Minggu, 26 Desember 2010

Tentang Tuhan.

Coba bayangkan, sahabatku tercinta.....ada sebuah hati yg meliputi seluruh hati kalian, sebuah cinta yg merangkum seluruh cinta kalian, sebuah jiwa yg melingkupi segenap jiwa kalia, sebuah suara yg mendukung semua suara kalian dan sebuah keheningan yg lbh dalam dari semua keheningan.......ia abadi.

Maka carilah kini dan rasakan dlm liputan diri, mk engkau akan dpt memahami keindahan yg lbh cantik dari sgl keindahan yg ada. Sebuah kidung yg lbh agung drnyanyian samodra dan rimba belantara, keagungan yg bertahta diatas singgasana .....galaksi Oreon hanya bagaikan penyangga kakinya, dan galaksi Pleiades pun tak melebihi dr kerdipan permatanya.

Engkau yg selama ini hanya mencari makan dan tempat perlindungan, pakaian dan tongkat perjalanan.........kini carilah Ia yg esa. Yang bukan benda sasaran bidikan panahmu, bukan pula gua batu tempat perlindunganmu.

Dan jika kata2ku ini hanyalah karang yg menghalangi jalanmu pencarianmu, maka carilah sendiri yg terbuka dari hatimu. Agar pernyataan ini mengangkat diri pd kasih dan hikmah Maha Tinggi, yang disebut Tuhan.

Dalam khayalan kalian merasa terbang dibalik awan dan menganggapnya telah amat tinggi. Kalian menyeberangi lautan luas, mengira menempuh jarak yg tanpa batas. Tetapi aku katakan pd kalian.........bahwa hanya dg 'menanam benih kedalam tanah', mk kalian akan mencapai ketinggian yg lbh melangit. Dan apabila kalian menyambut pagiyg indah dg tutur sapa dg tetanggamu, berarti kalian telah mengarungi samudra yg lbh luas.

Terlalu sering kalian menyanyikan nama Tuhan.....Yang Maha Agung...., sementara kalian tdk pernah mendengar lagu yg sebenarnya. Lebih baik jika kau mendengat kicau burung menyambut cahaya pagi, dan gemerisik daun gugur yg tertiup angin yg sdg menari. Dan ingatlah.....!! simponi hanya akan terjadi ketika daun2 jatuh kepelukan bumi.

Sekali lag aku minta, jangan kalian sembarangan berbicara ttg Tuhan. Lebih baik jika kalian membangun rasa saling pengertian diantara sesama......tetangga dg tetangga, kekasih dg kekasih, sahabat dg sahabat.

Sebab....siapa yg akan menyuapi anak burung dlm sarang, bila sang induk senantiasa terbang?, dan bunga Anemon mana yg akan terbuahi? apabila tdk diisap lebah dari bunga Anemon yg lain. Baru ktk terperangkangkap dlm kesulitan.....kalian menengadah mencari Tuhan. Singkapkanlah dulu tabir pribadimu dan jangan tinggal diam terpaku......mulailah menyiangi belukar perasaan pikiranmu.

Para sahabatku.............. kalian akan lebih bijak jika kita tdk berbicara mengenai Tuhan, yg tdk kita mengerti dan akan lebih baik kita persoalkan hal2 yg dpt kita pahami. Namun kalian jg hrs tahu.......bahwa kitalah nafas dan aroma wangi Tuhan. Dan Dia jg bersemayam dlm dedaunan, bunga2an dan buah2an.

Kahlih Gibran
"Sang Nabi"

Columbus bergerak tegak lurus

Sebelum Columbus, semua petualang berlayar dekat dg pantai, dalam jarak pandang dari daratan. Itu adalah cara berlayar yg diterima untuk berlayar. Columbus berani mjd berbeda, ia menolak melakukan spt yg dilakukan oleh org lain. Ia mengambil resiko, ia berlayar tegak lurus terhadap pantai, langsung menuju kesamodra luas.
Dan krn ia melepaskan yg telah diketahui dan memiliki keberanian untuk berlayar ketempat yg tdk diketahui, ia mjd salah satu pahlawan kita yg terbesar.
Lihatlah kawan, pahlawan selalu bertindak revolusioner. Seluruh kemajuan umat manusia dibuat oleh org yg menolak untuk berfikir, merasa dan berperilaku sama spt org lain.

Pernyataan Jhon F Kennedy bahwa ia akan bekerja keras utk membuat org mencapai bulan adalah pernyataan yg revolusioner, yaitu seseorang yg menolak utk ikut arus dan berperan kecil2an.
Impian Mahatma Gandhi untuk mebebaskan suatu bangsa adalah fantasi dr seorang yg revolusioner yg menolak membiarkan rasa takut memerintahnya.
Tujuan bunda Terresa utk mengeluarkan Calcuta dr garis kemiskinan adalah pandangan revolusioner yg menolak utk mendengarkan para pembantah yg memberitahunya bahwa hal itu tdk dpt dan tdk seharusnya dilakukan.
George Bernard Shaw mengungkapkannya dg sangat baik; "Orang yg berakal sehat akan menyesuaikan diri dg dunia, orang yg tdk berakal sehat berusaha menyesuaikan dunia dg dirinya. Oleh krn itu, semua kemajuan tergantung pd orang yg tidak berakal sehat."


Diambil dr buku DISCOVER YOUR DESTINY (Robin Sharma)

Orang yg berbahagia.

Disebuah pantai tampak seseorang dg baju yg kumal sdg terlelap tidur dg topi menutupi wajahnya, disisinya tergeletak dua batang kail.

Datanglah seorang pelancong dari kota,
"Mengapa engkau tidur?", orang pelancong itu bertanya.. "Bukankah kau lebih baik memancing ikan?"
"Untuk apa?" kata orang tadi.
"Untuk apa?!, ikan itu bisa kau jual, engkau mendapat sejumlah uang. Bila uang itu ditabung, lama2 engkau bisa membeli jaring, menangkap ikan lebih banyak, kemudian membeli perahu motor.Dengan perahu motor itu, lebih banyak ikan bisa ditangkap. Dan akhirnya engkau mendirikan sebuah pabrik pengalengan ikan, engkau bisa menjadi orang kaya. setelah itu engkau bisa bersantai2 ditepi pantai, dan tidur lelap."

"Bukankah sekarang aku sdh bersantai dan tidur lelap??"

Mengumpulkan batu



Seorang pemuda desa ingin mengembara tuk mencari kehidupan yg lbh baik di kota yg jauh dr desanya. Sebelum berangkat, ia berpamitan dan minta petunjuk pada tetua didesanya. Tetua itu menasehatinya untuk mengambil dan membawa setiap batu yg dijumpainya.

Maka berangkatlah ia menuju kota harapannya, dalam perjalanannya yg jauh itu ia selalu ingat nasehat tetua kampungnya itu, dan kalau ia menemui sebuah batu maka batu itu akan diambilnya. Walupun batu yg dibawanya berat, ia selalu membawanya dan mengambil batu2 yg ia temui dlm perjalanannya. Hingga suatu ketika saat ia sdh dekat dg kota tujuannya, karena batu yg dibawanya begitu berat, ia hampir menyerah dan ingin membuang batu2 itu. Tetapi saat teringat nasehat tetua desanya,walau dg hati bertanya2 ia tetap membawa batu2nya itudan melanjutkan perjalanannya.

Ketika pemuda itu tiba ditempat tujuannya, diambillah batu2 tersebut...... dan betapa kagetnya ia melihat batu itu berubah menjadi permata.
 
#Bacalah semua buku baik yg kau sukai ataupun tidak... karena suatu saat itu akan berguna bagi hidupmu.

Nasib baik nasib buruk siapa yg tahu?



Pada jaman dulu, disebuah desa yg ada keluarga petani dg anak laki2 satu2nya.
Pada saat pemuda sianak petani itu menggiring masuk kerbau2nya kedalam kandang, ia melihat masih ada salah satu kerbaunya yg belum kembali, maka pergilah ia mencari ke dalam hutan. Sampai beberapa hari pemuda itu tidak kembali kerumah. Maka datanglah tetangga desa untuk menyapaikan perhatian mereka, petani itu hanya bilang, “Nasib baik nasib buruk siapa yg tau?”
Setelah seminggu kemudian, pemuda itu pulang dari hutan dg membawa lembunya yg hilang dan puluhan ekor lembu bersamanya. Mendengar berita itu, para tetangga kembali datang tuk mengucapkan kegembiraan mereka atas pulangnya sianak yg membawa puluha ekor lembu. Si petani itu hanya berbicara, “Nasib baik nasib buruk siapa yg tau?”
Suatu saat ketika pemuda itu menggembalakan kerbaunya, ada seekor kerbau yg mengamuk dan membuat kakinya patah dan harus diamputasi, kembali berita itu menyebar keseluruh desa dan tetangganya kembali berdatangan untuk menyatakan kesedihannya, dan petani itu hanya berkata,”Nasib baik nasib buruk siapa yg tahu?”
Beberapa bulan kemudian tentara pemerintah dating kedesa itu untuk mencari pemuda2 desa untuk dipaksa menjadi tentara . Semua pemuda berbaris disebuah lapangan di desa itu, satu persatu para pemuda itu diperiksa supaya layak atau tidak menjadi tentara. Ketika tiba giliran pemuda buntung itu diperiksa, tentara itu melihat bahwa pemuda itu cacat dan bunting satu kakinya, maka dikembalikanlah pemuda itu pada keluarganya.

YOUR SON



Your son will not your son
They are the sons and daughters of life who missed her own.
They were born through you, but not from you.
And though they are with, but they were not yours.
You can give your love but not your thoughts.
Because they have a mind of its own.
You may be laying off his body, but not with his soul,
Because of their souls live at home future
Which will not be able to visit you even though in a dream.
You may be like them,
But do not make them like you.
Because life is not receding backs
Or remain silent on the Day yesterday.
You are the bow where your children are like arrows of life glide.
.................................................. .............................
.................................................. ............................
.................................................. ............................
Anakmu bukanlah anakmu
Mereka adalah putra-putri kehidupan yg rindu dirinya sendiri.
Mereka lahir melalui engkau, tapi bukan dari engkau.
Dan meskipun mereka bersamamu, namun mereka bukan milikmu.
Engkau boleh memberikan cinta kasihmu, tapi bukan pikiranmu.
Sebab mereka memiliki pikirannya sendiri.
Engkau boleh merumahkan tubuhnya, tapi tidak dengan jiwanya,
Karena jiwa mereka bermukim dirumah masa depan,
Yang tak akan dapat engkau kunjungi meski dalam mimpi sekalipun.
Engkau boleh menjadi seperti mereka,
Tetapi jangan menjadikan mereka sepertimu.
Karena Kehidupan Tidaklah Surut Kebelakang
Atau berdiam diri dihari kemarin.
Engkau adalah Busur tempat anak-anakmu yang seperti anak panah kehidupan meluncur.
...............................................................................
..............................................................................
..............................................................................

Anak-anak adalah cermin.



Seorang anak kecil berlari dijalan tiba2 berbelok disuatu sudut dan bertabrakan dg seseorang. "Astaga!" kata orang itu. "Mau pergi kemana engkau, begitu tergesa2?"
"Ke rumah," kata anak itu. "Saya tergesa2 karena ibu saya akan menampar saya."
"Apakahengkau begitu senang ditampar, sampai engkau lari ke rumah dengan tergesa2?" tanya orang asing itu keheranan.
"Tidak, tetapi kalau ayah sampai dirumah lebih dulu daripada saya, ia yang akan menampar saya."




Anak-anak adalah cermin.
Kalau mereka berada dalam suasana kasih,
kasih itulah yang mereka pantulkan.
Kalau kasih tidak ada,
mereka tidak mempunyai apapun untuk dibagikan.

Kebesaran jiwa



Seorang calon perwira diserahi tugas untuk menjaga jalan masuk ke tangsi dan diberi perintah untuk tidak membiarkan mobil masuk, kalau mobil itu tidak membawa tanda khusus.
Ia menghentikan mobil yg ditumpangi oleh seorang jendral yg mengatakan pada sopirnya untuk tidak mempedulikan penjaga dan terus melarikan mobilnya.
Karena itu, tentara itu maju dg senjata siap ditembakkan dan dengan tenang ia berkata, "Maaf bapak, ini baru bagi saya. Siapa yang saya tembak?, Bapak atau sopir??"


*****************************************************************
Engkau Mencapai Kebesaran,
kalau enGkau tiDak dIrisaukan olEh kedUdukan orang2 yg adA diataSmu
dan kalaU engkau membUat orang2 yg berada dibawahmu tidak merIsaukan kedudukanmU.

Kalau engkaU tidak sombong tehadap orang2 yg rendah
dan tidak rendah dengan orang2 yg sombong.

Ryonen

Ryonen
Ryonen, seorang pertapa Buddha dilahirkan pada tahun 1779. Ia adalah cucu Shingen, seorang prajurit terkenal. Ia dianggap sebagai salah seorang yang tercantik di seluruh Jepang, sekaligus seorang penyair berbakat besar. Maka sejak usia tujuh belas tahun ia telah dipilih menjadi pelayan istana. Di situ tumbuh dengan hangat rasa cintanyayang mendalam pada Ratu Putri. Ternyata Ratu Putri wafat secara mendadak. Ryonen memperoleh pengalaman batin yang sangat mendalam; ia benar-benar sadar bahwa segala sesuatu akan berlalu. Pada saat itulah ia memutuskan untuk mempelajari Zen.

Akan tetapi keluarganya tidak mau tahu. Mereka memaksanya untuk menikah. Namun Ryonen menuntut agar mereka dan calon suaminya berjanji, sesudah ia melahirkan tiga anak bagi suaminya, ia bebas untuk menjadi pertapa. Syarat ini dipenuhi ketika ia berusia dua puluh lima tahun. Pada waktu itu, baik bujukan suaminya maupun semua hal lain di dunia tidak dapat menghalanginya untuk melaksanakan ketetapan hatinya. Ia mencukur rambutnya, mengambil nama Ryonen (yang berarti memahami dengan jelas) dan mulai pencariannya.

Ia sampai kekota Edo dan memohon kepada guru Tetsugyu untuk menjadi muridnya. Guru itu memandang nya sekilas dan menolaknya karena ia terlalu cantik. Maka ia pergi keguru yang lain yang bernama Hakuo. Ia ditolak dengan alas an yang sama; kecantikannya, kata guru itu, hanya akan menjadi sumber masalah. Maka Ryonen membakar wajahnya dengan besi panas dan dengan demikian merusakkan kecantikannya seumur hidupnya. Ketika ia kembali menghadap guru Hakuo, ia diterima sebagai murid.

Untuk mengenang pengalaman itu, Ryonen menulis sebuah puisi:
Sebagai hamba Ratu Putri aku membakar dupa untuk mengharumkan pakaianku yang indah
Sekarang sebagai pengemis tak berumah aku membakar wajahku untuk memasuki dunia Zen.

Ketika ia menyadari bahwa saatnya telah tiba untuk meninggalkan dunia ini, ia menulis puisi lagi:

Enam puluh kali mata ini memandang keindahan musim gugur……….. 
Tak usahlah menginginkan lebih baik daripada itu 
Hanya dengarlah suara gemerisik pohon-pohon cemara saat angin tak berhembus.

Selalu ada alasan untuk marah.



Seorang penumpang kereta api menyampaikan pesanan makannya kepada pelayan gerbong restorasi. "Sesudah makan saya pesan roti tart dan es krim," katanya.

Pelayan itu mengatakan bahwa tidak ada roti tart. Orang itu marah, "Apa?, tidak ada roti tart....?, terlalu...!!. Saya adalah salah satu pemakai jasa kereta api ini yang paling besar. Setiap tahun saya menyelenggarakan perjalanan bagi beribu-ribu wisatawan dan mengirimkan ber ton-ton muatan lewat kereta ini. Lalu ketika saya sendiri naik kereta ini saya tidak dapat memperoleh hal yang begitu sederhana seperti roti tart...!!. Saya akan laporkan kepada pimpinan!"

Juru masak memanggil pelayan itu dan berkata, "Kita dapat mencarikan roti tart baginya ditempat pemberhentian berikutnya."

Segera sesudah perhentian berikutnya, pelayan itu kembali lagi dan berkata, "Saya senang boleh memberitahukan bahwa juru masak kami secara khusus membuat roti tart ini untuk bapak. Ia berharap bapak akan menyukainya. Dan bersama itu kami ingin menyajikan pula brendi tua yang sudah berusia tujuh puluh lima tahun, sebagai tanda hormat kami kepada bapak."

Penumpang itu melemparkan serbetnya ke meja, mengepalkan tinju dan berteriak, "Persetan dengan roti tart itu...!!, saya lebih suka marah!"


Betapa akan kosong hidup kita, kalau tidak ada sesuatu yang dapat kita jadikan alasan untuk marah....................

Jangan memberi tanggapan atas dasar pengandaian dan asumsi kita mengenai yg dikatakan oleh orang lain.

Seorang pemabuk dari desa itu dg berjalan sempoyongan menemui pastor paroki. Dengan membawa surat kabar,ia memberi salam hormat. Pastor merasa terganggu dan mengabaikan salam itu karena orang itu sedang mabuk.
Namun ternyata dengan maksud tertentu.

” Maaf, pastor,” katanya. “Tahukah pastor apa yg menyebabkan arthritis?” Pastor juga mengabaikan pertanyaan itu.

Tetapi ketika orang itu mengulang lagi pertanyaannya, pastor dg agak marah berpaling kepadanya dan berteriak, “Minuman keras menyebabkan arthritis!, berjudi menyebabkan arthritis!, pergi kepelacuran menyebabkan arthritis……!!” Dan baru kemudian, sudah terlambat, ia bertanya, “Mengapa engkau tanyakan itu?”

“Karena dalam surat kabar ini dinyatakan bahwa Paus menderita sakit arthritis!”



*Diambil dari buku Doa sang katak seri 2.
halaman 161

Ketenangan hati

Sang Buddha tidak pernah terganggu oleh cemoohan yang dilontarkan kepadanya oleh seorang pengunjung. Ketika murid-muridnya bertanya mengenai rahasia sikapnya yang tenang itu, ia menjawab;
“Coba bayangkan apa yang akan terjadi bila seseorang membawa persembahan kehadapanmu dan engkau tidak mengambilnya. Atau kalau seseorang mengirimkan surat kepadamu dan engkau tidak mau membukanya, engkau tak akan terpengaruh oleh isinya bukan?. Lakukanlah ini setiap kali engkau diperlakukan kasar, maka engkau tidak akan kehilangan ketenangan hatimu.”


# Satu-satunya martabat yang sejati, adalah martabat yang tidak terendahkan oleh sikap tidak hormat orang lain. Engkau tidak akan mengurangi keagungan air terjun Niagara dengan meludahinya.

Keterikatan akan hal yang sepele

Inilah kisah yang diceritakan oleh sang Guru kepada murid-muridnya untuk menunjukkan kerugian yg dapat diakibatkan oleh keterikatan akan suatu hal yg sepele, dalam diri orang-orang yang telah kaya dalam rahmat hidup batin:

Pada suatu ketika seorang desa berjalan melewati sebuah gua di pegunungan, persis pada waktu gua itu menampakkan keajaiban-keajaibannya yang jarang tampak, kepada semua orang yang ingin memperkaya diri mereka dengan harta yang ada di dalamnya. Ia masuk kedalamnya dan melihat gunung emas dan batu-batu berharga. Dengan tergesa-gesa ia memasukkannya kedalam kantung yang ada di punggung keledainya, karena ia tahu dari legenda gua, bahwa gua itu hanya akan terbuka dalam jangka waktu yang sangat terbatas. Maka harta itu harus diambil dengan tergesa-gesa.
Keledai itu penuh dengan muatan dan ia kembali dengan kegembiraan besar karena nasibnya yang begitu baik. Disaat ia akan berangkat kembali kerumah, ia ingat bahwa tongkatnya ketinggalan di gua. Maka iapun kembalimasuk kedalam gua guna mengambil tongkatnya. Tibalah waktu bagi gua untuk menghilang, dan dengan demikian juga orang itu ikut menghilang bersama gua itu tanpa pernah muncul kembali lagi.

# Kalau burung pipit membuat sarangnya di hutan, sarang itu hanya akan menempati sebuah ranting. Kalau rusa memuaskan dahaganya di sungai, ia minum tak lebih daripada yang dapat ditampung oleh perutnya
……………Kita mengumpulkan barang, karena hati kita kosong……………

Samuel



Samuel sedang tenggelam dalam kesedihan, dan tak ada yang dapat menyalahkan. Tuannya telah menyuruhnya keluar dari rumahnya dan ia tidak tahu harus pergi kemana. Tiba-tiba ia melihat titik terang, mungkin ia dapat hidup dengan teman baiknya… Moshe. Pikiran ini sangat menenangkan hati Samuel,sampai suatu pikiran lain dating dibenaknya; “Apa yang membuatmu begitu yakin bahwa Moshe akan memperbolehkanmu tinggal ditempatnya?” “Mengapa tidak?” kata Samuel menanggapi pikiran itu dengan sedikit bernafsu. “Sayalah yang mendapatkan tempat dimana ia tinggal sekarang, sayalah yang meminjaminya uang untuk membayar uang sewa selama enam bulan pertama. Pastilah sekurang-kurangnya ia akan memperbolehkan saya tinggal seminggu di rumahnya kalau saya dalam kesulitan seperti ini.”
Ia menenangkan hatinya , sampai sesudah makan malam pikirannya dating lagi; “Seandainya dia menolak?“ “Menolak?” kata Samuel. “Demi Allah, mengapa ia sampai menolak?. Segala sesuatu yang dimilikinya adalah berkat jasa saya. Sayalah yang mencarikan pekerjaan baginya, sayalah yang memperkenalkannya kepada istrinya yang cantik yang sudah melahirkan tiga anak yang begitu ia banggakan. Akankah ia menolak membiarkan saya tinggal barang satu minggu di rumahnya?. Tidak mungkin!“
Ini menenangkan hatinya, sampai ia pergi tidur dan ternyata ia tidak bisa memejamkan mata karena pikiran lain dating lagi, “Tetapi andaikan saja, andaikan saja ia menolak. Lalu mau apa?” Ini sangat mengganggu Samuel. “Persetan, bagaimana mungkin ia bisa menolak?” katanya dengan nada marah. “Orang itu hari ini masih hidup karena jasa saya. Waktu ia masih kecil saya menyelamatkannya ketika ia mau tenggelam. Akankah ia menjadi orang yang begitu tidak tahu terimakasih dan membiarkan saya di jalanan dalam musim dingin in?”
Namun pikiran itu terus datang saja. “Andaikan…… “ Samuel yang malang it uterus bergulat dengan pertanyaan itu. Akhirnya ia bangkit dari tempat tidurnya sekitar jam 2 (dua) pagi, pergi kerumah Moshe dan membunyikan bel dirumahnya, panjang sekali. Moshe masih setengah tidur itu membuka pintu dan berkata setengah terkejut, “Samuel!, ada apa?. Mengapa dating kemari tengah malam seperti ini?” saat itu Samuel sangat marah tidak dapat menahan dirinya dan berteriak, “Akan saya katakana mengapa saya pergi kesini pada tengah malam seperti ini..! Kalau kau piker saya mau minta agar engkau memperbolehkan barang satu hari di rumahmu, engkau keliru. Saya tidak mau berurusan denganmu, rumahmu, istrimu atau keluargamu. Persetan dengan semua itu!” setelah mengucapkan kata-kata itu ia berbalik dan pergi.

Semua yang kau berikan kepada orang lain adalah pemberian untuk dirimu sendiri.

Seorang petani jagung yang selalu mendapat hadiah utama dalam Perlombaan Tani Nasional, mempunyai kebiasaan membagi-bagikan biji jagung yang paling baik kepada petani-petani di sekitarnya.

Ketika ditanya mengapa ia berbuat demikian, ia menjawab, "Sebenarnya saya melakukan hal itu untuk kepentingan diri saya sendiri. Angin menerbangkan serbuk-serbuk dan membawanya dari ladang ke ladang. Maka kalau petani disekitar saya menanam jagung yang mutunya lebih rendah, penyerbukan silang akan menurunkan mutu jagung saya. Itulah sebabnya saya memikirkan supaya mereka hanya menanam jagung yang paling baik."

KETIKA KEADAAN TIDAK SEPERTI YANG KITA INGINKAN, KETAHUILAH BAHWA TUHAN MEMILIKI RENCANA YANG INDAH UNTUK KITA.

Alkisah, ada tiga pohon di dalam hutan.
Suatu hari, ketiganya saling menceritakan mengenai
harapan dan impian mereka.

Pohon pertama berkata: "Kelak aku ingin menjadi peti
harta karun. Aku akan diisi emas, perak dan berbagai
batu permata dan semua orang akan mengagumi
keindahannya".

Kemudian pohon kedua berkata: "Suatu hari kelak aku
akan menjadi sebuah kapal yang besar. Aku akan
mengangkut raja-raja dan berlayar ke ujung dunia. Aku
akan menjadi kapal yang kuat dan setiap orang merasa
aman berada dekat denganku".

Lalu giliran pohon ketiga yang
menyampaikan impiannya: "Aku ingin tumbuh menjadi
pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit.
Orang-orang akan memandangku dan berpikir betapa aku
begitu dekat untuk menggapai surga dan TUHAN. Aku akan
menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan orang-orang
akan mengingatku.

Setelah beberapa tahun berdoa agar impian terkabul,
sekelompok penebang pohon datang dan menebang ketiga
pohon itu...

Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang
sebab ia tahu bahwa ia akan dibuat menjadi peti harta
karun. Tetapi... doanya tidak menjadi kenyataan karena
tukang kayu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh
makanan ternak. Ia hanya diletakkan di kandang dan
setiap hari diisi dengan jerami.

Pohon kedua dibawa ke galangan kapal. Ia berfikir
bahwa doanya menjadi kenyataan. Tetapi... ia
dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu
nelayan yang sangat kecil. Impiannya menjadi kapal
besar untuk mengangkut raja-raja telah berakhir.

Pohon ketiga
dipotong menjadi potongan-potongan kayu besar dan
dibiarkan teronggok dalam gelap.

Tahun demi tahun berganti..., dan ketiga pohon itu
telah melupakan impiannya masing-masing.

Kemudian suatu hari...

Sepasang suami istri tiba di kandang. Sang istri
melahirkan dan meletakkan bayinya di kotak tempat
makanan ternak yang dibuat dari pohon pertama.
Orang-orang datang dan menyembah bayi itu. Akhirnya
pohon pertama sadar bahwa didalamnya telah diletakkan
harta terbesar sepanjang masa

Bertahun-tahun kemudian... sekelompok laki-laki naik
ke atas perahu nelayan yang dibuat dari pohon kedua.
Ditengah danau, badai besar datang dan pohon kedua
berfikir bahwa ia tidak cukup kuat untuk melindungi
orang-orang di dalamnya. Tetapi salah seorang
laki-laki itu berdiri dan berkata kepada badai:
"Diam!!!" Tenanglah". Dan badai itupun berhenti.
Ketika itu tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja
diatas segala raja

Akhirnya... seseorang datang dan mengambil pohon
ketiga. Ia dipikul sepanjang jalan sementara
orang-orang mengejek lelaki yang memikulnya. Laki-laki
itu kemudian dipakukan di kayu ini dan mati di puncak
bukit. Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia demikian
dekat dengan TUHAN, karena YESUSlah yang disalibkan
padanya...

SAHABATKU





Malik bin Dinar, sangat marah karena seorang pemuda yang hidup di sebelah rumahnya bertindak kurang ajar. Lama ia tidak berbuat apa-apa. Ia berharap, orang lain akan turun tangan. Tetapi setelah perilaku pemuda itu menjadi sungguh keterlaluan, maka Malik menegurnya, agar ia mengubah kelakuannya.

Pemuda itu dengan tenang memberitahu Malik, bahwa ia dilindungi oleh Sultan dan tidak seorang pun dapat menghalangi apa pun yang dikehendakinya.

Malik berkata: 'Aku sendiri akan mengadu kepada Sri Sultan.' Pemuda itu menanggapi: 'Samasekali tidak ada gunanya. Sebab, Sri Sultan tidak pernah berubah pandangan mengenai diriku.'

'Kalau begitu, engkau akan kulaporkan kepada Pencipta di surga!, kata Malik. 'Pencipta di surga?' tukas pemuda itu. 'Ia Maharahim sehingga tidak akan mempersalahkan aku!'

Malik tidak dapat berbuat apa-apa. Maka ditinggalkannya pemuda itu. Tetapi beberapa waktu kemudian nama si pemuda menjadi begitu jelek, hingga orang banyak pun menentangnya. Malik merasa wajib untuk mencoba memperingatkannya lagi. Ketika ia berjalan menuju rumah pemuda tersebut ia mendengar Suara dalam batinnya: 'Awas! Jangan menyentuh sahabatku. Ia ada di bawah perlindunganKu.' Malik menjadi bingung. Waktu bertemu muka dengan pemuda itu, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan.

Pemuda itu bertanya: 'Mengapa engkau datang?' Jawab Malik: 'Aku datang untuk menegurmu, tetapi di tengah jalan kudengar Suara yang melarangku untuk menyinggungmu, karena engkau berada di bawah perlindunganNya.'

Wajah pemuda bergajulan itu berubah: 'Benarkah Ia menyebut aku sahabatNya?' tanyanya. Tetapi pada saat itu Malik sudah meninggalkan rumahnya. Bertahun-tahun kemudian Malik berjumpa dengannya di Mekah. Ia begitu tersentuh oleh perkataan Suara itu, sehingga ia membagi-bagikan seluruh harta bendanya dan menjadi pengemis pengembara. 'Aku datang kemari untuk mencari Sahabatku,' katanya kepada Malik. Lalu ia meninggal.

Tuhan, sahabat orang berdosa? Pernyataan ini amat berbahaya, tetapi sekaligus berkekuatan luar biasa. Aku pernah mencobanya pada diriku sendiri, ketika aku berkata: 'Tuhan Maharahim sehingga tidak akan mempersalahkan aku.' Dan tiba-tiba aku mendengar Kabar Gembira, --pertama kali dalam hidupku.

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 199

Engkau Itu Siapa ?






Wanita dalam sakratul maut menghadapi ajalnya. Ia tiba-tiba merasa, bahwa ia dibawa ke surga dan berdiri di muka Takhta Pengadilan.

"Siapa engkau itu?" kata suara kepadanya. "Aku ini istri lurah," jawabnya. "Aku tidak bertanya kepadamu, engkau istri siapa, tetapi engkau itu siapa?" "Aku ini ibu empat orang anak." "Aku tidak bertanya, engkau ibunya siapa, tetapi siapa engkau itu?" "Aku ini guru di sekolah." "Aku tidak menanyakan pekerjaanmu, tetapi siapa engkau itu."

Dan demikianlah seterusnya. Tidak peduli apa yang menjadi jawabannya, rupanya itu bukan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan: "Engkau itu siapa?"

"Aku ini seorang Kristen." "Aku tidak menanyakan agamamu, tetapi engkau itu siapa." "Aku ini seseorang, yang tiap hari pergi ke gereja dan selalu membantu orang miskin dan orang dalam kesulitan." "Aku tidak menanyakan perbuatanmu, tetapi siapa engkau itu."

Ia jelas gagal dalam ujian, oleh karena itu ia dikirim kembali ke dunia. Ketika sembuh dari sakitnya ia berniat menemukan siapa dia. Dan itulah yang membuat segalanya berbeda sama sekali.

Tugasmu itu berada. Tidak menjadi seseorang atau bukan apa-apa - sebab disitu ada keserakahan dan ambisi - tidak menjadi ini dan itu; - dengan demikian menjadi bersyarat - tetapi hanya ada saja.


Anthony De Mello SJ

MANGKUK EMAS MILIK NAGARJUNA

Nagarjuna, seorang buddha suci yang agung, ke mana-mana
pergi hampir telanjang hanya terbungkus kain
compang-camping. Anehnya ia juga membawa mangkuk dari emas
yang diberikan kepadanya oleh raja yang pernah menjadi
muridnya untuk tempat minta-minta.

Pada suatu malam ketika ia hendak membaringkan diri dan
tidur di antara reruntuhan sebuah biara tua, ia melihat ada
seorang pencuri yang bersembunyi di balik sebuah tiang. "Ke-
sini, ambillah ini," kata Nagarjuna sambil mengacungkan
mangkuk yang biasa dipakai untuk minta-minta. "Dengan
demikian engkau tidak akan mengganggu saya pada waktu saya
sudah tertidur."

Dengan senang hati pencuri itu merebut mangkuk itu dan
pergi. Esok paginya ia kembali dengan mangkuk itu dengan
suatu permohonan. Ia berkata, "Ketika engkau melepaskan
mangkuk ini dengan hati yang begitu bebas tadi malam, engkau
membuat saya merasa begitu miskin. Ajarilah saya untuk
memperoleh kekayaan yang menumbuhkan ketidakterikatan hati
yang begitu bebas."

Tidak seorang pun dapat merebut dari padamu hal yang tak
pernah engkau rebut bagi dirimu sendiri.


(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)

TUHAN MENOLONG MELALUI TIGA PERAHU PENYELAMAT

Seorang yg beriman duduk di muka meja dekat jendela, ketika ia mendengar
sesuatu seperti ledakan. Segera ia melihat orang lalu-lalang
berlari-lari dalam kepanikan dan menemukan, bahwa bendungan
telah meledak, sungai meluap dan rakyat sedang diungsikan.

Orang yg beriman itu melihat air semakin tinggi di jalanan bawah. Ia merasa
sedikit sulit menekan rasa panik yang mencengkam, tetapi ia
berkata: "Aku akan tetap tinggal di sini dan percaya Tuhan akan datang
untuk menolong aku."

Ketika air sudah sampai di jendela, perahu penuh orang
lewat. "Naiklah," teriak mereka. "Ah tidak anak,"
kata Orang yg beriman itu penuh percaya. "Aku percaya
Tuhan akan menolong aku."

Ia memang betul naik ke atap, tetapi ketika air sampai
di sana, seperangkat orang dalam perahu lewat, mendesak
pastor agar naik, sekali lagi ia menolak.

Kali ini ia naik ke genteng. Ketika air sampai
di lututnya, seorang petugas dalam perahu motor dikirim
untuk menolongnya. "Terimakasih, saudara," kata orang itu
dengan senyum tenang. "Aku percaya kepada Tuhan. Ia tidak
akan meninggalkan aku."

Ketika ia tenggelam dan naik ke surga, pertama-tama yang
ia lakukan ialah mengeluh kepada Tuhan. "Aku percaya
kepada-Mu. Mengapa Engkau tidak berbuat apa-apa untuk
menolong aku."

"Ah," kata Tuhan. "Aku sudah mengirim perahu tiga kali."


#Tuhan sudah menolong kita melalui orang lain tanpa kita sendiri menyadarinya,
dan pertolongan yg kita berikan kepada sesama kita hanyalah jalan yg dipakai oleh Tuhan.
Berbahagialah kita yg tangan2nya dan tutur bicaranya menjadi jalan Tuhan....

PIKIRAN AKAN TUHAN DAN WANITA CANTIK


Imam setempat kerap dilihat bicara dengan wanita cantik yang
terkenal sebagai perempuan jalang - dan di muka umum lagi,
menjadi batu sandungan bagi umatnya.

Ia dipanggil oleh uskupnya dan mendapat marah besar. Ketika
uskup sudah selesai, imam berkata: "Bapa uskup, Aku selalu
berpikir, bahwa lebih baik berbicara kepada wanita cantik
dengan gagasan tertuju kepada Tuhan daripada berdoa kepada
Tuhan, dengan pikiran tertuju kepada wanita cantik."

Kalau rahib masuk kedai minuman kedai itu menjadi
pertapaannya. Kalau pemabuk masuk pertapaan, pertapaan
menjadi kedai minumannya.

(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)

Kisah Pria dan Wanita




Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria & wanita. Pada saat Sang Pencipta
telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus
menciptakan wanita.

Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk
menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia
mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang
rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah,
sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.

Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak,
kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu
dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan
bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari
burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.

Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita
dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya
tidak merana dan kesepian seorang diri.

Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan,
ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia.
Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu
untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang
untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup
dengannya’.

‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu
kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku
memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.

Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu
memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak
enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian,
kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan
menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja
kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk
disentuh. Aku suka akan senyumannya.

Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.

Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali
kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan
berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak
lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak
tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu.

Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’.

Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.

Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa
yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga
tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti
hidup ini?’.

‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima
perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi
kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.

Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.
6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan

GEMBALA SUKA SEGALA CUACA






Orang bepergian: "Akan seperti apa cuaca hari ini?"

Gembala: "Cuaca yang saya sukai."

"Bagaimana engkau tahu cuaca akan seperti yang kausukai? "

"Tuan, karena saya sudah mengalami bahwa saya tidak selalu
memperoleh yang saya inginkan, saya sudah belajar untuk
selalu menyukai yang saya dapatkan. Maka saya yakin bahwa
cuaca hari ini akan seperti yang saya sukai."



#Kegembiraan dan tidak adanya kegembiraan terletak pada cara
kita menghadapi kejadian-kejadian, tidak pada hakikat
kejadian-kejadian itu sendiri.

(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)

Ideologi




Sungguh pedih membaca tentang kebengisan manusia terhadap sesamanya. Inilah sebuah laporan suratkabar tentang penyiksaan yang dilakukan di penjara-penjara modern.

Korban diikat pada kursi besi.
Arus listrik dialirkan dalam tubuhnya,
semakin lama semakain kuat
sampai akhirnya ia mengaku.
Algojo mengepalkan tinjunya dan
menghantam telinga si korban bertubi-tubi,
sampai gendang telinganya pecah.

Seorang tahanan didudukkan di kursi dokter gigi.
Kemudian dokter mengebor giginya sampai
menyentuh syaraf. Pengeboran berjalan terus,
sampai akhirnya si korban menyerah.

Manusia pada hakekatnya bukan makhluk yang bengis. Ia menjadi bengis, kalau ia merasa tidak bahagia atau --kalau ia menganut suatu ideologi. Satu ideologi melawan ideologi yang lain; satu sistem melawan sistem yang lain; satu agama melawan agama yang lain. Dan manusia terhimpit di antaranya.

Orang-orang yang menyalib Yesus itu barangkali bukan orang yang kejam. Mungkin sekali mereka itu suami yang penuh pengertian dan ayah yang mencintai anak-anaknya. Mereka bisa menjadi kejam begitu demi mempertahankan suatu sistem, ideologi atau agama.

Seandainya orang-orang beragama itu selalu lebih mengikuti suara hati mereka daripada logika agamanya, kita tidak perlu menyaksikan pengikut-pengikut bidaah dibakar, janda-janda terjun dalam api pembakaran jenasah suaminya dan jutaan manusia yang tidak berdosa dibantai dalam peperangan-peperangan yang dilancarkan atas nama agama dan Allah.

Kesimpulannya: Jika engkau harus memilih antara suara yang penuh belaskasih dan tuntutan ideologi, tolaklah ideologi tanpa ragu-ragu. Belaskasih tidak bersifat ideologis.


(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

AKU MEMOTONG KAYU






Ketika seorang guru Zen mencapai penerangan budi, ia menulis baris-baris berikut ini untuk memperingatinya:
'Wahai, keajaiban yang mengagumkan:
Aku memotong kayu!
Aku menimba air dari sumur!'

Bagi kebanyakan orang, tidak ada sesuatu yang mengagumkan dalam perbuatan sehari-hari seperti menimba air dari sumur atau memotong kayu. Sesudah penerangan budi, sebetulnya tidak ada sesuatu yang berubah. Segala sesuatu tetap sama. Hanya saja saat itu hatimu penuh rasa kagum. Pohon masih tetap pohon. Orang-orang masih tetap sama seperti dahulu, demikian juga engkau. Kehidupan berjalan terus, tiada bedanya. Mungkin kamu masih pemurung atau pemarah, penuh pertimbangan atau gegabah, sama seperti sebelumnya. Tetapi ada satu perbedaan besar: Sekarang semuanya itu kau lihat dengan mata yang berbeda. Engkau semakin terlepas dari semuanya. Dan hatimu penuh dengan rasa kagum.

Inilah inti dari kontemplasi: ada rasa kagum.


Kontemplasi berbeda dengan ekstase, karena ekstase membuat orang mengasingkan diri. Seorang kontemplatif yang telah mendapat penerangan budi tetap akan memotong kayu dan menimba air dari sumur. Kontemplasi berbeda dengan menikmati keindahan, karena menikmati keindahan (sebuah lukisan atau matahari) menimbulkan kepuasan estetis, sedangkan kontemplasi menimbulkan rasa kagum --entah apa yang dilihat, matahari terbenam atau sebongkah batu saja.

Inilah keistimewaan yang terdapat pada anak kecil: Sering ia merasa kagum. Maka selayaknya ia masuk ke dalam Surga.





(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

PEMUDA ARAB YANG SEDERHANA




Guru Arab Jalalud-Din Rumi senang sekali menceritakan kisah berikut ini:

Pada suatu hari Nabi Muhammad sedang bersembahyang subuh di mesjid. Di antara orang-orang yang ikut berdoa dengan Nabi adalah seorang pemuda Arab.

Nabi mulai membaca Qur'an dan mendaras ayat yang menyatakan perkataan Firaun: 'Aku ini dewa yang benar.' Mendengar perkataan itu pemuda yang baik itu tiba-tiba menjadi marah. Ia memecah keheningan dengan berteriak: 'Pembual busuk, bangsat dia!'

Nabi berdiam diri. Tetapi seusai sembahyang, orang-orang lain mencela orang Arab itu dengan gusar: 'Apakah engkau tidak tahu malu? Niscaya doamu tidak berkenan kepada Tuhan. Sebab, engkau tidak hanya merusak kekhusukan suasana doa, tetapi juga mengucapkan kata-kata kotor di hadapan Rasul Allah.'

Wajah pemuda yang malang itu menjadi merah padam dan ia gemetar ketakutan, sampai-sampai Malaikat Jibrail menampakkan diri pada Nabi dan bersabda: 'Assalamuallaikum! Allah berfirman agar engkau menyuruh orang banyak berhenti mencaci-maki pemuda yang sederhana ini. Sungguh, sumpah serapahnya yang jujur berkenan di hatiKu, melebihi doa orang-orang saleh.'

Bila kita berdoa, Tuhan melihat ke dalam hati kita dan bukan pada rumusan kata-kata.
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

MENARI TANPA KAKI

Pada suatu ketika, di sebuah kamp tconsentrasi hiduplah
seorang tahanan, yang meskipun sudah dijatuhi hukuman mati
tetap tidak merasa takut dan merdeka. Pada suatu hari ia
tampak berada di tengah-tengah lapangan penjara sedang
bermain gitar. Sejumlah besar orang berkumpul di
sekelilingnya mendengarkan alunan musiknya dan di bawah
pengaruh musik itu mereka pun menjadi tidak merasa takut.
Ketika para pembesar penjara melihat ini, mereka melarang
orang itu bermain gitar.

Akan tetapi hari berikutnya, orang itu kembali lagi di
tempat yang sama, bernyanyi dan memainkan gitar dengan
orang-orang yang jumiahnya lebih besar lagi. Dengan marah
para penjaga menyeretnya dan memotong jari-jari tangannya.

Hari berikutnya ia kembali lagi, bernyanyi dan bermain musik
sedapat-dapatnya dengan jari-jarinya yang berdarah. Kali ini
orang-orang yang datang di sekelilingnya bersorak-sorai.
Para penjaga menyeretnya lagi dan membanting gitarnya sampai
hancur.

Pada hari berikutnya ia bernyanyi dengan segenap hatinya.
Nyanyian yang sangat indah! Begitu merdu dan menyentuh hati!
Orang banyak menggabungkan diri dan selama mereka bernyanyi
hati mereka menjadi begitu jernih seperti hatinya dan jiwa
mereka menjadi tak dapat ditaklukkan seperti jiwanya. Kali
ini penjaga begitu marah sehingga mereka memotong lidah
orang itu.

Keheningan menyelimuti seluruh penjara, sesuatu yang tak
terkalahkan oleh maut.

Semua orang heran, ketika pada hari berikutnya ia kembali ke
tempat yang sama sambil berlenggang dan menari diiringi
musik yang tidak dapat didengar oleh orang lain kecuali dia
sendiri. Segera saja semua orang saling bergandengan tangan,
menari di sekitar tubuhnya yang berdarah dan hancur,
sementara para penjaga berdiri terpaku penuh kekaguman.

Karir Sudha Chandran, seorang penari klasik India, terhenti
ketika berada di puncak ketenarannya, karena kaki kanannya
harus dipotong. Sesudah ia terbiasa lagi dengan kaki tiruan,
ia kembali menari. Sangat mengherankan, ia kembali sampai ke
puncak ketenarannya. Ketika ditanya bagaimana ia dapat
melakukan hal itu, dengan sederhana ia menjawab, "Anda tidak
membutuhkan dua kaki untuk menari."

(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)

Kebahagiaan



Ada seorang pemuda terkena penyakit yang mengharuskan usus kecilnya dipotong sepanjang satu meter. Setelah operasi dilakukan, ternyata penyakit yang dideritanya tidak juga hilang. Operasi itu dilakukan sekedar membuang bagian ususnya yang sudah rusak.

Selama proses penyembuhan dari operasi, pemuda itu harus berpuasa selama 10 hari. Tidak makan dan tidak minum. Dia mendapatkan cairan tubuhnya hanya dari infus. Sesudah itu barulah dia bisa menerima minuman dan setelah beberapa hari kemudian mulai bisa makan makanan cair.

Selama berpuasa setelah operasi, saat masih terbaring di rumah sakit, istrinya menghubungi saya dan menceritakan keadaan suaminya. Lewat istrinya saya menganjurkan agar pemuda itu mengembangkan pikiran yang penuh cinta kasih.

Setelah keluar dari rumah sakit, pemuda itu datang menemui saya. Dia mengatakan bahwa saat terbaring di rumah sakit - saat merasakan kesakitan yang besar dan merasa sedih karena ternyata penyakitnya tidak bisa disembuhkan - sulit bagi dirinya untuk mengembangkan pikiran penuh cinta kasih.

Dia berkata "Saya sendiri sangat membutuhkan pertolongan. Keadaan saya sangat buruk. Bagaimana mungkin saya bisa mengembangkan pikiran cinta kasih? Bukankah saya sendiri yang sebenarnya harus dikasihani?"

Saya berkata, "Sejak Anda mulai memikirkan diri sendiri, sejak Anda mulai menuntut, maka pada saat itulah Anda mulai merasa menderita. Sebaliknya, sejak Anda mulai memikirkan orang lain, mengharapkan orang lain bahagia, justru pada saat itulah Anda mulai merasa bahagia. Dengan mengembagnkan pikiran penuh cinta kasih, saya berharap semoga penderitaan yang Anda rasakan bisa berkurang."

Pemuda-pemudi ketika masih berpacaran, mereka sangat memperhatikan pasangannya. Mereka berusaha saling membahagiakan pasangannya. Oleh karena ingin membahagiakan pasangannya, perasaan mereka dipenuhi kebahagiaan. Tetapi setelah menikah, biasanya mereka mulai banyak berharap kepada pasangannya.

Mereka menuntut pasangannya untuk ini dan itu, menuntut pasangannya untuk bersikap begini dan begitu. Ketika mereka mulai memikirkan diri sendiri dan mulai banyak menuntut, pada saat itulah penderitaan mulai datang.

Penderitaan datang saat kita menuntut orang lain untuk membahagiakan kita. Sebaliknya, kebahagiaan datang justru saat kita ingin membahagiakan orang lain.

Falsafah 5 Jari :

1.. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2.. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.

3.. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
4.. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.
5.. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf (ingatkah kamu waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking?).
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan (menulis, memegang, menolong anggota tubuh yg lain, melakukan pekerjaan, dll).
Sahabat, Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?
Falsafah ini sederhana namun sangat berarti. Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi,saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh.
Sudahkah kasih sayang kamu hari ini bertambah? hmm.......

My bag, my mind



My bag, setiap hari sebagian besar dari kita membawa tas kerja dalam perjalanan pergi dan pulang kantor. Terutama untuk kaum wanita, tas merupakan salah satu atribut penampilan yang penting.

Waktu libur, cobalah bongkar semua isi tas kita. Ternyata kadang sepertiga atau separuh dari isi tas itu adalah barang2 yg sdh tidak kita perlukan: struk ATM yg sdh buram, bungkus tissue, agenda/buku yg jarang dibaca, sekumpulan uang logam yg kotor, pen yg sdh macet, kumpulan tagihan kartu kredit bulan2 lalu, kertas2 brosur kadaluarsa dsbnya. Meski mungkin ringan tetapi umumnya barang2 yg tdk diperlukan itu terus menambah berat tas kita sehingga kita sebaiknya menyortir & membuang brg2 yg tdk berguna yg membebani tas kita.

My Mind, kadang mirip dgn My Bag diatas, pikiran kita (tanpa disadari) selama ini sering kita bebani dgn hal2 yg tdk perlu : penyesalan masa lalu, kecewa, jengkel, iri, egois, kurang kooperatif, perasaan tdk puas atas kondisi yg terjadi, rendah diri, konflik keluarga dan sebagainya. Pikiran2 yg tdk perlu itu akan terus membebani perjalanan hidup kita sehingga dampaknya raut wajah akan kelihatan suntuk, jutek, stress, hidup kurang nyaman dan yg parah adalah kita akan membenci hal-hal yg tak sesuai dgn kemauan kita.

Yang harus kita lakukan terhadap My Mind adalah sama dgn apa yang kita lakukan dengan My Bag diatas. Sortir & buanglah segala beban pikiran yg tdk ada manfaatnya itu. Lakukan itu tiap pagi dan ciptakan Positive Thinking di setiap pagi ketika kita bangun tidur.

Maka lihatlah... Kita akan menjalani hari ini dengan "ringan" dan menyenangkan... Have a great days!!