Kamis, 23 Januari 2014

Ekspansi Kesadaran

Ingatlah kata-kata ini : “Ekspansi Kesadaran”. Dengan ekspansi itu, engkau meluas. Suatu hari, ketika kesadaranmu absolut, mutlak dan tidak ada lagi bayangan kegelapan di dalam dirimu, tatkala tidak ada lagi ketidak-sadaran di dalam dirimu, semuanya sudah menjadi sadar, tatkala cahaya bersinar terang, tatkala engkau terang dari kesadaran di dalam dirimu – engkau akan segera melihat bahwa langit pun bukan batasanmu, tidak ada batasan bagimu.

Inilah keseluruhan pengalaman para mistikus-mistikus dari semua zaman. Ketika Jesus mengatakan: “Aku dan Bapa-ku di surga adalah satu,” inilah yang Ia maksudkan. Ia mengatakan: “Aku tanpa batas.” Ini adalah cara mengatakan hal yang sama, cara yang methapora, sebuah cara yang bersifat simbolik: “Aku dan Bapa-ku di surga bukan dua tetapi satu- Aku, tinggal di dalam tubuh yang kecil ini dan Ia, ada di seluruh alam semesta, adalah bukan dua tetapi satu. Sumberku dan Aku adalah satu. Aku seluas Alam semesta itu sendiri.

Itulah artinya ketika mistikus-mistikus dari tradisi Upanisad mengatakan: “Aham Brahmasmi- Aku adalah yang tertinggi, Aku adalah Tuhan.” Ini diungkapkan dalam suatu keadaan pikiran yang maha sadar , keadaan yang tidak ada lagi ketidaksadaran. Inilah artinya ketika Sufi Mansur Al-Hallaj mengatakan “Ana-al-Haqq – Aku adalah kebenaran, Aku adalah kesejatian”

Diambil dari: THE TANTRA VISION, Vol 1. (Ceramah OSHO tentang Nyanyian-Nyanyian Saraha- Talks on the Royal Song of Saraha) Chapter 4. Love is Death

Selasa, 21 Januari 2014

Bukan benar-benar cinta

Cinta bukanlah benar-benar urusan utama bagi anak muda, ketertarikan anak muda adalah sex. Ketika seorang anak muda mengatakan “Saya mencintaimu” kepada seorang gadis, ia hanya berencana bagaimana mengajaknya ketempat tidur. Semua ini omong kosong, ia tahu, tapi ini harus dilakukan, ini adalah bagian dari permainan. Jika engkau meminta seorang gadis dengan tiba-tiba “Bagaimana dengan Sex?”, perempuan itu mungkin akan berteriak atau memanggil polisi; ajakan sex sangat tidak diharapkan. Engkau harus merayunya. Dan si perempuan juga akan berfikir jika engkau merayu terlalu lama, ia menjadi bosan. Jika engkau terus-terusan mengatakan “aku mencintaimu, aku mencintaimu” dan tidak ada tanda-tanda untuk mengajaknya ketempat tidur, dia akan bosan. Pengantarnya tidak boleh terlalu panjang. Pengantar itu seharusnya tidak seperti bukunya George Bernard Shaw, dimana inti bukunya hanya terdiri dari seratus halaman tetapi kata pengantarnya dua ratus halaman. Siapa yang mau dengan buku itu? Sebuah pengantar adalah sebuah pengantar dan harus mempermudah (tidak terlalu panjang).

Ketertarikan anak muda adalah pada sex, bukan cinta. Cinta adalah sebuah alasan, Cinta adalah sebuah kesopanan, Cinta adalah sebuah tradisi, tapi keinginan yang sebenarnya dari anak muda adalah sex. Cinta adalah seperti gula yang kita gunakan untuk membungkus pil yang pahit, itulah ketertarikan anak muda. Cinta sejati mereka adalah sex.

Bukanlah suatu kebetulan anak-anak muda diseluruh dunia telah menyebut sex dengan “bercinta” (making love). Itu lah cinta mereka. Kedalamannya mereka tidak tahu. Anak-anak muda memang tetap dangkal.

Sex itu dangkal, begitu juga dengan anak-anak muda. Anak-anak muda tidak dapat memiliki kedalaman, dan anak-anak muda tidak dapat memiliki pemahaman yang kalem. Anak-anak muda itu gelisah, masa muda adalah masa yang mengairahkan (menggemparkan). Bagus!! Saya tidak mengatakan itu salah. Ini menciptakan kemungkinan untuk bertumbuh. Engkau harus melewati banyak pengalaman, manis dan pahit. Engkau harus melewati banyak tahap kegelisahan, kenikmatan, kehebohan; hanya dengan begitu satu moment akan datang ketika engkau mulai mengerti. Pengalaman-pengalaman itu menyiapkanmu, pengalaman-pengalaman itu membersihkanmu. Engkau harus melewati api masa muda untuk menjadi emas murni di masa tua. Orang yang benar-benar tua adalah bijaksana, ia memiliki cahaya di dalam dirinya. Ia telah menjalani hidupnya, ia telah matang. Ia tahu apa itu kehidupan; ia tahu kegembiraannya; kesedihannya, naik dan turunnya, ia tahu nerakanya kehidupan dan surganya kehidupan. Ia telah melihat semuanya. Dengan melihat semuanya, pemahaman yang luar biasa, kasih saying dan cinta tumbuh di dalam dirinya.

Diambil dari: The Wisdom of the Sands (Ceramah tentang Sufi) Volume 1, Chapter 5. The Oasis Exist in Your Awareness

Senin, 20 Januari 2014

Nafs

Nafs atau nafsu adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti ego, diri, atau diyu (bhs. Jawa) dalam konteks ajaran Satra Jendra. Nafs merupakan konsep penting dalam tradisi Islam, terutama dalam Sufisme. Dalam keadaan belum dimurnikan, nafs (ego) merupakan level terendah status batin manusia yang bersifat hewani dan iblis, namun demikian pada dasarnya ada sisi baik dan sisi buruknya dengan kadar yang berbeda bervariasi pada setiap orang. 
Nafs mempunyai beberapa level, jenjang,status atau dalam Islam disebut makam (maqom), yaitu terdiri dari : 
1. Amarah (terendah)
2. Lawammah
3. Mulhammah
4. Mutmainah
5. Radhiah
6. Mardhiah
7. Kamaliah (tertinggi)


Salah satu tujuan sufisme adalah mencapai jenjang nafs tertinggi, oleh karena itu didalam Islam ada yang berpendapat bahwa peristiwa “Isra -Mi’raj” sebenarnya melambangkan perjalanan spiritual nabi Muhammad hingga “kelangit ke-7“ yaitu nafs Kamaliah. Jadi bukan perjalanan phisik ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem dalam waktu satu malam dengan naik kuda bersayap, masih dibumbui lagi dengan cerita2 gaib 1001 malam. Jangan dibayangkan langit itu seperti apartemen 7 lantai. Lagi2 mainstream masih berpikir seperti itu. Wisrawa paling anti dengan ajaran agama yg diselipi dogma n tahayul krn itu artinya penyesatan. Nafs sering digambarkan sebagai seekor kuda binal yang harus dilatih dan ditundukkan sehingga akhirnya dapat membawa penunggangnya ke tujuan. 


Dalam ajaran kebatinan Jawa ada juga simbol2 seperti ini misalnya dalam ajaran Pangestu. Lalu ada pihak lain yang berpendapat bahwa hanya ada 3 status ego yang penting, yaitu: 

Nafs Amarah : Pada tahap primitif nafs yang menghasut kita untuk melakukan kejahatan: ini adalah nafs sebagai diri yang terendah, naluri dasar atau Id atau Child dalam ilmu psikologi. 
Islam menekankan pentingnya memerangi nafs karena nabi Muhammad mengatakan setelah kembali dari berperang, "Kita sekarang kembali dari perjuangan kecil (Jihad Asghar) untuk perjuangan besar (Jihad Akbar) yaitu Perjuangan melawan nafs." Wisrawa berpendapat bahwa orang2 yg berjuang dengan kekerasan, dgn bedil dan pentungan, kemudian berhasil meraih pengaruh akan kepentingan tertentu adalah orang yang menang dalam perang kecil tapi kalah dalam perang besar. 

Nafs Lawammah : Ini adalah tahap dimana "hati nurani yang terbangun, bertobat dengan penuh penyesalan dan meminta pengampunan. Di sini nafs terinspirasi oleh hati anda, melihat kelemahan anda, dan bercita-cita untuk mencapai kesempurnaan jiwa. 

Dalam konteks yg sama ada semacam ritual atau praktek tentang perdamaian dan pengampunan jiwa disebut Ho-oponopono merupakan praktek kuno di Hawaii dan di pulau-pulau di seluruh Pasifik Selatan, termasuk Samoa, Tahiti dan Selandia Baru. Praktek ini menggunakan meditasi pernapasan dan mantra dalam bahasa setempat yang berarti "Saya minta maaf, maafkan saya, saya mencintaimu dan saya berterima kasih", ini bukan ritual agama tetapi kearifan lokal.

Nafs Mutmainah : atau “nafs damai". Ini adalah tahap ego yang ideal atau Super-ego atau Adult /Parent dalam ilmu psikologi. Pada tingkat ini ada keteguhan dalam iman seseorang untuk meninggalkan semua perilaku buruk sehingga jiwa menjadi tenang dan damai. Meninggalkan semua masalah duniawi dan puas dengan se-mata2 kehendak Allah (Tawakal).


Sumber: https://www.facebook.com/sutrisno.gitoatmodjo

Minggu, 19 Januari 2014

Kesadaran

Seorang Sufi mistik, Bayazid, sering berbicara kepada muridnya tentang kesadaran (awaraness), dan mereka bertanya “tapi apa itu kesadaran? Engkau terus menerus membicarakan tentang ini.” 

Suatu hari Bayazid membawa murid-muridnya ke sungai. Disisi sebelah sini ada bukit kecil dan disisi seberang juga ada bukit kecil. 
Ia berkata “Kita akan menggantungkan jembatan kayu yang panjang- hanya selebar telapak kaki- dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan engkau harus berjalan diatasnya. Dengan begitu engkau akan mengetahui apa itu kesadaran.” 
Murid-murid berkata “tapi kita sudah berjalan di seluruh hidup kita, dan kami belum juga mengetahui.” 
Bayazid berkata “tunggu” dan dia melakukan percobaan. 

Banyak dari mereka mulai merasa sangat ketakutan, dan mereka berkata “kami tidak dapat berjalan. Hanya selebar telapak kaki?.” 
Tapi seberapa lebar yang engkau butuhkan untuk dapat berjalan diatasnya? Ketika engkau berjalan di atas tanah, engkau dapat berjalan diatas garis yang lebarnya setelapak kaki dengan mudahnya. Kenapa, kenapa engkau tidak bisa berjalan diatas jembatan yang lebarnya sama yang digantung di antara dua bukit? Kenapa engkau tidak dapat berjalan di atasnya?

Beberapa orang mencoba. Setelah melangkah beberapa langkah, dua tiga langkah mereka kembali, dan mereka berkata “ini berbahaya”. 
Lalu Bayazid berjalan di atas jembatan itu dan beberapa orang mengikutinya, dan ketika mereka sampai di seberang, mereka sungkem di kaki Bayazid dan mereka berkata “Guru, sekarang kami memahami apa itu kesadaran (Awareness). Bahaya begitu besar sehingga kami tidak dapat melangkah dengan lengah dan mengantuk.”

Pada beberapa moment yang sangat berbahaya engkau menjadi sadar (waspada, terjaga), jika tidak berbahaya cenderung tidak sadar dan lengah. Kesadaran artinya sebuah intensitas, sebuah keterjagaan dengan intensitas sehingga tidak ada pikiran yang mengganggu. Engkau hanya sadar (terjaga, waspada), tanpa pikiran. Coba lah. Engkau dapat mencobanya dimana saja. Melangkah di jalan, melangkahlah seolah-olah ada bahaya. Dan sebenarnya ada bahaya. Karena setiap saat engkau dapat saja mati, setiap saat kematian ada disana. Jika engkau mencoba sedikit saja memahami engkau akan paham. Sangat tidak mungkin untuk tidak sadar (terjaga dan waspada) jika engkau melihat kematian itu mungkin di setiap saat. Dengan begitu engkau tidak bisa lagi hidup seperti orang mabuk.

Diambil dari : Ectasy; the Forgotten Language (Ceramah tentang Kabir). Chapter 3. Natural, Spontaneous, Aware.

Jumat, 17 Januari 2014

Cinta

Kecemburuan bukanlah bagian dari Cinta, Kecemburuan adalah bagian dari kepemilikan. Kepemilikan tidak ada hubungannya dengan Cinta. Engkau ingin memiliki. Melalui kepemilikan engkau merasa kuat: wilayahmu (teritori) menjadi lebih besar. Dan jika orang lain berusaha menguasai wilayahmu, engkau menjadi marah. Atau jika seseorang memiliki rumah yang lebih besar dari rumahmu, engkau menjadi cemburu atau iri hati. Atau jika seseorang berusaha menghilangkan kepemilikanmu atas barang-barangmu, engkau menjadi cemburu dan marah. Jika engkau mencintai, cemburu itu tidak mungkin terjadi, sama sekali tidak mungkin.

Jealousy is not part of love, jealousy is part of possessiveness. Possessiveness has nothing to do with love. You want to possess. Through possession you feel strong: your territory is bigger. And if somebody else tries to trespass on your territory, you are angry. Or if somebody has a bigger house than your house, you are jealous. Or if somebody tries to dispossess you of your property, you are jealous and angry. If you love, jealousy is impossible; it is not possible at all.

Kecemburuan tidak ada hubungannya dengan Cinta. Jika engkau mencintai perempuanmu, bagaimana mungkin engkau dapat cemburu? Jika engkau mencintai laki-lakimu, bagaimana engkau dapat menjadi cemburu? Jika perempuanmu tertawa bersama orang lain, bagaimana mungkin engkau dapat menjadi cemburu? Engkau akan berbahagia; perempuanmu bahagia, kebahagiaannya adalah kebahagianmu. Bagaimana mungkin engkau dapat menentang kebahagiaanya?

Jealousy has nothing to do with love. If you love your woman, how can you be jealous? If you love your man, how can you be jealous? If your woman is laughing with somebody else, how can you be jealous? You will be happy: it is your woman who is happy; her happiness is your happiness. How can you think against her happiness?

Engkau tidak benar-benar mencintai perempuanmu, atau laki-lakimu, atau temanmu. Jika engkau benar-benar cinta, tentu kebahagiaanya adalah kebahagiaanmu. Jika engkau benar-benar cinta, engkau tidak akan menciptakan kepemilikan. Cinta mampu memberikan kebebasan yang sepenuhnya. Hanya cinta yang mampu memberikan kebebasan yang sepenuhnya. Dan jika kebebasan tidak diberikan, ini bukanlah cinta tetapi sesuatu yang lain. Ini adalah salah satu bentuk perjalanan ego.

You are not really in love with your woman, or with your man, or with your friend. If you are in love, then his or her happiness is your happiness. If you are in love, then you will not create any possessiveness. Love is capable of giving total freedom. ONLY love is capable of giving total freedom. And if freedom is not given, then it is something else, not love. It is a certain type of egoistic trip.

Engkau memiliki seorang wanita yang cantik. Engkau ingin memamerkannya ke setiap orang, ke seluruh kotamu, bahwa engkau memiliki seorang wanita yang cantik – seperti sebuah barang yang dimiliki. Seperti ketika engkau memiliki sebuah mobil, dan engkau di dalam mobilmu, engkau ingin semua orang tahu bahwa tidak ada orang yang memiliki mobil yang seindah ini. Kasusnya sama seperti wanitamu. Engkau memberikannya berlian, tapi bukan karena cinta. Ia menghiasi dirinya untuk ego mu (keangkuhanmu). Engkau membawanya dari satu klab ke klab yang lain, tetapi ia harus tetap melekat padamu dan terus menerus menunjukkan bahwa ia adalah milikmu. Setiap pelanggaran atas hak mu dan engkau marah, engkau dapat membunuh wanitamu, yang engkau pikir engkau mencintainya.

You have a beautiful woman. You want to show everybody, all around the town, that you have a beautiful woman – just like a possession. Just as when you have a car and you are into your car, you want everybody to know that nobody has such a beautiful car. The same is the case with your woman. You bring diamonds for her, but not out of love. She is a decoration for your ego. You carry her from one club to another, but she has to remain clinging to you and go on showing that she belongs to you. Any infringement of your right and you are angry – you can kill the woman... whom you think you love.

Ada ego yang besar yang berkerja dimana-mana. Kita mau orang menjadi seperti benda. Kita miliki mereka seperti benda, kita menurunkannya dari manusia menjadi benda. Sikap ini juga berlaku bagi kepemilikan terhadap benda.

There is great ego working everywhere. We want people to be like things. We possess them like things, we reduce persons into things. The same is the attitude about things also.

Dan engkau bertanya: KENAPA KECEMBURUAN SELALU MENGIKUTI CINTA SEPERTI SEBUAH BAYANGAN?

And you ask: WHY DOES JEALOUSY ALWAYS FOLLOW LOVE AS A SHADOW?

Tidak pernah. Cinta sama sekali tidak membuat bayangan. Cinta itu sangat bening, tembus pandang, sama sekali tidak dapat menimbulkan bayangan. Cinta bukan sesuatu yang padat, ia sangat bersifat bening. Tidak ada bayangan yang ditimbulkan oleh cinta. Cinta adalah satu-satunya fenomena di bumi ini yang tidak menimbulkan bayangan.

Never. Love makes no shadow at all. Love is so transparent that it makes no shadow. Love is not a solid thing, it is transparency. No shadow is created out of love. Love is the only phenomenon on the earth which creates no shadow.

Di ambil dari : THE TANTRA VISION Vol 2. (Ceramah Osho tentang Nyanyian-Nyanyian Saraha) Chapter 8. Love Makes No Shadow