakan mariyuana, kokain, dan alkohol, yang ia jelaskan pada Forum Sipil Presiden 2008 sebagai kesalahan moralnya yang terbesar.Setelah SMA, Obama pindah ke Los Angeles lalu ia belajar di Perguruan Tinggi Occidental selama dua tahun.
Ia kemudian pindah ke Universitas Columbia di New York City, dan kemudian ia lulus dalam bidang pengetahuan politik(1983). Setelah empat tahun di New York City, Obama pindah ke Chicago, lalu ia menjabat sebagai direktur Developing Communities Project (DCP), sebuah perkumpulan masyarakat berbasis Katolik di Chicago selama tiga tahun hingga Mei 1988. Selama menjabat sebagai direktur DCP, stafnya bertambah dari satu menjadi tiga belas. Pendapatan per tahunnya meningkat dari $70.000 menjadi $400.000, dengan keberhasilan meliputi membantu membuat program pelatihan kerja, program pelatihan persiapan perguruan tinggi, dan organisasi hak penjual di Altgeld Gardens, Chicago.
Obama masuk Sekolah Hukum Universitas Harvard pada 1988. Pada akhir tahun pertamanya, ia dipilih sebagai editor Harvard Law Review. Obama bertemu istrinya, Michelle Robinson, bulan Juni 1989 ketika ia bekerja sebagai asosiat musim panas untuk firma hukum Sidley amp; Austin di Chicago.Sebagai penasehat Obama selama tiga bulan di firma itu, Robinson bergabung dengannya dalam kelompok sosial, tapi menolak permintaan awalnya untuk berkencan. Obama lulus dengan magna cum laude Juris Doctor dari Harvard tahun 1991.
Sekolah Hukum Universitas Chicago pernah menyediakan Obama beasiswa dan kantor untuk menulis buku.Untuk bekerja tanpa gangguan, Obama dan istrinya, Michelle, berlibur ke Bali dan ia menulis bukunya selama beberapa bulan. Manuskrip tersebut diterbitkan pada pertengahan 1995 dengan judul Dreams from My Father.
Obama juga pernah dipercayai untuk memimpin Project Vote Illinois mulai April hingga Oktober 1992, dengan registrasi pemilih dengan sepuluh staf dan tujuh ratus sukarelawan; tujuannya berhasil, Ia berhasil mendaftarkan 150.000 dari 400.000 orang Afrika-Amerika di negara bagian itu, sehingaga Crain’s Chicago Business menempatkan Obama dalam daftar “40 under Forty”di tahun 1993.
Karir emas Obama berawal tahun 1992, Obama mengajar di Sekolah Hukum Universitas Chicago selama dua belas tahun. Tahun 1993, bergabung dengan Davis, Miner, Barnhill amp; Galland, sebuah firma hukum. Obama juga termasuk anggota pendiri dewan direktur Public Allies tahun 1992. Ia pernah menjabat sebagai dewan direktur Woods Fund of Chicago (1993-2008), dewan direktur The Joyce Foundation (1994-2004), Dewan direktur Chicago Annenberg Challenge (1995-2002), dan ‘beberapa dewan direktur lain’ yaitu di Committee for Civil Rights Under Law, Center for Neighborhood Technology, serta Lugenia Burns Hope Center.
Obama menikah dengan istrinya 3 Oktober 1992.Anak pertama mereka, Malia Ann, lahir tahun 1998, diikuti oleh anak kedua, Natasha (“Sasha”), tahun 2001.
Obama dipilih sebagai Senat Illinois tahun 1996, menggantikan Alice Palmer. Di jabatan ini Ia mensponsori hukum yang meningkatkan kredit pajak bagi pekerja berpendapatan rendah, menegosiasikan reformasi kesejahteraan, dan mempromosikan peningkatan subsidi bagi perawatan anak. Obama terpilih kembali sebagai Senat Illinois tahun 1998, dan lagi tahun 2002. Tahun 2000, ia dikalahkan oleh Bobby Rush.
Bulan Januari 2003, Obama menjadi pimpinan Komite Kesehatan dan Pelayanan Sipil Senat Illinois. Ia mensponsori dan memimpin pengesahan bipartisan UU untuk memonitor racial profiling (memprofil berdasarkan ras) dengan meminta polisi mencatat ras para tahanan, dan UU tersebut menjadikan Illinois negara bagian pertama yang melakukan perekaman interogasi pembunuhan. Obama mengundurkan diri dari Senat Illinois pada November 2004 setelah pemilihannya menuju Senat AS.
Obama adalah penentang awal kebijakan terhadap Irak oleh administrasi Bush. Tanggal 2 Oktober 2002, saat Presiden George W. Bush dan Kongres menyetujui resolusi bersama yang mencetuskan Perang Irak, Obama menyampaikan kampanye anti-Perang Irak/span pertamanya di Chicago di Federal Plaza. Obama mengadakan kampanye anti-Perang Irak terbesarnya di Chicago di Daley Plaza dan mengatakan pada kerumunan orang bahwa “belum terlambat” untuk menghentikan perang.
Obama disumpah sebagai senator AS pada 4 Januari 2005. Obama adalah Senator Afrika Amerika kelima dalam sejarah AS, dan yang ketiga yang dipilih melalui popular vote. Ia adalah anggota Senat satu-satunya dari Congressional Black Caucus. Congressional Quarterly, sebuah terbitan nonpartisan, menyebutnya sebagai “Demokrat setia” berdasarkan analisis seluruh suara Senat pada 2005-2007, dan National Journal menempatkannya sebagai senator “paling liberal” berdasarkan penelitian terhadap suara yang dipilih selama 2007. Menurut Congress.org Obama adalah Senator terkuat ke-11.
Obama memberikan suaranya untuk Energy Policy Act of 2005 dan mensponsori Secure America and Orderly Immigration Act. Obama mensponsori undang-undang yang meminta pemilik PLTN untuk memperingatkan pihak lokal dan negara bagian mengenai kebocoran radioaktif, tapi UU ini gagal disahkan secara penuh oleh Senat setelah diubah besar-besaran dalam komite.
Bulan Desember 2005, Obama meminta aksi yang lebih keras untuk menentang genosida di Darfur, Sudan. Bulan November 2006, “Obama mengumumkan “penarikan tentara AS dari Irak” dan pembukaan dialog diplomatik dengan Suriah dan Iran.
Bulan Desember 2006, Presiden Bush menandatangani pengesahan Relief, Security, and Democracy Promotion Act untuk Republik Demokratik Kongo, menandakan UU federal pertama yang disahkan dengan Obama sebagai sponsor utama. Obama juga berusaha memperkenalkan Deceptive Practices and Voter Intimidation Prevention Act, sebuah UU yang ditujukan untuk mencegah praktik penipuan dalam pemilihan federal dan Iraq War De-Escalation Act of 2007, tapi tak satupun yang disahkan.
Obama mendorong Demokrat untuk menggaet para evangelis dan kelompok agama lainnya. Bulan Desember 2006, ia bergabung dengan Sen. Sam Brownback (R-KS) pada “Pertemuan Global mengenai AIDS dan Gereja” Bersama dengan Warren dan Brownback, Obama melakukan tes HIV, sebagaimana yang dilakukannya di Kenya kurang dari empat bulan sebelumnya. Ia meminta “orang-orang melakukan hal yang sama” dan tidak malu melakukannya.
Bulan Januari 2007, ia keluar dari komite Lingkungan dan Pekerjaan Umum. Ia menjadi Pimpinan Subkomite Senat untuk Urusan Eropa. Sebagai anggota Komite Senat untuk Hubungan Luar Negeri, Obama melakukan perjalanan ke luar negeri menuju Eropa Timur, Timur Tengah, Asia Tengah dan Afrika. “Ia bertemu dengan Mahmoud Abbas sebelum menjadi Presiden Palestina, dan menyampaikan pidato di Universitas Nairobi yang mengkritik korupsi dalam pemerintahan Kenya.b
Tanggal 10 Februari 2007, Obama mengumumkan pencalonannya untuk Presiden Amerika Serikat di depan bangunan Old State Capitol di Springfield, Illinois.Pemilihan tempat pidato ini sangat simbolis karena di tempat itu juga Abraham Lincoln menyampaikan pidato bersejarahnya, “House Divided” tahun 1858. Selama kampanye, Obama mengangkat masalah pengakhiran Perang Irak, meningkatkan kebebasan energi, dan menyediakan perawatan kesehatan universal.
Dalam pidato Maret 2007 pada American Israel Public Affairs Committee, ia mengatakan bahwa “cara utama untuk mencegah Iran membuat senjata nuklir adalah melalui pembicaraan dan diplomasi. Hal ini mengindikasikan bahwa Obama akan melakukan “diplomasi presiden langsung” dengan Iran tanpa prasyarat.
Kampanye Obama memakan $58 juta pada pertengahan pertama 2007, di antaranya sumbangan kurang dari $200, dikelompokkan sebagai “donasi kecil” menurut hukum kampanye, berjumlah $16.4 juta. Angka $58 juta ini mencetak rekor penggalangan dana kampanye presiden pada enam bulan pertama tahun kalender sebelum pemilihan.
Pada Juni 2007, Dengan 8.000 anggota United Church of Christ, Obama meminta pemimpin Kristen berhaluan kanan (fundamentalis) untuk “memahami apa yang memisahkan kita.
“Tanggal 23 Agustus 2008, Obama memilih Senator Joe Biden dari Delaware sebagai wakil presiden. Pada Konvensi Nasional Demokrat di Denver, Colorado. Kemudian, tanggal 28 Agustus, Obama menyampaikan pidato kepada 84.000 pendukung di Denver. Selama berpidato, yang disaksikan sekitar 38 juta orang di seluruh dunia, ia menerima pencalonan oleh partai ini dan memberitahukan tujuan kebijakannya. Terdapat tiga debat presiden antara Obama dan saingannya (McCain) bulan September dan Oktober 2008. Setelah debat, Obama memenangi polling nasional.
Tanggal 2 November 2008, nenek Obama, Madelyn Dunham, meninggal karena kanker pada usia 86 tahun. Obama mengetahui kematian neneknya tanggal 3 November, satu hari sebelum pemilihan.
Tanggal 4 November 2008, Barack Obama mengalahkan John McCain dan menjadi orang Afrika Amerika pertama yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Dalam pidato kemenangannya yang disampaikan di depan ratusan ribu pendukungnya di Taman Grant di Chicago, Obama menyatakan bahwa “perubahan telah tiba di Amerika. Ia juga menjadi Presiden termuda kelima ketika menjabat. Obama disumpah sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44 pada tanggal 20 Januari 2009. Kode nama Agen Rahasianya yang disetujui adalah “Renegade”.
Obama menyatakan bahwa bila ia terpilih ia akan melakukan pemotongan pengeluaran negara sebanyak puluhan milyar dolar, “menghentikan investasi terhadap sistem pertahanan misil yang “tak terbukti”, tidak “mempersenjatai” angkasa, “pengembangan perlahan Sistem Pertempuran Masa Depan,” dan berusaha menghapus seluruh senjata nuklir.
Obama menyerukan “pengakhiran pembuatan senjata nuklir baru, mengurangi stok nuklir AS, melakukan pelarangan global pada pembuatan bahan misil, dan melakukan negosiasi dengan Rusia untuk membawa misil balistik antarbenua keluar dari status waspada tinggi.
Obama adalah seorang Kristen yang pandangan religiusnya telah berkembang di masa dewasanya. Dalam buku The Audacity of Hope, Obama menulis bahwa “ia tidak dibesarkan dalam keluarga religius.” Ia menjelaskan ibunya, dibesarkan oleh orangtua non-religius yang terpisah dari agama, Dalam buku tersebut, Obama menjelaskan bagaimana, melalui bekerja dengan gereja sebagai koordinator masyarakat ketika masih berusia 20 tahunan, ia mulai memahami “kekuatan tradisi religius Afrika-Amerika untuk melakukan perubahan sosial.”Ia dibaptis di Trinity United Church of Christ.tahun 1988.
Dengan ayah Kenya dan ibu Amerika, kehidupannya di Honolulu dan Jakarta, dan pendidikannya di Ivy League, kehidupan awal Obama sangat berbeda dengan politikus Afrika-Amerika biasa. Mengenai pertanyaan tentang apakah ia “cukup hitam,” Obama menanggapi pada National Association of Black Journalists pada Agustus 2007 bahwa debat ini tidak mengenai penampilan fisiknya atau catatannya mengenai masalah pemilih berkulit hitam. Obama mengatakan bahwa “kami masih terjebak bila Anda berpihak pada orang berkulit putih maka pasti ada yang salah.
“Mengikuti pidato awal John F. Kennedy, Obama menghargai masa mudanya dalam pidato kampanye Oktober 2007: “Saya takkan berada di sini bila, kesempatan tidak diberikan pada generasi yang baru.”Banyak komentator menyebutkan pernyataan internasional Obama sebagai faktor menentukan untuk pandangan publiknya. Tidak hanya beberapa pemungutan suara yang memperlihatkan dukungan kuat kepadanya di negara lain, tapi Obama juga membuat hubungan dengan politisi luar negeri dan pimpinan negara terpilih bahkan sebelum pencalonan presidennya, terutama dengan Perdana Menteri Tony Blair, yang dijumpainya di London pada tahun 2005, dengan pimpinan Partai Demokrat Italia Walter Veltroni, yang mengunjungi kantor Senat Obama tahun 2005, dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, yang juga mengunjunginya di Washington tahun 2006.
(Dari berbagai sumber)

Pencuri

Pada akhir tahun 1980-an di Shanghai, ada seorang yang jahat bernama Lee San. Dia adalah seorang yang cerdas,  tapi sayang, dia menggunakan kecerdasannya itu untuk mencuri. Mencuri adalah nafkah bagi orang ini. Karena kepintarannya, aktivitas ini tidak pernah terungkap oleh pihak berwajib. Dan saat ini, hidup Lee San sudah ‘berkecukupan’ dari penghasilannya mencuri dan berjudi.
Suatu hari, saat dia berkeliling mencari mangsa, Wang Wu ‘teman seperjuangannya’ memberi kabar.
“Aku punya berita besar, sebuah keluarga baru saja mendapatkan santunan beberapa ribu dollar. Dan mereka adalah sepasang kakek-nenek, aku tahu betul dimana rumah mereka.”
“Aha!” Lee San Tertawa, “Sasaran empuk nih..”
“Tetapi anjing mereka besar dan buas.. hati-hati !” Temannya menyahut.
Dengan Pe-De, Lee San menjawab, “Memang Kenapa? anjing hanya hewan bodoh, pasti mudah ditipu! Jangan remehkan kemampuanku.”
Malam itu juga, dengan membawa peralatannya, Lee San langsung menuju rumah sepasang orang tua itu. Ketika tiba di sana, Ia melihat sebuah lampu  minyak besar tergantung tinggi di gerbang rumahnya.
Lee San mulai mengendap-endap didepan gerbang rumah itu. Tiba-tiba terdengar suara anjing menyalak. Lee San dengan sigap melempar sepotong daging ke arah anjing itu. Daging itu sudah dibubuhi banyak ramuan racun mematikan.  Maka mudah ditebak, dalam jangka waktu kurang dari satu menit, anjing itu tergeletak – mati. Lee San pun sekarang dapat dengan leluasa memasuki pekarangan rumah orang tua itu.
Lee San mulai mengendap-endap memasuki pintu samping rumah yang tidak terkunci  lalu menuju kamar tempat uang-uang itu disimpan di bawah bantal. “Ini mudah sekali.” Lee berpikir, “Mereka punya begitu banyak uang, tetapi tidak menyimpannya dalam sebuah kotak brankas.”
Kemudian Lee San mendengar suara-suara dari ruang sebelah. Ternyata, wanita tua pemilik rumah itu sedang bercakap-cakap dengan suaminya. Lee diam di tempatnya dan mendengarkan dengan baik – untuk memastikan kedua orang itu tidak tahu kehadirannya.
“Pak, bukankah lebih baik jika kita menggunakan uang itu untuk menyewa pembantu ? kita sudah tua dan buta, kita butuh orang yang bisa merawat kita.” Wanita tua itu berbicara.
Lee San terkejut. Jika mereka buta, mengapa mereka meletakkan lampu besar di depan pintu gerbang mereka ?
“Oh, ya, sayangku, kamu benar, tetapi dari mana kita bisa mendapatkan uang untuk membayar pembantu ?” jawab si lelaki tua.
“Bukankah kita baru saja mendapatkan beberapa ribu dollar, santunan dari pejabat itu. Mengapa tidak kita gunakan saja ?” sang wanita tua berkata.
“Apa kamu lupa ?  Jawab lelaki tua itu. “Bukankah kita telah memutuskan untuk menyumbangkan uang itu untuk membangun panti asuhan ?”
Mendengar percakapan itu, Lee San merasa tidak nyaman,
“Oh, ya.. betapa pelupanya aku. Lagian kita masih bisa menghemat uang. Dengan tidak membeli minyak untuk lampu depan – dan kita masih bisa menjual anjing kita si Ding-Ding. Anjing itu sudah tua dan mulai senewen.” Kata wanita tua itu.
“Jangan kau lakukan itu !” sergah lelaki tua. “Kita harus menerangi orang-orang yang lewat. Jalan itu gelap, dan orang-orang tidak bisa berjalan dalam gelap. Dan jika si Ding-Ding ada di sini, maka orang-orang tidak perlu khawatir ada penjahat atau pencuri ketika mereka melewati rumah ini.”
“Kamu benar,” kata wanita tua itu “Sayang anak-anak kita sudah mulai jarang ke sini, tapi kita masih bisa bekerja, kita masih memiliki setumpuk kertas untuk dilem dan dijadikan amplop. Lalu kita bisa menjualnya.”
Lee San menyelinap keluar dengan perlahan. Kemudian, sambil duduk di depan gerbang, dia mulai menangis tersedu. Lee San sendiri adalah seorang anak yatim piatu. Dia dulu diasuh oleh seorang ayah tiri yang jahat – dan sebuah keluarga yang hanya memperlakukannya seperti pembantu, Lee akhirnya minggat dan mulai hidup di jalan beberapa tahun lalu.
Pagi berikutnya, ada tiga benda yang ditinggalkan Lee San di depan rumah pasangan orang itu. Seekor anjing herder yang masih kecil dan diikatkannya di tiang dekat pintu rumah, setumpuk uang, dan sebuah brankas besi lengkap dengan kuncinya untuk menyimpan uang.
Semenjak itu, tak ada lagi yang melihat Lee San. Dia lenyap begitu saja. Ada yang mengatakan kalau ia menjadi biarawan, dan ada pula yang mengatakan bahwa dia sudah menjadi pengusaha sukses yang sangat dermawan.
Bagaimanapun juga, beberapa tahun sesudah peristiwa itu, mulai berdiri beberapa Panti Asuhan dan Rumah Jompo yang dibangun atas nama Lee San – dan masih berdiri kokoh hingga saat ini di China.
(Seperti yang diceritakan Joseph Jiang, SJ – Shanghai, Cina)

Abraham Lincoln

Kasihilah musuhmu, dan berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu..
 
Abraham Lincoln, sebelum menjadi presiden sangat dimusuhi oleh Stanton. Tidak ada sebab yang jelas kenapa Stanton begitu membenci Lincoln. Beberapa orang mengatakan mungkin karena mereka saling bersaing dalam hal politik  dan dalam upaya menarik perhatian publik.
kebencian Stanton ini makin menjadi-jadi saat Abraham Lincoln terpilih menjadi presiden Amerika. Pada awal-awal pemerintahan Lincoln, Stanton menyuarakan suara-suara tidak sedap kepada publik, dengan tujuan menjatuhkan wibawa Lincoln di hadapan rakyatnya.
Sebagai seorang presiden, sebenarnya sangat mudah bagi Lincoln untuk ‘merekayasa’ Stanton agar masuk penjara, atau sekedar  ‘dihilangkan’ tanpa jejak. Tapi apa yang dilakukan Lincoln ? sebuah langkah mengejutkan dilakukan oleh Lincoln. Presiden ini memutuskan untuk mengangkat Stanton menjadi Menteri Pertahanan (Secreatry of War).
“Anda tidak sedang bergurau kan pak ? Stanton itu saingan politik anda, dalam setiap kesempatan ia selalu berusaha untuk menjatuhkan anda !” tanya asisten pribadi Lincoln.
Lincoln dengan tersenyum menjawab, “Saya memilih orang bukan berdasarkan rasa suka atau benci, tetapi lebih karena kemampuan yang ia miliki, Stanton adalah orang yang sangat tepat untuk posisi itu.” Lincoln kemudian melanjutkan, “Dan lagi, dengan menjadikannya kawan, bukankah justru di situ kita telah mengalahkan musuh ?”
Lincoln ternyata tidak salah, Setelah beberapa waktu berlalu Stanton telah menjadi sahabat dekat, sekaligus menteri yang amat setia. Sampai suatu ketika Lincoln mati terbunuh, Stanton-lah yang paling merasa kehilangan, saat itu Stanton bukan hanya kehilangan seorang atasan, kematian Lincoln telah membuat Stanton merasakan kehilangan sosok yang telah ia anggap sebagai sahabat, guru, dan saudara. Komentarnya tentang kematian Lincoln di media,  mengharukan siapa saja yang mendengar atau membacanya.
Permusuhan tidak dapat dilawan dengan permusuhan, kebencian bukan sebuah jawaban yang tepat bagi kebencian. Permusuhan hanya bisa dilawan dengan kasih, sebagaimana kegelapan hanya bisa dilawan dengan terang, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air.
- Silahkan klik disini atau disini untuk mengetahui lebih lanjut tentang Abraham Lincoln.
- Silahkan klik disini untuk mengetahui lebih lanjut tentang Edwin M. Stanton.

Juara olimpiade

Dengan kepala menunduk, anak muda yang mulai kelelahan itu berkata lirih, “Kau bisa, kau bisa, kau bisa..” Kata-kata ini diucapkan berulang-ulang untuk memberinya tenaga tambahan kepada kedua kakinya yang berderap menyentuh aspal bergantian. Sesaat ia menatap garis finish yang berada beberapa puluh meter di depannya. “Sudah dekat.. ayolah kamu bisa !” katanya pada diri sendiri.
Kilatan-kilatan cahaya dari kamera para wartawan akhirnya menghinggapinya saat Chris Burke memasuki finish. Mikrofon-mikrofon besar segera di arahkan oleh para kuli tinta itu untuk menangkap komentar sang juara baru.
Tapi jangan salah sangka, Chris hanyalah juara ketiga dari lomba lari di olimpiade khusus penderita cacat itu. Dengan tersenyum lebar, Chris merangkul sang juara pertama, seseorang yang memang tidak pernah ia kenal selama ini.
Setelah puas mewawancara juara pertama, wartawan pun segera mengerumuni Chris. Chris pun segera maju menerima salaman para wartawan dengan kegembiraannya yang meluap-luap, “Aku hanya ingin mengatakan betapa bahagianya aku menjadi juara ketiga.” Kata Chris kepada wartawan-wartawan itu.
“Ya.. ceritakan kepada kami” sahut salah seorang wartawan dengan aneh ketika melihat Chris sangat bangga dengan juara ke-tiganya.
“Wow..!” kata Chris. “Terima kasih karena telah mewawancarai aku. Luar Biasa ! Terima kasih, aku sangat bahagia karena dapat berada di sini dan dapat mengakhiri kompetisi ini dengan baik. Aku memang cuma juara ke-tiga, tetapi ini sungguh luar biasa, tidak jelek bukan ?”
Tanpa menunggu jawaban dari wartawan itu, Chris lalu menyodorkan wajahnya ke kamera-kamera video wartawan yang lain agar seluruh dunia dapat melihat kegembiraan yang ia rasakan saat ini.
“Terima kasih kepada semua yang telah mau bergembira dengan melihat peristiwa istimewa ini, mari kita rayakan..” Setelah berkata demikian, Chris lalu berbalik ke arah penonton, untuk menerima pelukan dari orang tua dan para penonton yang lain.
Chris Burke berusia 14 tahun saat itu. Ia adalah salah satu peserta dalam Olimpiade Khusus bagi Para Cacat.
Ups… ada yang lupa kutulis, peserta lomba lari ini cuma tiga orang..
(Diadaptasi dari “Gifts of the Heart”, oleh Bettie B. Youngs)
PS.
Chris Burke adalah penderita syndrom down, atau yang biasa disebut dengan Tuna Grahita. Penderita syndrom down biasanya memiliki ciri-ciri fisik yang khas, dan IQ yang tidak lebih dari 75 poin. Chris lahir pada tahun 1975.
Chris Burke akhir-akhir ini dikenal sebagai salah satu aktor serba bisa yang yang cukup kharismatik, salah satu serial televisi yang pernah dibintanginya ialah “Life Goes On”. Acara TV ini pernah mendapatkan rating yang cukup tinggi selama 4 tahun ! Chris juga sering diundang dalam berbagai acara Talk Show di berbagai stasiun TV, dan dunia selalu dibuat heran dengan bagaimana cara dia berbagi semangat kepada orang-orang. Lomba lari di atas adalah awal karir dia, sebuah tempat permulaan dimana dunia mengenal dan ‘banyak belajar’ dari dia.
- Klik disini untuk melihat biografi Chris Burke.
- Klik disini untuk melihat video wawancara motivatif Chris Burke.
- Klik disini untuk melihat Chris Burke nge-band.
- Klik disini untuk mengetahui apakah Syndrom Down itu.

Hijaukan bumi

Krrrriiiiiiiiiinggg……
Hijaukan BumiBel berbunyi nyaring. Yah, ini memang sudah waktunya istirahat di SD itu. Anak-anak langsung berhamburan keluar dari kelas. Ada yang mulai sibuk menata kelerengnya, ada yang kejar-kejaran, ada pula yang masih tinggal di kelas untuk sekedar ngobrol dengan teman-temannya.
Edo dan Lukman adalah siswa kelas 5 di SD itu. Seperti teman-temannya, saat istirahat mereka manfaatkan sebaik mungkin. Mereka berdua langsung berlari berlomba-lomba menuju ke sebuah pohon besar di sebuah pohon sekolah – yang kurang lebih berjarak 25 meter dari ruang kelas mereka. Edo dan Lukman memang suka melakukan perlombaan itu, siapa yang bisa menyentuh pohon pertama kali, dia yang menang.
Kali ini Lukman menang. Telapak tangan kecilnya berhasil menampar batang pohon besar itu beberapa detik sebelum Lutfi menyentuhnya. Lukman tertawa riang merayakan kemenangannya.
“Jajan yuk !” Lukman berkata kepada Edo sambil terengah-engah “Aku haus nih !”
“Minum ini saja !” Sahut Edo sambil menyodorkan toples minuman yang berbentuk bola  kepada Lukman.
“Apa kamu Lupa?” Edo bertanya kepada Lukman “Hari ini hingga bulan depan, kita harus mennyisihkan uang saku untuk penghijauan bumi.. jadi daripada dipake buat jajan mending dipake  aja buat beli bibit pohon, kan malah bisa berguna bagi orang banyak !”
“Wah iya ya.. hari ini sudah mulai ya?” Lukman menjawab, “Maap Do, aku lupa ! mana minumanmu?”
Lukman lalu meminum beberapa teguk air yang dibawa Edo.. Beberapa saat kemudian, kedua anak itu kembali bermain dan tertawa dengan riangnya.
—-
Cerita di atas, mungkin adalah sebuah fragmen lepas yang terjadi di sebuah SD daerah Jogja.
Murid-murid SD Marsudirini, Yogyakarta, beberapa waktu lalu – selama lima minggu merelakan sebagian uang saku mereka. Uang saku tersebut dikumpulkan lalu dikelola untuk kegiatan “Uang Saku Sehari Selamatkan Bumi” di sekolah mereka.
Pengorbanan mereka tidak sia-sia. Dana yang terkumpul kemudian dibelikan sekitar 5000 bibit pohon, dan jika digabungkan dengan sumbangan dari sekolah-sekolah lain (kelompok Marsudirini) total menjadi sekitar 100.000 bibit pohon dari berbagai jenis. Bibit-bibit ini kemudian digunakan untuk menghijaukan kembali Perbukitan Menoreh pada November 2008. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi pemanasan global, mencegah erosi, menangkal banjir, tanah longsor dan seabreg penyakit lain yang mulai diderita bumi ini…
Lalu bagaimana dengan aku? apa yang bisa aku lakukan? kasih saran dan komentar donk….

Terima kasih...

Malam itu, sekitar pukul 11.30 malam, seorang wanita negro berdiri di samping mobilnya yang mogok. Waktu itu hujan deras, dan jalan itu sepi sekali. Beberapa kali wanita itu mencoba menumpang 1-2 mobil yang lewat dengan cara melambaikan tangannya, tetapi mobil-mobil itu berlalu begitu saja.
Di tengah keputusasaannya, dia mencoba untuk tegar. Dia kembali melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Dinginnya air  yang mengguyuri tubuhnya yang mulai demam tak digubris, ia tetap melangkah.
Tiba-tiba ada pejalan kaki, seorang pria kulit putih berlari mendatanginya. Tanpa mempedulikan konflik kulit hitam dan kulit putih yang sedang berkecamuk, pria kulit putih itu mencoba menawarkan diri untuk menolong si wanita kulit hitam. Saat itu adalah sekitar tahun 1965, dimana ras menjadi materi utama perpecahan di Amerika.
Pria kulit putih itu lalu mencarikan wanita negro itu sebuah taksi, memberinya petunjuk arah ke mana ia harus turun, dan membayar dimuka ongkos taksi itu. Sebelum taksi itu pergi, si pria sempat memberi wanita negro itu kartu namanya, hanya sebagai referensi jika wanita negro itu tersesat atau menemui masalah di jalan.
Seminggu kemudian, pria itu dikejutkan dengan sebuah ketukan keras di pintu. Ternyata, petugas kurir – lengkap dengan mobil pickup-nya telah berhenti di depan rumah. Mobil itu mengangkut TV warna yang besar dan tape stereo. Dua benda yang sangat mewah waktu itu. Di TV warna itu ditempeli secarik tulisan seperti berikut:
Yth. Bp. James,
Terima kasih telah menolong saya malam itu. Pertolongan dan bimbingan bapak waktu itu sangat berarti bagi saya, bukan hanya sekedar melindungi saya dari deras hujan, tetapi juga telah berhasil membangkitkan saya dari keputusasaan.
Karena pertolongan anda, saya bisa menemui suami saya yang sedang kritis di rumah sakit. Jika waktu itu saya terlambat 10 menit saja, maka saya tidak akan pernah berjumpa lagi dengan suami selamanya. Berkat pertolongan bapak, saya bisa melihat dan menemani suami saya di saat-saat terakhirnya.
Semoga Tuhan melindungi dan memberkati Bapak.
ttd.

Will you be there?

pianoMalam ini, siaran TV tentang prosesi pemakamannya berjalan begitu khidmat. Satu per satu orang-orang besar itu mulai berbicara dan bernyanyi. Sepinya malam ini memaksaku untuk terus melihat acara itu.. hingga satu lagu dinyanyikan dan.. aku kembali terngiang pada masa dimana lagu itu sering menghiasi telingaku..
Aku dekati piano elektrikku.. satu per satu jemari ini mulai menyentuh tutsnya.. aku sengaja tambah sedikit efek string lirih, agar kakiku juga bisa memainkan sustain dan vibratonya.
Aku coba ikuti irama lagu di tv.. aku sangat heran, ternyata  basic chord-nya cukup mudah.. lagu yang luar biasa ini cuma bermain di D dan Em/D berulang-ulang pada verse, lalu F-Eb-D pada bagian middle; memang pada bagian akhir lagu nanti akan ada sedikit overtune dan perubahan di beberapa sudut chord.. tapi itu masih sangat mudah.
Tak sadar.. bibirku mulai bersenandung lagu yang lebih pantas disebut sebagai sebuah doa ini..
Hold Me, Like The River Jordan
And I Will Then Say To Thee, You Are My Friend
Carry Me, Like You Are My Brother
Love Me, Like A Mother, Will You Be There?
Weary, Tell Me Will You Hold Me
When Wrong, Will You Skold Me
When Lost, Will You Find Me?
But They Told Me, A Man Should Be Faithful
And Walk When Not Able, And Fight Till The End
But I’m Only Human
Middle:
Everyone’s Taking Control Of Me,
Seems That The World’s Got A Role For Me
I’m So Confused Will You Show To Me
You’ll Be There For Me, And Care Enough To Bear Me
Spoke:
In Our Darkest Hour, In My Deepest Despair
Will You Still Care? Will You Be There?
In My Trials, And My Tripulations
Through Our Doubts, And Frustrations
In My Violence, In My Turbulence
Through My Fear, And My Confessions
In My Anguish And My Pain, Through My Joy And My Sorrow
In The Promise Of Another Tomorrow, I’ll Never Let You Part
For You’re Always In My Heart.
(Will you be there by Michael Jackson, on album Dangerous, 1993)
Kalau diterjemahkan mungkin seperti ini:
Mengalirlah seperti sungai Yordan
Lalu katakan padaku, bahwa Engkau sahabatku
Gendonglah aku, seperti seorang kakak
Cintailah aku, seperti seorang Ibu, maukah Engkau melakukannya?
Saat letih, maukah Engkau menuntunku?
Saat salah, maukah Engkau mengingatkanku?
Saat tersesat, maukah Engkau mencariku?
Mereka berkata, seorang lelaki harus berkeyakinan.
yang tetap tetap berjalan walau pincang,
dan terus berjuang hingga titik akhir.
Tapi aku hanya seorang manusia biasa.
Reff:
Semua mulai mengekangku, dunia mulai menekan dan menghukumku,
Dalam kebingungan ini, apakah Engkau mau membuktikan padaku,
bahwa Engkau ada disana untukku? dan mau merawat aku?
Puisi:
Di dalam masa tergelap, di dalam keputusasaan
Apakah Engkau tetap peduli? Apakah Engkau disana?
Saat aku dihakimi dan dituduh,
karena kebodohan dan kebingunganku
saat terjadi kekerasan, saat pergolakan berkecamuk
Dalam ketakutan dan ambisi
Dalam pedih dan sakit, lewat sukacita dan penderitaanku
Suatu saat aku akan berjanji,
bahwa aku tidak akan melepaskan-Mu,
untuk-Mu yang selalu ada di hatiku.
Setiap gading pasti retak, tetapi aku menyebutnya sebagai sebuah kesempurnaan. Sebagai orang musik, aku sangat menghargai karya besar ini, dan juga orang besar dibalik karya ini. Just want to take a bow for Jacko, doesn’t matter who you are, or what u are.. thanks for inspired me..

Fleming

Fleming

Alexander Fleming
kelemahlembutan itu seperti emas terukir, dalam rangkulan kasih mesra Sang Khalik dan ciptaannya.. mengalirkan keindahan yang tak terucap kata..
(Berbahagialah orang yang lembut hatinya.. karena mereka akan memiliki bumi)
Namanya Fleming, ia adalah seorang petani Skotlandia yang miskin. Pada suatu hari, saat petani itu sedang mengerjakan kebunnya, perlahan-lahan ia mendengar teriakan minta tolong. Sejenak ia berhenti dan mencoba mengamati lagi teriakan itu. Jelas sekarang, teriakan itu berasal dari rawa-rawa di dekat kebunnya. Yup, kebun petani itu memang berada di dekat danau, dimana di pinggir danau tersebut terdapat rawa-rawa yang ditumbuhi lebat dengan berbagai ilalang.
Fleming segera meletakkan peralatannya dan berlari menuju rawa-rawa itu. Dilihatnya seorang anak sedang bergelut dengan api. Mungkin anak itu telah bermain-main dengan bubuk mesiu, yang saat itu bertaburan di tubuhnya. Entah bagaimana bubuk mesiu itu telah terbakar, dan nyala api telah menjilati tubuhnya. Api gemericik yang mulai menyala dikaki itu tentunya menimbulkan efek yang sangat menyakitkan. Jika tidak segera dihentikan, perlahan namun pasti seluruh tubuh anak itu akan terbakar.
Dengan berbagai upaya, akhirnya petani itu dapat mematikan api di kaki anak kecil itu. Setelah membalut luka di kakinya dan memastikan anak itu dapat berjalan lagi, petani itu melepas anak itu pergi. Anak itu juga tidak lupa mengucapkan terima kasih serta menanyakan nama petani tersebut.
Esok paginya, sebuah kereta kuda milik bangsawan datang ke gubug petani itu.  Bangsawan itu mengaku sebagai bapak dari anak yang telah diselamatkan oleh Fleming kemarin.
“Aku ingin memberimu uang, yang mungkin jumlahnya cukup untuk membangun gubugmu hingga menjadi rumah yang layak ditinggali.” Kata bangsawan itu, “Semua ini saya lakukan sebagai tanda terima kasih saya, karena bapak telah menyelamatkan anak saya.”
“Wah.. Pak, maaf!” Jawab petani itu,”Saya tidak bisa menerima pemberian atas setiap pertolongan yang telah saya berikan, saya hanya melakukannya karena itu memang sudah menjadi kewajiban saya..”
Sebelum sempat bangsawan itu menjawab, tiba-tiba seorang anak dengan pakaian compang-camping berlari masuk rumah.
“Apa itu anakmu?” Tanya si bangsawan.
“Ya, pak” petani itu menjawab.
“Bagaimana jika kita buat kesepakatan.” Bangsawan itu berkata, “Ijinkan aku untuk merawat anakmu itu, aku akan memberikannya pendidikan yang baik, di sekolah terkemuka.” Ia melanjutkan, “Ijinkan aku menolong masa depan anakmu, seperti halnya bapak telah menyelamatkan masa depan anak saya, saya percaya anak itu kelak akan tumbuh menjadi orang besar, ia akan mewarisi kelemahlembutan dan hati yang luar biasa seperti bapaknya.”
Petani itu tidak dapat berkata apa-apa selain mengijinkan bangsawan itu membawa anaknya. Sekalipun hidup diantara bangsawan, anak itu juga tetap sesekali pulang untuk menemui ayahnya. Tidak ada kesombongan sama sekali yang tumbuh di hati anak itu.
Sepuluh tahun kemudian, anak ke tiga Fleming tersebut telah lulus dari sebuah sekolah medis di London. Beberapa waktu kemudian, dunia mengenal putra Fleming tersebut sebagai Alexander Fleming, seorang tokoh besar ilmu medis, penemu Penisilin.
(diterjemahkan dan ditulis ulang dari “Use Your Heart”, Jim Peterson, 1997)

“Lifes Go on..”

Peng Shulin, seorang lelaki paruh baya dari Cina itu memegang alat bantunya. Tapak demi tapak kaki besi itu mulai melangkah. Sesekali terlihat ia menyeka keringat. Matanya tetap menghadap ke depan. Senyum lembutnya pun tetap terlintas, bahkan sesekali diselingi dengan tawa. Setiap orang yang berada di dekatnya waktu itu hanya bisa bergumam, “Ia optimis, ia beruntung..”
Ingatannya mulai menerawang pada kejadian lebih dari sepuluh tahun silam itu. Hatinya selalu miris saat di otaknya terbayang bagaimana truk besar itu menggilas habis tubuhnya bagian bawah. ” tetapi, Tuhan menyelamatkan saya!” begitu katanya pada semua orang.
Ia ingat betul bagaimana 20 orang  tenaga ahli itu berjuang menyelamatkan nyawanya. Bukan hanya dokter bedah, ahli syaraf bahkan ahli elektronika dan fisika pun juga dilibatkan dalam proses rekonstruksi tubuhnya.
“Bukan kehebatan kami, tetapi semangatnya yang luar biasa itulah yang justru memotivasi kami untuk memberikan yang terbaik.” Kata seorang tim ahli, “Kami ingat betul, bagaimana jantung itu tetap berdetak kencang pada saat masa-masa kritisnya, detak jantung luar biasa yang membuatnya tetap bertahan hidup, bagaimanapun kondisinya.”
Memang, saat ini tinggi Peng Shulin tinggal 78 cm. Tapi hal itu tidak pernah membuatnya menyerah. Ia tetap berjalan, dan  tetap mengerjakan berbagai kegiatan rutin sehari-hari… “Lifes Go on..” katanya sambil tersenyum.
peng-shulin-1
peng-shulin-2

Tentang Cinta

Cinta? ah.. sebuah hal yang masih gamang bagi aku. Mereka pernah berkata ada tiga spesies cinta yang wajib aku hidupi: cinta pada Tuhan (Agape); cinta pada sahabat, saudara, dan orang tua (philia); dan cinta pada kekasih (eros/amor). Mereka juga bilang, bahwa cinta eros/amor akan menentukan kelangsungan dua spesies cinta yang lain, dengan belajar menghidupi eros/amor – mereka bilang – bisa membuat aku bisa belajar mencintai sahabat, saudara,  orang tua, dan Tuhan.. benarkah?
Hmmm… bagaimanapun aku kadang masih merasa terlalu kerdil untuk itu. Mencintai apa adanya bukan hal gampang. Pada kenyataannya, aku lebih tertarik dan lebih mudah jatuh cinta pada wanita cantik dari pada yang biasa-biasa, sekalipun kadang hati kecil ini berusaha melawan. Bahkan dalam hal-hal sepele pun.. kadang aku masih memperlakukan wanita yang berparas ‘wuah’ dengan lebih baik, dari pada yang tidak. Beberapa kisah sakit di masa lalu pun  sebenarnya telah memberi jawaban betapa cerobohnya aku dalam hal ini.
Mungkin aku harus belajar dari foto-foto ini.. tentang seorang lelaki sempurna yang mau meletakkan hati dan menghabiskan sisa umurnya dengan seorang wanita yang.. maaf.. sangat tidak pantas untuknya. Pun bercerita tentang seorang wanita yang tetap berjuang mencintai hidup sempurnanya yang..  maaf.. sebenarnya ‘tidak mungkin’ bagi dia. Hhh.. tapi inilah cinta, inilah kasih, inilah ketulusan,  ..dan inilah kenyataan.
Silahkan klik masing-masing foto untuk melihat gambar yang lebih besar)

Bunga untuk ibu.

 Pagi itu, seorang pria tampak turun dari mobil mewahnya. Ia bermaksud untuk membeli sebuah kado di kompleks pertokoan itu. Besok adalah hari Ibu, dan ia bermaksud untuk membeli lalu mengirimkan sebuah hadiah lewat pos untuk ibunya di kampung. Seorang Ibu yang pernah ia tinggal pergi beberapa tahun lalu untuk kuliah, mencari nafkah, dan mengejar kesuksesan di kota besar ini.
Langkah-langkah pria itu terhenti di depan sebuah toko bunga. Ia melihat seorang gadis cantik. Ternyata, gadis itu adalah adik tingkatnya semasa kuliah dulu. Gadis itu terlihat sedang memandangi lesu rangkaian bunga-bunga indah di etalase. Matanya terlihat dengan jelas tengah berkaca-kaca, air mata nya hendak meleleh, seperti akan menangis.
Setelah cerita cerita lalu dilantunkan, pria itu lalu bertanya “Ada apa denganmu? Ada apa dengan bunga-bunga itu?”
“Aku ingin memberi salah satu rangkaian bunga mawar ini untuk ibu saya,” gadis cantik itu melanjutkan, “Seumur hidup, saya belum pernah memberikan bunga seindah ini untuk ibu.”
“Kenapa tidak kau beli saja? Ini bagus, kok.” Cerita pria tersebut sambil turut mengamati salah satu karangan bunga.
“Uang saya tidak cukup.”
“Ya sudah, pilih saja salah satu, aku yang akan membayarnya.” Pria itu menawarkan diri sambil tersenyum.
Akhirnya gadis itu mengambil salah satu karangan bunga. Dengan ditemani sang pria, gadis itu lalu menuju kasir. Pria itu juga menawarkan diri mengantar si gadis pulang ke rumah untuk memberikan bunga itu kepada ibunya. Gadis itu pun bersedia.
Dua orang itu lalu melaju menggunakan mobil menuju ke sebuah tempat yang ditunjukkan oleh si gadis. Hati pria itu terperanjat ketika gadis cantik itu ternyata mengajaknya ke sebuah kompleks pemakaman umum.
Setelah memarkir mobil,  pria itu lalu mengikuti langkah-langkah si gadis. Dengan sangat terharu gadis itu lalu meletakkan karangan bunga itu ke makam ibunya. Seorang ibu yang memang belum pernah dilihat gadis itu seumur hidupnya. Ibu itu dulu meninggal saat melahirkan gadis itu.
Melihat kejadian itu, setelah mengantarkan gadis itu pulang ke rumah, sang pria membatalkan niatnya untuk membeli dan mengirimkan kado bagi ibunya.
Siang itu juga, pemuda sukses itu langsung memacu mobilnya.. pulang ke kampungnya.. untuk melihat wajah ibu yang dia rindukan selama ini.. untuk bersujud di bawah kakinya dan memeluk erat tubuh dan hati lembutnya..
——
Untuk para sahabat.. terutama calon Ibu, para Ibu, dan khusus untuk IBU saya di sorga.. Saya ucapkan “Selamat Hari Ibu” … ^^ semoga cerita ibu ini bisa membuat emasmu tetap sekuat baja.. dan airmu tetap seluas samudera..

Semangka emas

Konon di daerah Kalimantan hidup dua orang bersaudara. Sebut saja namanya Muzakir dan Dermawan. Dua bersaudara ini memiliki sifat yang sangat berbeda. Muzakir dikenal sebagai orang yang pelit, sedangkan Dermawan suka menolong. Beberapa kali Muzakir memicingkan mata dan menyindir ketika melihat Dermawan membagi uangnya kepada orang-orang miskin, tetapi Dermawan tidak pernah menghiraukan itu. “Kasihan, saya hanya ingin menolong.” itu saja jawab Dermawan ketika si kakak mulai usil.
Beberapa tahun kemudian, usaha dagang Dermawan bangkrut. Dermawan jatuh miskin sementara Muzakir selalu bertambah kaya. Muzakir sangat senang mendengar kabar tentang jatuhnya bisnis Dermawan. Dia merasa telah memenangkan persaingan ini. Muzakir berpendapat bahwa bangkrutnya Dermawan akibat perbuatannya sendiri yang terlalu lemah dan mudah kasihan dengan orang.
Suatu hari, Dermawan menemukan burung kecil yang terjatuh di depan rumahnya. Sekonyong-konyong Dermawan langsung memungutnya dan mengobati lukanya. Ia benar-benar merawat dan menyayangi burung itu. Tak lama, burung tersebut itu dapat terbang lagi. Dermawan pun melepasnya dengan suka cita.
Beberapa hari kemudian burung itu kembali ke rumah Dermawan dan menjatuhkan biji semangka. Setelah mengucapkan terima kasih, Dermawan lalu menanam biji semangka tersebut. Selang beberapa bulan semangka itu berbuah. Buahnya hanya satu tetapi besar sekali, kira-kira sebesar rentangan tangan orang dewasa. Dermawan lalu membelahnya. Betapa terkejutnya ketika ia melihat semangka besar itu berisi penuh biji emas dan berlian.
Dengan perasaan meluap-luap dermawan mengumpulkan emas permata itu. Ia menggunakannya untuk melunasi hutang-hutangnya dan membangun kembali usaha dagangnya. Dermawan menjadi kaya raya melebihi kakaknya. Dermawan juga tetap menolong dan selalu menyisihkan penghasilannya untuk orang-orang miskin.
Muzakir sangat iri dengan hal ini. Ia lalu menyuruh seorang tukang sumpit untuk melukai burung yang sedang terbang. Burung yang terkena sumpitan tersebut lalu jatuh dan Muzakir menolongnya. Muzakir melakukan hal yang persis seperti yang dilakukan Dermawan. Setelah burung itu sembuh, Muzakir pun melepasnya lagi.
Beberapa hari kemudian burung tersebut kembali ke rumah Muzakir dan menjatuhkan biji semangka. Muzakir lalu menanam biji tersebut dan berharap kelak akan berbuah semangka penuh emas permata seperti milik Dermawan. Tetapi apa yang terjadi? Sesudah semangka tersebut berbuah dan dibelah, semangka itu malah mengeluarkan lumpur yang tiada habisnya. Lumpur tersebut lalu mengubur Muzakir dan semua harta bendanya.