Senin, 20 Januari 2014

Nafs

Nafs atau nafsu adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti ego, diri, atau diyu (bhs. Jawa) dalam konteks ajaran Satra Jendra. Nafs merupakan konsep penting dalam tradisi Islam, terutama dalam Sufisme. Dalam keadaan belum dimurnikan, nafs (ego) merupakan level terendah status batin manusia yang bersifat hewani dan iblis, namun demikian pada dasarnya ada sisi baik dan sisi buruknya dengan kadar yang berbeda bervariasi pada setiap orang. 
Nafs mempunyai beberapa level, jenjang,status atau dalam Islam disebut makam (maqom), yaitu terdiri dari : 
1. Amarah (terendah)
2. Lawammah
3. Mulhammah
4. Mutmainah
5. Radhiah
6. Mardhiah
7. Kamaliah (tertinggi)


Salah satu tujuan sufisme adalah mencapai jenjang nafs tertinggi, oleh karena itu didalam Islam ada yang berpendapat bahwa peristiwa “Isra -Mi’raj” sebenarnya melambangkan perjalanan spiritual nabi Muhammad hingga “kelangit ke-7“ yaitu nafs Kamaliah. Jadi bukan perjalanan phisik ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem dalam waktu satu malam dengan naik kuda bersayap, masih dibumbui lagi dengan cerita2 gaib 1001 malam. Jangan dibayangkan langit itu seperti apartemen 7 lantai. Lagi2 mainstream masih berpikir seperti itu. Wisrawa paling anti dengan ajaran agama yg diselipi dogma n tahayul krn itu artinya penyesatan. Nafs sering digambarkan sebagai seekor kuda binal yang harus dilatih dan ditundukkan sehingga akhirnya dapat membawa penunggangnya ke tujuan. 


Dalam ajaran kebatinan Jawa ada juga simbol2 seperti ini misalnya dalam ajaran Pangestu. Lalu ada pihak lain yang berpendapat bahwa hanya ada 3 status ego yang penting, yaitu: 

Nafs Amarah : Pada tahap primitif nafs yang menghasut kita untuk melakukan kejahatan: ini adalah nafs sebagai diri yang terendah, naluri dasar atau Id atau Child dalam ilmu psikologi. 
Islam menekankan pentingnya memerangi nafs karena nabi Muhammad mengatakan setelah kembali dari berperang, "Kita sekarang kembali dari perjuangan kecil (Jihad Asghar) untuk perjuangan besar (Jihad Akbar) yaitu Perjuangan melawan nafs." Wisrawa berpendapat bahwa orang2 yg berjuang dengan kekerasan, dgn bedil dan pentungan, kemudian berhasil meraih pengaruh akan kepentingan tertentu adalah orang yang menang dalam perang kecil tapi kalah dalam perang besar. 

Nafs Lawammah : Ini adalah tahap dimana "hati nurani yang terbangun, bertobat dengan penuh penyesalan dan meminta pengampunan. Di sini nafs terinspirasi oleh hati anda, melihat kelemahan anda, dan bercita-cita untuk mencapai kesempurnaan jiwa. 

Dalam konteks yg sama ada semacam ritual atau praktek tentang perdamaian dan pengampunan jiwa disebut Ho-oponopono merupakan praktek kuno di Hawaii dan di pulau-pulau di seluruh Pasifik Selatan, termasuk Samoa, Tahiti dan Selandia Baru. Praktek ini menggunakan meditasi pernapasan dan mantra dalam bahasa setempat yang berarti "Saya minta maaf, maafkan saya, saya mencintaimu dan saya berterima kasih", ini bukan ritual agama tetapi kearifan lokal.

Nafs Mutmainah : atau “nafs damai". Ini adalah tahap ego yang ideal atau Super-ego atau Adult /Parent dalam ilmu psikologi. Pada tingkat ini ada keteguhan dalam iman seseorang untuk meninggalkan semua perilaku buruk sehingga jiwa menjadi tenang dan damai. Meninggalkan semua masalah duniawi dan puas dengan se-mata2 kehendak Allah (Tawakal).


Sumber: https://www.facebook.com/sutrisno.gitoatmodjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar