Sabtu, 25 Desember 2010

Hati...



... karena yang paling hakiki tidak ada.

Menurut suatu dongeng India kuno, ada seekor tikus yang
selalu tertekan karena takut kepada seekor kucing. Seorang
tukang sihir merasa kasihan kepadanya lalu menqgubahnya
menjadi seekor kucing. Tetapi kemudian ia menjadi takut
kepada anjing. Maka tukang sihir itu mengubahnya menjadi
anjing. Tetapi ia mulai takut kepada harimau. Maka tukang
sihir itu mengubahnya menjadi harimau, yang merasa takut
kepada pemburu. Pada saat itu tukang sihir menyerah. Ia
mengubahnya menjadi seekor tikus lagi dan berkata, "Apa pun
yang saya lakukan tidak akan membantumu karena engkau
mempunyai hati seekor tikus."

(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)

APAKAH ALLAH ADA?

"Katakan kepada saya," kata seorang ateis, "apakah Allah itu
sungguh-sungguh ada?"

Jawab Sang Guru, "Jika kamu menginginkan saya
sungguh-sungguh jujur, saya tidak akan menjawab."

Para murid penasaran mengapa ia tidak menjawab.

"Karena pertanyaannya tidak dapat dijawab," kata Sang Guru.

"Jadi, Guru juga ateis?"

"Tentu saja tidak. Orang ateis membuat kesalahan karena
menyangkal kenyataan yang tidak mungkin dijelaskan."

Setelah diam sejenak, ia menambahkan, "Dan orang teis
membuat kesalahan karena mencoba menjelaskannya."

(Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello,
Penerbit Kanisius, Cetakan 1, 1997

PERSAHABATAN

Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.

Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang
masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.


Kahlil Gibran

LONCENG-LONCENG KUIL

Sebuah kuil dibangun di suatu pulau, tiga kilometer jauhnya dari pantai. Dalam kuil itu terdapat seribu lonceng. Lonceng-lonceng yang besar, lonceng-lonceng yang kecil, semuanya dibuat oleh pengrajin-pengrajin terbaik di dunia. Setiap kali angin bertiup atau taufan menderu, semua lonceng kuil serentak berbunyi dan secara terpadu membangun sebuah simponi. Hati setiap orang yang mendengarkannya terpesona.

Tetapi selama berabad-abad pulau itu tenggelam di dalam laut; demikian juga kuil bersama dengan lonceng-loncengNya.

Menurut cerita turun-temurun lonceng-lonceng itu masih terus berbunyi, tanpa henti, dan dapat didengar oleh setiap orang yang mendengarkannya dengan penuh perhatian. Tergerak oleh cerita ini, seorang pemuda menempuh perjalanan sejauh beribu-ribu kilometer. Tekadnya telah bulat untuk mendengarkan bunyi lonceng-lonceng itu. Berhari-hari ia duduk di pantai, berhadapan dengan tempat di mana kuil itu pernah berdiri, dan mendengarkan, mendengarkan dengan penuh perhatian. Tetapi yang didengarnya hanyalah suara gelombang laut yang memecah di tepi pantai. Ia berusaha mati-matian untuk menyisihkan suara gelombang itu supaya dapat mendengar bunyi lonceng. Namun sia-sia. Suara laut rupanya memenuhi alam raya.

Ia bertahan sampai berminggu-minggu. Ketika semangatnya mengendor, ia mendengarkan orang tua-tua di kampung. Dengan terharu mereka menceritakan kisah seribu lonceng dan kisah tentang mereka yang telah mendengarnya. Dengan demikian ia semakin yakin bahwa kisah itu memang benar. Dan semangatnya berkobar lagi, apabila mendengar kata-kata mereka ... tetapi kemudian ia kecewa lagi, kalau usahanya selama berminggu-minggu ternyata tidak menghasilkan apa-apa.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri usahanya. Barangkali ia tidak ditakdirkan menjadi salah seorang yang beruntung dapat mendengar bunyi lonceng-lonceng kuil itu. Mungkin juga legenda itu hanya omong kosong saja. Lebih baik pulang saja dan mengakui kegagalan, demikian pikirnya. Pada hari terakhir ia duduk di pantai pada tempat yang paling disayanginya. Ia berpamitan kepada laut, langit, angin serta pohon-pohon kelapa. Ia berbaring di atas pasir, memandang langit, mendengarkan suara laut. Pada hari itu ia tidak berusaha menutup telinganya terhadap suara laut, melainkan menyerahkan dirinya sendiri kepadanya. Dan ia pun menemukan suara yang lembut dan menyegarkan di dalam gelora gelombang laut. Segera ia begitu tenggelam dalam suara itu, sehingga ia hampir tidak menyadari dirinya lagi. Begitu dalam keheningan yang ditimbulkan suara gelombang dalam hatinya.

Di dasar keheningan itu, ia mendengarnya! Dentang bunyi satu lonceng disambut oleh yang lain, oleh yang lain lagi dan oleh yang lain lagi ... dan akhirnya seribu lonceng dari kuil itu berdentangan dengan satu melodi yang agung berpadu. Dalam hatinya meluap rasa kagum dan gembira.

Jika engkau ingin mendengar lonceng-lonceng kuil, dengarkanlah suara laut.

Jika engkau ingin melihat Tuhan, pandanglah ciptaan dengan penuh perhatian. Jangan menolaknya, jangan memikirkannya.Pandanglah saja.



(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

JIMAT




Manusia merasa kesepian dan putus asa hidup di alam semesta yang luas ini. Maka ia selalu dicekam ketakutan.

Agama yang baik menghilangkan ketakutan. Agama yang jelek justru menambahnya.

Seorang ibu kurang berhasil membujuk puteranya yang masih kecil supaya pulang dari bermain sebelum petang hari. Maka ia menakut-nakutinya. Dikatakan kepadanya, bahwa jalan pulang ke rumah penuh dengan setan, yang berkeliaran segera sesudah matahari terbenam. Sekarang ibu itu tak bersusahpayah lagi. Setiap sore anaknya pulang pada waktunya.

Namun waktu si anak bertambah dewasa, ia jadi takut pada kegelapan dan setan, sehingga ia tidak berani keluar rumah di waktu malam. Maka ibunya memberinya sebuah kalung jimat dan meyakinkannya, bahwa selama ia memakai kalung itu, setan-setan tidak akan berani mengganggunya.

Nah, sekarang ia berani keluar di waktu gelap, sambil memegang erat-erat jimat itu.

Agama yang jelek memperkuat kepercayaannya akan jimat. Agama yang baik membuka matanya untuk melihat, bahwa setan-setan tidak ada.



(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

JONEYED DAN TUKANG CUKUR



Seorang suci bernama Joneyed pergi ke Mekah dengan berpakaian pengemis. Di sana ia melihat seorang tukang sedang mencukur seorang kaya. Ketika ia minta supaya dicukur juga, tukang cukur itu segera meninggalkan orang kaya dan mencukur Joneyed. Ia tidak memungut biaya dari Joneyed. Malah sebaliknya, Joneyed diberinya uang sedekah.

Joneyed begitu terharu sehingga ia berniat untuk memberikan semua sedekah yang akan diterimanya pada hari itu pada si tukang cukur.

Tidak disangka, seorang peziarah yang kaya memberi Joneyed sekarung emas. Joneyed pergi ke kios tukang cukur pada malam itu juga dan menyerahkan sekarung emas itu kepadanya.

Tukang cukur itu mengejeknya:

'Anda ini orang suci macam apa? Tidak malukah Anda membayar sebuah pengabdian cinta?'

Kadang-kadang terdengar orang berkata: 'Tuhan, kami ini sudah berbuat begitu banyak bagimu. Apa ganjaran kami sekarang?'

Kalau ganjaran ditawarkan atau dicari; cinta menjadi barang dagangan.



(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

BUNGA TERATAI

Aku sangat mengagumi temanku. Ia bermaksud menunjukkan kepada tetangganya, betapa sucinya ia. Bahkan untuk itu sampai-sampai ia mengenakan pakaian khusus. Aku selalu menyangka, bahwa jika orang sungguh-sungguh suci, kesucian itu akan terlihat oleh orang lain tanpa usaha apa pun darinya. Tetapi temanku ini berusaha agar kesuciannya dapat terlihat tetangganya. Ia bahkan mengumpulkan sejumlah murid dengan maksud agar mereka ini menunjukkan kesucian yang mereka miliki. Mereka menyebut hal ini 'memberi kesaksian.'Ketika melewati sebuah kolam, aku melihat sekuntum bunga teratai yang sedang mekar. Tanpa pikir panjang kukatakan kepadanya:'Alangkah indahnya kau, bungaku! Dan betapa jauh lebih indahnya Tuhan yang telah menciptakanmu!'Ia menjadi tersipu-sipu karena ia samasekali tidak menyadari keindahannya yang menakjubkan itu. Dan ia senang karena Tuhanlah yang dimuliakan.Ia menjadi jauh lebih indah justru karena tidak menyadari keindahannya. Dan ia menarik perhatianku, justru karena tidak berusaha untuk memikatku.Tidak jauh dari situ ada kolam lain. Di sana kulihat teratai lain yang menjulurkan daun-daunnya kepadaku dan dengan malu-malu berkata: 'Lihatlah keindahanku dan muliakanlah Penciptaku!'Aku pergi meninggalkannya dengan rasa muak.Kalau aku mulai berusaha memberi teladan yang baik, aku ingin memberi kesan bagi orang lain. Berhati-hatilah terhadap orang Farisi yang bermaksud baik!

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

MOHON HATI YANG DAMAI

Dewa Vishnu sudah bosan mendengarkan permohonan salah seorang penyembahnya, hingga suatu ketika ia menampakkan diri di hadapannya dan berkata: 'Sudah kuputuskan, aku akan memberikan tiga hal, apa pun yang kau minta. Sesudah itu, tidak ada sesuatu pun yang akan kuberikan kepadamu lagi.'
Penyembah itu dengan gembira langsung mengajukan permohonan yang pertama. Ia meminta, agar isterinya mati sehingga ia dapat menikah lagi dengan wanita lain yang lebih baik. Permohonannya dikabulkan dengan segera.
Tetapi ketika teman-teman dan sanak saudaranya berkumpul menghadiri pemakaman isterinya, dan mulai mengenangkan kembali semua sifat baiknya, penyembah ini sadar bahwa ia telah bertindak terlampau gegabah. Saat itu ia menyadari bahwa dulu ia buta terhadap segala kebaikan isterinya. Apakah ia masih bisa menemukan wanita lain yang sebaik dia?
Maka ia memohon kepada dewa, agar menghidupkan isterinya kembali. Kini permohonannya tinggal satu lagi. Ia bermaksud tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, karena ia sudah tidak akan sempat memperbaikinya lagi. Ia bertanya kemana-mana. Beberapa kawannya menasehatinya, agar ia minta diluputkan dari kematian. Tetapi apa gunanya tetap hidup, kata kawannya yang lain, kalau badannya tidak sehat? Dan untuk apa sehat, kalau tidak punya uang? Dan apa gunanya uang kalau tidak punya sahabat?
Tahun demi tahun telah lewat dan ia belum juga dapat memutuskan apa yang harus dimintanya: hidup, kesehatan, kekayaan, kekuasaan atau cinta. Akhirnya ia menyerah dan berkata kepada dewa: 'Berkenanlah kiranya Dewa memberi nasehat, apa yang sepantasnya saya minta?'
Melihat kebingungan orang itu, Vishnu tertawa dan berkata:
'Mintalah hati yang damai, entah apa pun yang terjadi dalam hidupmu.'

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

MENGUBAH DUNIA DENGAN MENGUBAH DIRIKU.



Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya seperti berikut ini: 'Waktu masih muda, aku ini revolusioner dan aku selalu berdoa: Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia!'
'Ketika aku sudah separuh baya dan sadar bahwa setengah hidupku sudah lewat tanpa mengubah satu orang pun, aku mengubah doaku menjadi: 'Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah semua orang yang berhubungan denganku: keluarga dan kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas.'
'Sekarang ketika aku sudah menjadi tua dan saat kematianku sudah dekat, aku mulai melihat betapa bodohnya aku. Doaku satu-satunya sekarang adalah: 'Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah diriku sendiri.' Seandainya sejak semula aku berdoa begitu, maka aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku!'
Setiap orang berpikir mau mengubah umat manusia. Hampir tak seorang pun berpikir bagaimana mengubah dirinya.


(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994

Inilah surat terbuka Damien untuk sang Pastor :



"Dr.Terry Jones, saya merasa sangat kasihan kepada Anda. Anda harus belajardari Mahatma Gandhi, Mother Theresa, dan Gus Dur. Karena itu datanglahke Indonesia atau setidaknya bacalah buku tentang tokoh-tokoh tersebutdi atas agar Anda bisa mengerti arti sesungguhnya dari "Iman" danketuhanan.
Jangan belajar dari Hitler yang membasmi"keyakinan" orang lain karena menganggap dirinya yang paling benar.Atau bagaimana kalau Anda ijinkan untuk 1 hari saja, tepatnya ditanggal 11 September 2010, kami meminjam tubuh Anda, menjadi orangIndonesia dan berprofesi sebahai Ulama. Dr. Terry Jones menjadi SangKiai. Gus Terry untuk satu hari saja.
AnggaplahDamien Dematra tiba-tiba punya ide gila mengumpulkan 1500 orang ditempatnya di Florida dan berkumpul untuk membakar Al-Quran. Kitab SuciAnda. Bagaimanakah rasanya? Senang? Sedih? Sakit? Marah? Bahagia? Ataubagaimana???
Saya sangat mengharapkan Anda menerimatawaran ini, karena hal itu akan menguji siapa Anda sebenarnya. Dalamkelompok Gandhy atau Hitler? Berhati merpati atau bernurani serigala?
Salamhangat dari Indonesia. Negeri Pluralisme, yang percaya pada nilai"Berbeda Tapi Satu" atau dalam bahasa nenek moyang kami BhinnekaTunggal Ika.
Besar harapan kami Dr. Terry Jones yang terhormat mau mengabulkan permintaan kami ini. Jakarta, 11 Agustus 2010.

Hormat kami,
Damien Dematra.Gerakan Peduli Pluralisme".

Surat terbuka itu akan dialihbahasakan Damien dalam bahasa Inggris danakan dikirimkan ke Terry. Tak hanya itu, Damien akan menyebarkannyamelalui jejaring Youtube dan Facebook. "Kita akan serang dengan caraitu dan akan membuatnya tak nyaman," kata Damien, seusai peluncurannovel tersebut di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Rabu (11/8/2010) sore.
Rencananya, novel "Kau Bakar, Aku Bakar" juga akan dibuat versi bahasa Inggris dandiunggah ke website agar bisa diakses seluruh dunia.

GURU ZEN DAN SEORANG KRISTEN



Seorang Kristen suatu hari mengunjungi seorang Guru Zen dan berkata:
'Bolehkah aku membacakan beberapa kalimat dari Khotbah di Bukit?'
'Silahkan, dengan senang hati aku akan mendengarkannya,' kata Guru Zen itu.
Orang Kristen itu membaca beberapa kalimat, lalu berhenti sejenak dan melihat Guru. Guru tersenyum dan berkata: 'Siapa pun yang pernah mengucapkan kalimat-kalimat ini, pastilah sudah mendapatkan penerangan budi.'
Orang Kristen senang. Ia meneruskan membaca. Sang Guru menyela dan berkata: 'Orang yang mengucapkan ajaran ini, sungguh dapat disebut Penyelamat dunia!'
Orang Kristen itu gembira ria. Ia terus membaca sampai habis. Lalu sang Guru berkata: 'Khotbah itu disampaikan oleh Seorang yang memancarkan cahaya ilahi.'
Sukacita orang Kristen itu meluap-luap tanpa batas. Ia minta diri dan bermaksud kembali untuk meyakinkan Guru Zen itu, agar ia sendiri sepantasnya menjadi seorang Kristen juga.
Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, ia berjumpa dengan Yesus di pinggir jalan. 'Tuhan,' serunya dengan penuh semangat, 'Saya berhasil membuat orang itu mengaku bahwa Engkau adalah Tuhan.'
Jesus tersenyum dan berkata: 'Apa gunanya hal itu bagimu, selain membesarkan ego, Kristenmu?'

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

JAWABAN DEWI LAKSMI YANG TERTUNDA



Tidak ada gunanya doa kita dikabulkan kalau tidak dikabulkan
pada waktu yang tepat:

Di zaman India kuno banyak tenaga dicurahkan untuk upacara
Yeda yang dikatakan begitu ilmiah dalam pelaksanaannya,
hingga kalau para orang suci berdoa mohon hujan, tidak
pernah ada kekeringan. Demikianlah seseorang mencurahkan
usaha mau berdoa, sesuai dengan upacaranya, kepada dewi
kekayaan, Laksmi, dan mohon supaya dijadikan kaya.

Ia berdoa tanpa hasil sepanjang sepuluh tahun lamanya.
Sesudahnya setelah waktu berlalu, ia tiba-tiba melihat sifat
tipuan pada kekayaan itu dan memilih hidup sebagai petapa di
pegunungan Himalaya.

Ia duduk bermeditasi pada suatu hari, dan ketika ia membuka
matanya ia melihat di depannya luar biasa seorang wanita
cantik, gemilang dan gemerlapan seakan-akan ia terbuat dari
emas.

"Siapa engkau itu dan engkau berbuat apa di sini?" tanyanya.

"Aku ini dewi Laksmi, yang kau hormati dengan mendaras
kidung nyanyian selama duabelas tahun," kata sang wanita,
"Aku ini menampakkan diri untuk mengabulkan keinginanmu."

"Ah, sang dewi tercinta," seru orang itu. "Aku sekarang
sudah mendapat berkat bermeditasi dan kehilangan keinginanku
akan kekayaan. Engkau datang terlambat. Katakan, mengapa
engkau datang begitu lambat?"

"Untuk berkata kepadamu sebenarnya," jawab sang dewi, "Jika
ingat akan sifat upacara yang kaulakukan begitu setia,
engkau sepenuhnya pantas menjadi kaya. Tetapi, karena
cintaku kepadamu dan keinginanku akan kesejahteraanmu, maka
kutahan dulu."


#Jika anda boleh pilih, maka yang anda utamakan pengabulan
permohonan anda atau rahmat tetap berdamai entah doa
dikabulkan atau tidak?

(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)

AGAMA DAN JARI



"Kepercayaan agama," kata Sang Guru,
"bukanlah pernyataanakan Realitas, tetapi sebuah petunjuk,
yang mengarahkan pada sesuatu yang tetap merupakan suatu misteri.
Misteri itumelampaui pemahaman akal budi manusia.
Pendeknya,kepercayaan agama hanyalah sebuah jari yang menunjuk pada bulan.

Beberapa orang beragama tidak pernah beranjak lebih jauh dari mengamati jari belaka.

Yang lain malah asyik mengisapnya.

Yang lain lagi menggunakan jari untuk mengucek mata.
Inilah orang-orang fanatik yang telah dibutakan oleh agama.

Sangat jarang penganut agama yang cukup mengambil jarak dari jari mereka untuk dapat melihat apa yang ditunjuk.
 Mereka inilah yang, karena melampaui kepercayaan umumnya, justru dianggap sebagai penghujat."

Reaksi Dunia Bila Titanic Tenggelam Saat Ini

Presiden Bush – Amerika Serikat:
“Sebuah kapal yang sedang berlayar menuju kepada kebebasan telah diserang oleh teroris.Kita tidak akan duduk diam. Kita akan memberi pelajaran kepada mereka!Bin Laden, anda dapat berlari tapi anda tak akan dapat sembunyi! Kami akan menemukanmu dan menghancurkan jaringan AL Qaedamu!”

PM Tony Blair – Inggris:
“Saya telah berbicara dengan Presiden Bush, dan kami berdua telah sepakat bahwa tenggelamnya kapal Titanic adalah bukti-bukti tak terbantahkan bahwa pengikut pengikut Saddam Hussein ada dibelakang serangan itu. Irak, nyata-nyata telah menjadi ancaman bagi dunia dan kita harus menyelesaikannya."

PM John Howard – Australia:
“Kami mendapatkan bukti bahwa di dalam kapal tersebut terdapat penumpang bernama Ahmad dan Abu Umar. Ini menunjukkan bahwa JI bertanggungjawab atas tenggelamnya kapal itu. Kami meminta Pemerintah Indonesia bertindak lebih tegas kepada aktivis-aktivis JI, atau kami sendiri yang akan menindak mereka!”

PM Ehud Olmert – Israel:
“Ini merupakan pekerjaan Hamas! Telah cukup bukti bahwa tenggelamnya Titanic bukanlah kecelakaan, namun merupa kan serangan bunuh diri Hamas. Kami akan memblokade Palestina!, menahan mereka!, membuang mereka! membunuh mereka!, membuat mereka kelaparan, menghancurkan rumah-rumah mereka dan kamp-kamp pengungsi mereka!”

PM Vajpayee – India:
“Telah ditemukan paspor Pakistan dalam sisa-sisa Titanic. Jelas bahwa Pakistan harus membayar aksi teror tersebut dan kita telah mengirimkan lebih banyak lagi tentara ke perbatasan.”

PM Surayud Chulanont – Thailand:
“Kapal itu sebelumnya milik keluarga Thaksin Shinawatra yang kemudian dijual ke perusahaan Singapore. Kita akan mengambil kembali kapal itu untuk rakyat Thailand.”

Presiden Castro – Cuba:
“Titanic adalah lambang kapitalisme. Tenggelamnya Titanic memperlihatkan kepada dunia bahwa kapitalisme mulai hancur dan tenggelam. Cuba akan terus setia kepada cita-cita sosialisme dan akan berjaya bersamanya!”

Anggota DPR – Indonesia:
“Titanic? Apaan sih itu? Oh Ya, Titanic… kita sedang mengajukan RUU tentang Pemberantasan Titanic. Untuk itu kami akan mengadaka n studi banding ke Hawaii.
Mohon masyarakat dapat memahami pentingnya RUU ini sehingga pembahasannya memerlukan konsentrasi yang tinggi. Untuk itu kami akan membahasnya di Bali.
Agar kami dapat bekerja lebih baik, kami akan membawa serta istri-istri, anak, cucu, mertua, keponakan, mantu dll-dll. Tentu dengan biaya negara. Harap maklum, gaji kami sebagai anggota DPR hanya 30 juta.
Kami meminta pemerintah untuk menaikkan tunjangan rapat 400% atau kami akan mengajukan interpelasi masalah Titanic.”


Yang sebenarnya terjadi:

Juru Radio Titanic:
“SOS… SOS… Mohon bantuan. Kapal kami menabrak gunung es…”

KATA-KATA



  Jarang Sang Guru begitu mengesankan seperti saat ia memperingatkan akan daya sihir kata-kata.

"Hati-hatilah pada kata-kata,"  katanya.
"Saat kamu kurang waspada,kata-kata itu akan menampakkan wujud aslinya,
kata-kata itu akan memesonakan, memikat, menteror,membuat kamu tersesat dari kenyataan yang mereka wakili,
membuatkamu mempercayai bahwa kata-kata itulah yang nyata."

"Dunia yang kamu lihat bukanlah Kerajaan seperti yangdilihat anak-anak,
melainkan dunia yang terpecah-pecah,terpecah ke dalam beribu-ribu kepingan oleh kata ....

Kenyataan itu seolah-olah seperti riak gelombang samudrayang kelihatan berbeda dan terpisah dari seluruh samudra."

 "Ketika kata-kata dan pikiran diheningkan, Alam Semestaberkembang - nyata, menyeluruh, dan satu dan kata-kata tampil sebagaimana mestinya, sebagai not - bukan musik, sebagai menu- bukan makanan, sebagai penunjuk arah - bukantujuan perjalanan."

(Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello, Penerbit Kanisius, Cetakan 1, 1997)

Kisah Soreyya



Suatu hari Soreyya beserta seorang teman dan beberapa pembantu pergi dengan sebuah kereta yang mewah untuk membersihkan diri (mandi). Pada saat itu, Mahakaccayana Thera sedang mengatur jubahnya di pinggir luar kota, karena ia akan memasuki kota Soreyya untuk berpindapatta. Pemuda Soreyya melihat sinar keemasan dari Mahakaccayana Thera, berpikir: "Bagaimana apabila Mahakaccayana Thera menjadi istriku, atau bagaimana apabila warna kulit istriku seperti itu." Karena muncul keinginan seperti itu, kelaminnya berubah menjadi seorang wanita.

Dengan sangat malu, ia turun dari kereta dan berlari, pada jalan menuju ke arah Taxila. Pembantunya kehilangan dia, mencarinya, tetapi tidak dapat menemukannya.

Soreyya, sekarang seorang wanita, memberikan cincinnya sebagai ongkos kepada beberapa orang yang bepergian ke Taxila, dengan harapan agar ia diizinkan ikut dalam kereta mereka. Setelah tiba di Taxila, teman-teman Soreyya berkata kepada seorang pemuda kaya di Taxila, tentang perempuan yang datang bersama mereka. Pemuda kaya itu melihat Soreyya yang begitu cantik dan seumur dengannya, menikahi Soreyya.

Perkawinan itu membuahkan dua anak laki-laki, dan ada juga dua anak laki-laki dari perkawinan Soreyya pada waktu masih sebagai pria.

Suatu hari, seorang anak orang kaya dari kota Soreyya datang di Taxila dengan limaratus kereta. Perempuan Soreyya mengenalinya sebagai seseorang yang telah diutus oleh teman lamanya. Laki-laki dari kota Soreyya itu merasa senang bahwa ia diundang oleh seorang perempuan yang tidak dikenalnya. Ia berbicara dengan Soreyya bahwa ia tidak mengenalnya, dan bertanya kepada Soreyya apakah Soreyya mengetahui dirinya. Soreyya menjawab bahwa ia tahu tentang dirinya dan menanyakan kesehatan keluarganya dan beberapa orang-orang di kota Soreyya. Laki-laki dari kota Soreyya berbicara tentang anak orang kaya yang hilang secara misterius ketika pergi ke luar kota untuk mandi. Soreyya mengungkapkan identitas dirinya dan menghubungkan semua apa yang telah terjadi, tentang pikiran salahnya kepada Mahakaccaya Thera, tentang perubahan kelamin, dan perkawinannya dengan orang kaya di Taxila.

Laki-laki dari kota Soreyya menasehatinya untuk meminta maaf kepada Mahakaccayana Thera. Mahakaccayana Thera diundang ke rumah perempuan Soreyya dan menerima dana makanan darinya. Sesudah bersantap perempuan Soreyya dibawa menghadap Mahakaccayana Thera, dan laki-laki dari kota Soreyya berbicara kepada Mahakaccayana Thera bahwa perempuan ini pada waktu dulu adalah seorang anak laki-laki orang kaya di kota Soreyya. Ia kemudian menjelaskan kepada Mahakaccayana Thera bagaimana Soreyya menjadi perempuan karena berpikiran jelek pada saat menghormati Mahakaccayana Thera. Perempuan Soreyya dengan hormat meminta maaf kepada Mahakaccayana Thera. Mahakaccayana Thera berkata, "Bangunlah, saya memaafkanmu." Segera setelah kata-kata itu diucapkan, perempuan tersebut berubah kelamin menjadi seorang laki-laki. Soreyya kemudian merenungkan bagaimana dengan satu keberadaan diri dan dengan satu keberadaan tubuh jasmani ia berubah kelamin, bagaimana anak-anak telah dilahirkannya. Merasa sangat cemas dan jijik terhadap segala hal itu, ia memutuskan untuk meninggalkan hidup berumah tangga, dan memasuki Pasamuan Sangha dibawah bimbingan Mahakaccayana Thera.

Sesudah itu ia sering ditanyai, "Siapa yang kamu cintai, dua anak laki-laki pada saat ia sebagai seorang laki-laki, atau dua anak lain pada saat ia menjadi seorang istri?" Terhadap hal itu ia menjawab bahwa cinta kepada mereka yang dilahirkan dari rahimnya adalah lebih besar. Pertanyaan ini seringkali seringkali muncul, ia merasa sangat terganggu dan malu. Kemudian ia menyendiri dan dengan rajin, merenungkan penghancuran dan proses tubuh jasmani.

Tidak terlalu lama kemudian, ia mencapai kesucian arahat, bersamaan dengan pandangan terang analitis. Ketika pertanyaan lama ditanyakan kepadanya, ia menjawab bahwa ia telah tidak mempunyai lagi kesayangan pada sesuatu yang khusus. Bhikkhu-bhikkhu yang lain mendengarnya berpikir bahwa ia pasti berkata tidak benar.

Pada saat dilapori dua jawaban berbeda Soreyya itu, Sang Buddha berkata, "Anakku berkata benar, ia telah berbicara benar. Jawabannya sekarang lain karena ia sekarang telah mencapai tingkat kesucian arahat, sehingga ia tidak lagi menyayangi sesuatu yang khusus. Dengan pikiran terarah benar, anak-Ku telah membuat dirinya berada pada suatu kehidupan baik, yang diberikan oleh ayah maupun ibu."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 43 berikut:

Bukan dengan pertolongan ibu, ayah, ataupun sanak keluarga; namun pikiran yang diarahkan dengan baik, yang akan membantu dan mengangkat derajat seseorang.

Banyak bhikkhu mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

Kisah Tissa Thera



  Tissa adalah putera kakak perempuan dari ayah Pangeran Siddhattha. Ia menjadi bikkhu pada usia yang telah lanjut, dan suatu saat tinggal bersama-sama Sang Buddha. Walau baru beberapa tahun menjalani kebhikkhuannya, ia bertingkah laku seperti bhikkhu senior dan senang mendapat penghormatan serta pelayanan dari bhikkhu-bhikkhu yang berkunjung kepada Sang Buddha. Sebagai bhikkhu yunior, ia tidak melaksanakan semua kewajibannya, di samping itu ia juga sering bertengkar dengan bhikkhu-bhikkhu muda lainnya

Suatu ketika seorang bhikkhu muda menegur kelakuannya. Hal itu membuat bhikkhu Tissa sangat kecewa dan sedih, dan kemudian ia melaporkan hal itu kepada Sang Buddha. Bhikkhu-bhikkhu lain yang mengetahui permasalahan tersebut, mengikutinya untuk memberikan keterangan yang benar kepada Sang Buddha jika dibutuhkan.

Sang Buddha, yang telah mengetahui kelakuan bhikkhu Tissa menasehatinya agar ia mau mengubah kelakuannya, tidak memiliki pikiran membenci.

Sang Buddha juga mengatakan bahwa bukan pada kehidupan kini saja bhikkhu Tissa mempunyai watak keras kepala, juga pada kehidupan sebelumnya. Bhikkhu Tissa pernah terlahir sebagai seorang pertapa yang keras kepala bernama Devala. Karena suatu kesalahpahaman, ia mencerca seorang pertapa suci.

Meskipun raja ikut campur tangan dengan memintakan ampun kepada pertapa suci itu, Devala tetap berkeras kepala dan menolak untuk melakukannya. Hanya dengan paksaan dan tekanan dari raja, Devala barulah mau meminta ampun kepada pertapa suci itu.

Pada akhir wejangannya Sang Buddha membabarkan syair 3 dan 4 berikut ini:

"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya." Selama seseorang masih menyimpan pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir.  

"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya." Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir.

Kisah Chattapani, Seorang Umat Awam

  Seorang umat awam bernama Chattapani yang merupakan seorang Anagami tinggal di Savatthi. Pada suatu kesempatan, Chattapani menghadap Sang Buddha di Vihara Jetavana mendengarkan khotbah Dhamma dengan penuh hormat dan penuh perhatian.

Ketika itu Raja Pasenadi juga sedang mengunjungi Sang Buddha. Chattapani tidak berdiri sebab dia berpikir bahwa berdiri berarti dia memberikan hormat kepada raja bukan kepada Sang Buddha. Raja menganggap hal ini adalah suatu penghinaan dan melanggar suatu paraturan. Sang Buddha mengetahui pemikiran Raja Pasenadi; maka Beliau memuji Chattapani, yang sangat baik dalam Dhamma dan juga telah mencapai tingkat kesucian Anagami.

Mendengar hal ini, Raja Pasenadi sangat terpesona dan memberikan penghormatan kepada Chattapani.

Pada pertemuan berikutnya, raja bertemu dengan Chattapani dan berkata, "Anda sangat pandai; dapatkah anda datang ke istana dan memberikan pelajaran Dhamma kepada dua orang istriku?" Chattapani menolak tetapi beliau menyarankan untuk meminta izin kepada Sang Buddha agar menugaskan seorang bhikkhu untuk memberikan pelajaran Dhamma. Raja menghampiri Sang Buddha dan menceritakan maksudnya. Sang Buddha memerintahkan Ananda untuk memberikan pelajaran Dhamma secara teratur kepada Ratu Mallika dan Ratu Vasabhakhattiya di istana.

Setelah beberapa waktu, Sang Buddha bertanya kepada Ananda tentang kemajuan dari kedua orang ratu tersebut. Ananda menjawab bahwa Ratu Mallika mendengarkan Dhamma dengan sungguh-sungguh sedangkan Vasabhakhattiya tidak sungguh-sungguh belajar Dhamma. Mendengar ini Sang Buddha berkata bahwa Dhamma akan memberikan manfaat bagi seseorang yang mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, penuh hormat, dan penuh perhatian serta rajin mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 51 dan 52 berikut :  

Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tidak bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.  

Bagaikan sekuntum bunga yang indah serta berbau harum; demikian pula sungguh bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya.

Inilah Pidato Bung Karno untuk Malaysia

Kalau kita lapar itu biasa 
Kalau kita malu itu juga biasa 
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar! 

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu! 
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu. 

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya. 

Serukan serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo... ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia...
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!

Telur emas


Pada jaman dahulukala adalah seekor angsa yang setiap hari bertelur sebutir telur emas.

Isteri petani yang memllik angsa itu sangat gembira karena telur-telur itu membuatnya kaya-raya.
Namun ia seorang wanita yang loba.
Ia tidak dapat menunggu dengan sabar sebutir telur sehari.

Ia bermaksud menyembelih angsa itu dan sekaligus mendapatkan semua telurnya.
Maka akhirnya ia menyembelih angsa itu.


Namun yang didapatkannya tidak lain daripada telur setengah jadi dan angsa mati yang tidak dapat bertelur lagi.


Sahabatku semua..... kalian adalah angsa yg bertelur emas, aku berjanji kan senantiasa menjaga tali persahabatan kita agar bisa menghasilkan telur2 emas bagi kita semua....
Makasih....
                                                                                  ttd: Symons Says 


KIOS KEBENARAN



 Ketika aku melihat papan nama pada kios itu, hampir-hampir aku tidak percaya pada apa yang kubaca: KIOS KEBENARAN.
Mereka menjual kebenaran di sana!

Gadis penjaga kios bertanya dengan amat sopan: kebenaran macam apa yang ingin kubeli, sebagian kebenaran atau seluruh kebenaran?
Tentu saja seluruh kebenaran! Aku tidak perlu menipu diri, mengadakan pembelaan diri atau rasionalisasi lagi.

Aku menginginkan kebenaranku: terang, terbuka, penuh dan utuh.
Ia memberi isyarat, agar aku menuju bagian lain dalam kios itu, yang menjual kebenaran yang utuh.

Pemuda penjaga kios yang ada di sana memandangku dengan rasa kasihan dan menunjuk kepada daftar harga.
'Harganya amat tinggi Tuan,' katanya.
'Berapa?' tanyaku mantap, karena ingin mendapat seluruh kebenaran, berapapun harganya.

'Kalau Tuan membelinya,' katanya. 'Tuan akan membayarnya dengan kehilangan semua ketenangan dalam seluruh sisa hidup Tuan.'

Aku keluar dari kios itu dengan rasa sedih.
Aku mengira bahwa aku dapat memperoleh seluruh kebenaran dengan harga murah. Aku masih belum siap menerima kebenaran.

Kadang-kadang aku mendambakan damai dan ketenangan. Aku masih perlu sedikit menipu diri dengan membela dan membenarkan diri.
Aku masih ingin berlindung di balik kepercayaan-kepercayaanku yang tak boleh dipertanyakan.


(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7

Sedikit kalimat Motivasi and Inspirasi



1. Bunda Theresa:
—►Jika Anda hanya berusaha menilai seseorang, maka Anda tidak akan pernah dapat menyayangi mereka
—► Jika kita tidak bisa mencintai orang-orang yang dapat kita lihat, Bagaimana kita bisa mencintai Tuhan yang tak terlihat?

2. Iwami Vivekananda
—► Jika Anda tidak menemui masalah apapun, maka Anda tidak akan pernah yakin bahwa Anda berada di jalan yang salah

3. Adolf Hitler
—► Jika Anda menang, tak usah berkomentar…
—► Pun, jika Anda kalah, tak usah beralasan…

4. Bennie Blair
—► Menang, bukan berarti menjadi “paling“.Tetapi…Menang, adalah karena Anda berusaha lebih baik dari sebelumnya…

5. William Shakesphere
—► Tiga kunci sukses :
a. Tahu lebih banyak dari orang lain
b. Berusaha lebih keras dari orang lain.
c. Berharap lebih sedikit dari orang lain.

6. Charles
—► Jangan pernah mengkhianati empat hal dalam hidupmu :
a. amanat
b. Janji
c. Hubungand. Hati / perasaan

7. Leo Tolstoy
—► Semua orang berpikir untuk mengubah dunia.. Tapi tak satupun berpikir untuk merubah dirinya sendiri...

8. Einstein
—► Jika seseorang merasa bahwa mereka tidak pernah melakukan kesalahan selama hidupnya, maka sebenarnya mereka tidak pernah mencoba hal-hal baru dalam hidupnya.

9. Bill Gates
—► Jika anda terlahir dalam kemiskinan itu bukanlah kesalahan anda, tapi jika anda mati dalam kemiskinan itu adalah kesalahan anda.

Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi ttg bagaimana belajar menari dlm hujan..



 Suatu hari saya naik taxi menuju bandara

Kami melaju pd jalur yg benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dr tempat parkir tepat di depan kami.
Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut.
Pengemudi mobil hitam tsb mengeluarkan kepalanya & memaki ke arah kami.
Supir taxi hanya tersenyum & melambai pada orang tersebut.

Saya sangat heran dgn sikapnya yg bersahabat.
Saya bertanya, "Mengapa anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil andadan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!"

 Saat itulah saya belajar dr supir taxi tsb mengenai apa yg saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah".
 Ia menjelaskan bahwa byk orang seperti truk sampah. Mrk berjalan keliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan,kekecewaan.
Seiring dgn semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat utk membuangnya, & seringkali mereka membuangnya kpd anda.

Jgn ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka, lalulanjutkan hidup.
Jgn ambil sampah mereka utk kembali membuangnya kpd orang lain yang andatemui, di tempat kerja, di rumah atau dlm perjalanan. Intinya, orang yg sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah"mengambil alih hari-hari mereka dgn merusak suasana hati.

Hidup ini terlalu singkat utk bangun di pagi hari dgn penyesalan, maka kasihilah orang yg memperlakukan anda dgn benar, berdoalah bagi yg tidak. Hidup itu 10% mengenai apa yg kau buat dengannya dan 90% ttg bagaimana kamu menghadapinya.

Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi ttg bagaimana belajar menari dlm hujan....


(Kiriman dari seorang sahabat di pagi yang indah...)